Chapter 7 - Part 6

'Tok tok tok'

"Masuk"

"Selamat pagi bu"

"Selamat pagi. Dengan siapa ya pak?"

"Wali murid dari Haschilla bu"

"Silahkan duduk pak"

"Dengan siapa nya Chilla pak"

"Saya kakaknya Chilla bu"

"Baiklah. Tujuan saya memanggil bapak kesini untuk memberitahukan bahwa Chilla kemarin telah berantem dengan anak kelas dua belas. Sampai anak itu cedera tangan pak" jelas guru BK yang bernama lengkap Ankara Gitasatya.

"Saya sudah mendengarkan pejelasan adik saya. Apakah wali murid Chilla saja yang dipanggil?"

"Tidak pak. Wali murid Karissa, Siska dan Anya juga pak atas kasus pembullyan dan kekerasan"

"Apakah Karissa dan temen-temennya juga di skors bu?"

"Iya pak selama seminggu"

Setelah itu masih banyak lagi percakapan antara Kennan dan Kara membahas kasus Chilla.

*

Saat ini Chilla berada didalam rumah pohon dengan banyaknya cemilan yang berserakan.

"Gue harus ngapain coba biar engga bosen?"

"Ah bosen benget"

Sedari tadi, Chilla hanya berbicara sendiri dengan mengeluhkan kebosanannya.

"Aha gimana kalo gue ke taman deket sekolah, biar entar mudah nyusul Re nya" ujar Chilla lalu ia segera bergegas menuju taman bermain deket sekolanya  tanpa membereskan sisa jajanan yang berserakan.

Sesampainya Chilla ditaman dekat sekolahnya, ia segera menuju ayunan untuk anak kecil.

Suasanan ditaman ini tidak terlalu ramai. Mungkin dikarenakan masih jam dekolah dan jam kerja. Hanya ada beberapa anak kecil yang didampingi oranh tua.

Chilla memejamkan matanya dengan sedikit mengayunkan ayunanya.

"Hey kakak-kakak SMA, kenapa kau duduk diayunan milik ku" Chilla yang mendengar teriakan itu segera membuka kedua matanya.

Didepahnya terdapat anak kecil berseragam TK sedang bersedekap dada manatap dirinya.

"Adik kecil kau sedang berbica pada ku"

"Emangnya kau melihat keberadaan siapa lagi disini?. Dan jangan pernah memanggil aku adik kecil"

Chilla mengedarkan matanya dan memang hanya dirinya lah yang berada disekitar ayunan itu.

"Adik kecil kau sangat terlihat tidak sopan sekali"

"Aku tidak peduli. Segera menyingkir dari ayunan milik ku"

"Aku tidak mau. Lagian ini ayunan umum, sejak kapan ayunan ini jadi milik mu"

"Sejak aku sering main disitu" ujar anak TK itu lagi.

"Haha kau ini sungguh tidak sopan. Lagian disana juga masih ada ayunan yang menganggur"

"Aku tidak mau aku hanya mau ayunan ini" Ujar anak TK itu sambil menarik tangan Chilla hingga terjatuh tersungker ketanah.

"Hei adik kecil sakit tau" ujar Chilla memegang lutut kanannya yang sedikir tergores.

"Emang aku peduli" jawab anak TK itu menaiki ayunanya.

"Revo kamu kemana aja. Udah berapa kali kakak bilang jangan jauh-jauh dari kakak" ujar laki-laki berseragam SMA dengan wajah yang cemas menatap anak TK tersebut.

"Lagian kakak lama banget telponanya" Chilla yang masih duduk ditanah segera bangkit dari duduknya setelah menonton interaksi anatara kakak dan adik itu.

"Eh maaf lo siapa ya" tanya laki- laki tampan itu setelah menyadari kehadiran orang lain dianatar ia dan adiknya.

"Bukan siapa siapa" jawab Chilla ingin segera berlalu.

