Chereads / The 13th Fates / Chapter 29 - 29. THE GRAY

Chapter 29 - 29. THE GRAY

Kris memasuki ruang isolasi, disusul Lay dan Xiumin, kemudian Luhan paling terakhir masuk dan menutup pintu perlahan - lahan. Baekhyun yang sedari awal menemani Chanyeol langsung berdiri.

Ruangan itu mirip ruangan investigasi, berbentuk persegi, serba putih, terang cemerlang. Suhu ruangan itu normal dan sejuk dan terdapat ruang kontrol dengan kaca gelap yang berdiameter tebal. Bila memasuki ruangan ini dengan penuh amarah, amarah itu dapat di netralisasikan dengan mudah. Bahkan tidak bisa membayangkan gambaran ke kejian di ruangan ini. Ruangan itu Kris tata dan ciptakan untuk menenangkan semua forces yang hilang kendali. Chanyeol sering sekali memasuki ruangan itu, walau sering, efek dari ruangan itu masih berkerja dengan baik untuknya.

Chanyeol tertunduk, ia sangat menderita. Ia menderita bahwa ia tidak bisa bersama dengan Amber lagi, bahkan ia benci dengan keadaanya yang sekarang. Luhan bisa melihat dengan jelas bagaimana ia tersiksa dengan keadaanya. Luhan menahan dirinya agar tidak mendesah keras - keras mendengar pikiran Chanyeol yang menderita. Meskipun tak terucap, kepanikan dan pikirannya Chanyeol yang kalut mengalahkan semua pikiran lain disekitar Luhan. Chanyeol sangat cemas dan merasa bersalah, gelombang besar perasaan itu membuat Luhan ikut pilu. Rintihan Chanyeol sampai dipikiran Luhan, sangat dalam.

"Kau akan mengeksekusiku sekarang?" tanyanya lirih. Kris terdiam, bibirnya berkedut - kedut tidak tahan melihat Chanyeol yang begitu lemah.

"Pasti akan tiba saat itu, secepatnya, dan aku ingin kau memberi tau Amber, bahwa aku sangat mencintainya" lanjutnya mendayu - dayu.

"Chanyeol, aku tau ini kejadian yang sangat buruk, tapi aku tidak punya hak untuk merenggut kehidupanmu. Kau masih memiliki sesuatu yang harus kau pertahankan__cinta" ujar Kris dengan suaranya yang dalam dan menenangkan itu.

"Tidak, Kris. Dia membenciku"

"Aku membaca pikiran Amber," Luhan bersuara "ya memang benar dia marah padamu, dan aku takjub dengan segara perasaannya yang dia miliki bahwa, dia tetap mencintaimu. Dan aku sendiri sampai tidak percaya bahwa dia tidak lagi takut denganmu. Aku bisa menjamin omonganku, karena aku melihat langsung ke dalam pikirannya" jelas Luhan hati - hati, karena ia sudah berjanji dengan Amber untuk tidak membuat Chanyeol merasa terus bersalah dan membuat keadaan semakin buruk.

Terlebih Luhan membaca pikiran Amber agar tidak memberitahu Chanyeol bahwa Kai menyatakan cintanya pada Amber.

Chanyeol tersenyum sekilas "Selalu saja dia tidak masuk akal, seharusnya dia takut padaku karena aku memang sangat mengerikan, dan bila ia marah padaku karena apa yang telah ku perbuat itu juga wajar. Tapi harus berapa kali lagi aku harus membuatnya mengalami hal ini, membahayakan hidupnya" samar - samar pikiran Chanyeol teringat kembali bagaimana kejadian tadi sungguh merusak segalanya.

'Aku benar - benar tidak tau harus berbuat apa, aku hanya membawa orang yang sangat ku cintai ke dalam bahaya terus menerus. Monster ini tinggal menungguku menerima keadaan, dan akan lebih mudah pastinya bila tidak punya perasaan. Tapi apa aku harus puas dengan keadaan ku nanti, apa cinta ini masih terus berkobar selamanya walau Amber membenciku, jijik dengan keadaanku? Keadaanku yang tidak punya perasaan? Atau aku tidak akan merasakan perasaan seperti ini lagi, setelah sepenuhnya menjadi Dark forces.'

Seharusnya ingatan itu membuat Chanyeol mengeluarkan api dari tubuhnya. Namun berkat ruangan itu Chanyeol tidak dapat mengeluarkan api yang menjijikan baginya. Mengingat kembali kejadian itu ingin rasanya Chanyeol menuangkan cairan pemutih ke kepalanya dan membiarkannya menggosongkan otaknya. Membakar habis semua kenangan keji itu. Ia lebih suka otaknya rusak agar bisa menyingkirkan semua kenangan itu-jeritannya, tangisannya yang terisak - isak, begitu memilukan.

"Kau akan mengambil jalan yang benar." seru Luhan pelan menjawab pertanyaan Chanyeol yang tersirat diotaknya.

Alis Chanyeol bertaut gelisah.

'Semua akan baik-baik saja, Chanyeol. Akan ada jalan keluar yang terbaik. Kau pantas mendapatkan kebahagiaanmu.'

Chanyeol hanya mendesah menerima telepati Luhan.

"Pasti akan ada jalan keluar dari semua ini, Yeol. Dan Kau pantas untuk bahagia" Baekhyun memberi semangat, sambil merangkul Chanyeol. Senang sahabatnya selalu mendukungnya dan menerima keadaannya.

"Yeol, Aku bisa merasakan, diantara Dark Forces manapun di dunia ini yang masih eksis, barangkali Kau adalah yang paling siap menghadapi kesulitan ini. Kau bukan sekedar beda dari kami, tapi Kau yang terbaik dan paling istimewa diantara kami semuanya, aku yakin itu. Dan ingat kau bisa menjadi diantara hitam dan putih" Kris menepuk bahu Chanyeol yang lesu.

Chanyeol mengangkat bahunya.

"Aku tidak tau Kris, The Gray hanya lagenda, aku tidak akan bisa menjadi bagian itu"

"Percayalah"