Chereads / The 13th Fates / Chapter 33 - 33. ATHANATOI

Chapter 33 - 33. ATHANATOI

Langkah Amber terhenti di kaki tangga yang menuju lantai tiga. Ia selalu penasaran dengan apa yang ada di lantai tiga, terutama perpustakaan Kris yang Chanyeol ceritakan. Akhirnya rasa penasaran itu menuntun Amber naik ke lantai tiga yang di sebut sebagai perpustakaan, ruang dari segala rahasia lagenda yang berupa literatur.

Tidak ada apa-apa di lantai tiga kecuali pintu kaca buram yang tinggi. Ia berhenti sebentar di depan pintu. Di sebelah kanan tembok terdapat dua tombol, tombol yang merah bertuliskan Lock dan yang biru bertuliskan Open. Amber menekan tombol Open, pintu bergeser tanpa suara dengan otomatis.

Ketika pintu terbuka, bau kombinasi wangi pinus, tembakau dan lumut langsung menyambut hidungnya. Ruangan itu sangat luas, tertutup, sejuk, bersuhu rendah dan sesak. Sesak karena ruangan itu di desain agar tingkat kelembapan tetap rendah, agar buku-buku yang berumur ribuan tahun itu tidak rusak.

Perpustakan itu beratap tinggi, langit-langitnya berkerangka. Tidak ada jendela hanya saluran udara yang menempel di bagian dinding paling atas. Lantainya yang terbuat dari marmer di tutupi karpet merah, dinding wallpaper terang sangat pas dengan suasana perpustakaan.

Ruangan itu dipenuhi rak buku yang menjulang hingga nyaris menyentuh langit-langit ruangan, begitupun dengan ruas dindingnya dipenuhi rak buku. Ruangan itu menyimpan lebih banyak buku dari pada yang pernah Amber lihat selain di perpustakaan. Rak-rak itu bersekat berjejer rapi.

Dulunya ruangan ini adalah kumpulan beberapa ruangan, namun dinding-dindingnya disingkirkan untuk menciptakan satu ruangan luas untuk menempatkan rak-rak itu. Meja kaca berbentuk persegi delapan yang lebar dan besar mendominasi tengah-tengah ruangan, dengan tali pembatas yang mengelilingi meja itu, seolah-olah itu adalah artefak paling penting pada museum. Lalu terdapat meja dekan yang terbuat dari mahoni dan sebuah kursi kulit. Amber membayangkan Kris yang duduk disitu sambil membaca, walau Kris terlihat terlalu muda untuk menempati meja itu.

Amber melihat beberapa lukisan yang menghiasi dinding, Amber yakin lukisan - lukisan itu berusia ratusan, bahkan ribuan tahun. Amber berusaha mencari benang merah yang menghubungkan gambar-gambar itu, tapi pengamatannya yang terburu-buru tidak menghasilkan apa pun. Namun Amber rasa, beberapa sosok dalam lukisan itu terlihat tidak asing bagi Amber.

Amber menyusuri rak dibagian kanan, rak-rak itu terbuat dari kayu jati, warna permukaannya gelap dan mengilat karena di lapisi cairan pengawet kayu. Warna rak sangat kontras dengan warna dinding yang terang dan ringan, dan rak itu tidak pernah diganti dari dulu. Amber membayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat buku-buku itu, merawat buku yang sudah tua jelas lebih mahal dan sulit.

Amber menyentuh permukann rak yang sudah sangat tua itu, terasa sama lembutnya seperti kelihatannya. Amber melihat buku-buku tua Shakespeare, Jane Austen, Charlotte Bronte, J. M. Barrie, Anatole France, Vladimir Nabokov juga James Joyce. Ada juga beberapa buku dengan bahasa Ibrani dan buku-buku ilmu pengetahuan.

Amber menghampiri meja kaca persegi delapan yang terdapat buku tebal dan besar diatasnya. Amber mengitari meja itu, seperti berusaha mendapatkan angle terbaik pada sebuah artefak. Amber sangat penasaran dengan isi buku tersebut. Buku itu terlihat sangat tua bila di lihat dari jahitan jilidannya yang terlepas, sisinya berserabut dan lusuh. Sampul depannya sangat menarik Amber untuk membukanya, sampulnya berupa gambar dan simbol yang biasanya ada pada zaman kuno. Tapi tali pembatas membatasi Amber untuk meraihnya. Jelas itu sebuah prasasti bersejarah yang amat penting untuk Kris atau bahkan sejarah tentang leluhur Force terdahulu.

Mata Amber mencari tulisan peringatan untuk tidak mendekati bahkan menyentuh buku itu, tapi ia tidak menemukannya. Akhirnya karena sifat Amber yang memiliki rasa penasaran yang tinggi itu ia melangkahi tali pembatas.

Amber menyentuh permukaan buku yang terbuat dari kertas papirus, teksturnya kasar seperti kain karena sudah tua dan begitu rapuh, Amber nyaris tidak tega untuk membuka halaman pertama.

"Ternyata Luhan benar, Kau memiliki rasa ingin tau yang sangat tinggi" gelegar suara Kris mengejutkan Amber. Karena ia merasa tertangkap basah, ia langsung meloncati tali pembatas dan meminta maaf.

"I see you're a fan of 'skull-book'" gumam Amber.

"Ya, untuk laki-laki yang berumur ribuan tahun sepertiku perlu hobi untuk mengisi waktu luang, dan aku pikir mengumpulkan buku-buku klasik bagus juga"

"Itu bukan klasik, tapi kuno"

"Itu klasik untuk pria seumuranku"

"Yeah, whatever," Amber menyerah sambil memutar bola matanya.

"Dan buku itu pasti sudah sangat tua" terka Amber, tangannya terulur dengan sendirinya, menunjuk ke buku tua itu.