"Tunggu" Laki- laki itu menahan lengan Chilla "Kaki lo luka apa itu gegara adek gue".

Chilla hanya diam dan menatap lenganya yang ditahan oleh laki-laki tersebut.

"Kakak apansih megang-megang tangan kakak besar. Kakak besar ini nyebelin tau engga" anak itu menarik tangan sang kakak yang memegang tangan Chilla.

"Eh adik kecil kamu ya yang nyebelin dari tadi" Chilla semakin kesal saja dengan anak TK yang bernama lengkap Revola Alfander.

"Eh kakak besar yang nyebelin. Engga tau apa ayunan itu buat anak kecil bukan anak besar" 

"Tapi ini ayunan umum. Jadi siapa saja bisa menaikinya".

"Tidak ini ayunan milik ku"

"Evo sudah. Kenapa Evo sangat tidak sopan sekali dengan orang yang lebih tua" lerai laki-laki itu.

" Evo sekarang minta maaf sama kakak ini"

"Engga, Evo engga mau"

"Evo"

"Sudah engga apa- apa, gue permisi dulu"

"Biar gue bantu obatin kaki lo dulu ya"

"Engga usah, makasih"

"Jangan nolak, aggep aja ini permintaan maaf gue karna ulah adek gue" laki-laki itu langsung menarik tangan Chilla menuju kedai es krim terdekat.

"Duduk sini dulu" Chilla hanya menurutinya saja.

"Kakak besar manja banget sih, luka kecil gitu aja lebay"

"Eh adik kecil, emang ada yang minta obatin"

"Anak besar manja, anak besar manja" ledek Revo

"Adik kecil nyebelim, adik kecil nyebelin" bales Chilla meledek Revo.

"Evo sana pesen es krimnya. Biar kakak obatin kaki kakak ini dulu"

"Siyappp" semangat Revo.

"Sini kaki lo" laki- laki itu mulai mengobati kaki Chilla.

"Aww"

"Eh maaf-maaf sakit ya"

"Sedikit" Chilla

"Nah udah selesai"

Laki- laki itu membereskan kotak P3K yang sepertinya dipinjam dari kedai es krim ini.

"Oh iya kita belum kenalan. Kenalin nama gue Rafael Alfander biasa dipanggil Rafa"

"Nama gue Haschilla Thalita Smith biasa dipanggil Chilla"

"Trus lo ko bisa ada ditaman make baju sekolah?"

"Lo juga kok bisa ditaman make baju sekolah" bales Chilla bertanya.

"Nyokap gue lagi sibuk jadi gue disuruh jemput adek gue. Adek gue kalo engga langsung dijemput entar ilang-ilangan kayak tadi. Makanya gue bolos. Kalo lo?"

"Gue diskors makanya gabut"

"Ohh.. Lo mau es krim biar gue pesenin"

"Boleh rasa vanilla ya"

"Oke tunggu disini".

*

Waktu terus berlalu, saat ini Chilla sudah berada didepan gerbang sekolahnya menunggy Reyhan. Ia tidak mau Reyhan marah lagi seperti kemarin.

"Bochilll" Reyhan masuk kedalam mobilnya.

"Apaan sih lo. Kesetanan senyum-senyum sendiri dari tadi"

"Sok tau lo"

"Bukan so tau ya, emang gue merhatiin lo dari tadi"

"Emang kalo senyum apa salahnya?"

"Engga ada sih, tapi kalo lo yang senyum persis kayak orang gila" Chilla mulai melajukan mobilnya.

"Bodo. Makan dulu yo Chill"

"Lo yang teraktir

"Rasanya emang gue terus deh yang bayar"

"Iya deng. Eh gue masih inget ya lo ada janji buat treaktir gue seminggu disekolah tapi baru dua hari lo teraktir gue".

"Iya iya gue juga inget kali"

"Siapa tau kan lo pikun. Kan lo udah bangkotan"

"Ininih ciri ciri anak dakjal"

"Dari pada lo titisan roh jahat"

***