"Ya lebih tua dariku, lebih tua dari awal keberadaan kami"

"Kau benar-benar kolektor yang hebat. Jadi itu apa?"

"The Book of Athanatoi, Kau bisa menyebutnya ensiklopedi, apapun yang terjadi dengan dunia kami ada dibuku itu. Tapi jelas berbeda dengan ensiklopedi pada zaman milenium, zaman dulu ensiklopedi di buat sebelum kejadian itu terjadi"

"Jadi ini lebih mirip seperti buku ramalan" tebak Amber ragu-ragu.

"Jelas berbeda, ramalan hanyalah prediksi yang akan terjadi, sedangkan buku itu jelas tidak ada prediksi dan perkiraan sama sekali. Buku itu dengan jelas menggambarkan apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Kita hanya bisa menunggunya sampai itu terjadi tanpa bisa mencegahnya lagi"

Amber menatap Kris bertanya-tanya, dan Kris balas menatapnya lama sekali sebelum akhirnya melanjutkan penjelasanya kembali.

"Seperti kau yang berada di dalam cerita, kau adalah salah satu karakter dalam cerita itu, dan kau akan mengikuti peranmu sampai akhir cerita, tanpa bisa mengubah apapun"

"Tapi ini kan bukan dalam buku, kau hidup di dunia yang sesungguhnya, pasti ada cara untuk menghindari suatu yang buruk"

"Amber, perlu kau ketahui, buku ini dibuat oleh prajurit penjelajah waktu pertama yang sudah berkelana ke masa - masa depan."

Kris yakin Amber masih belum sepenuhnya paham.

"Biar aku tunjukkan padamu" Kris menarik Amber ke sisi meja itu.

Kris membuka kaitan tali pembatas. Ia mengambil sarung tangan dari saku jaketnya dan memasangkan ke dua tangannya. Kris membuka lembaran pertama buku itu dengan sangat hati-hati. Buku itu sudah sangat lapuk bila dicium dari baunya kombinasi aroma rumput, serabut kayu, bau apak dan asam asetat.

Bahasa yang digunakan dalam buku itu adalah bahasa persia kuno, tulisan di dalamnya berupa simbol-simbol berbentuk lengkungan-lengkungan rumit dan terdapat banyak gambar. Kris terus membuka tiap lembar halaman perlahan - lahan, beberapa halaman terlepas dari jilidanya yang hanya di jahit dengan benang wol. Kris terhenti pada sebuah halaman dengan simbol yang paling besar, lebih besar dari pada simbol yang berada pada sampul halaman. Kris memperhatikan dengan seksama halaman itu, merabanya dan menunjuk simbol yang tertera pada halaman itu.

"The 13th Fates" telunjuk Kris yang panjang beralih ketulisan bagian paling bawah, sebuah catatan kaki "13 pasukan Athanatoi (Pasukan Abadi), hanya yang paling sengit yang dapat mengalahkannya" ujarnya, lalu membuka halaman selanjutnya.

Halaman ini lebih mencengangkan dan menarik, bukan sebuah simbol tapi berupa gambar yang terlihat modern, seperti karakter pada komik dengan detail sempurna yang di gambar dengan getah karet yang diberi pewarna alami.

"The Blank Slate, dia adalah pengendali kosmik yang sangat kuat dan hebat. Ia bisa mengeluarkan racun dari kekuatan kosmiknya. Walau ia buta dia tetap bisa melihat dalam pandangan matanya yang gelap dan ia memiliki kekuatan psionik terhebat sepanjang sejarah" Di gambar itu menunjukan seorang pria berpakaian biksu dengan sorban putih menutupi kepalanya, matanya ditutupi kain putih, dan mengeluarkan cahaya kosmik berwarna oranye dari tangannya. Kris membuka lembar selanjutnya dengan perlahan.

Di halaman selanjutnya, The Energy Sourcing menggambarkan sosok menggunakan baju kekaisaran romawi. Kris menceritakan Force nomer dua ini memiliki kekuatan dapat mengubah segala unsur mineral menjadi racun dan segala unsur logam menjadi mencair dan mengubahnya menjadi atom. Bahkan mampu memanipulasi segara unsur bumi menjadi senjata mematikan untuk menghancurkan suatu negara.

Kemudian Manteia Alea Jacta, menggambarkan sosok keji, dia dapat menyerap nyawa Force dengan sentuhannya dan bersekutu dengan iblis. Kris bercerita, awal mula kalimat frasa Latin Alea Iacta Est adalah dari nama Force si pencabut nyawa tersebut yang bernama Alea Jacta.

Selanjutnya The Moon Knight dari Klan yang sama dengan leluhur Baekhyun, Klan Moon. Ia seorang petarung yang hebat sekaligus guru dari seluruh Assassin berbagai Klan. Selain hebat dalam bertarung ia juga seorang telepatis, berbalut jubah hitam dan berbagai aksesoris khas prajurit dengan membawa dua katana di punggungnya dan pisau sabit di tangannya.

Lalu The Naked Eye memiliki telekenesis, supersense, insting binatang, penciuman tajam, pendengaran setajam kelelawar, dapat menangkap sonar, super cepat, super kuat dan penglihatan luar biasa tajam, bahkan dapat melihat dalam gelap. Ia juga Effective Teleporter seperti Kai, dan dapat menduplikasi diri hingga mengecohkan lawan.

The Blink Warlock, di gambar itu ia digambarkan rambutnya berwarna pirang dan mengenakan setelan serba merah nan seksi. Tatapannya sangat keji dan wajahnya mencerminkan kemarahan. Tangan kirinya menggenggam kalung dengan bandulan yang menyala berwarna biru sapir sebagai pusat kemampuan mantranya. Ia memiliki kemampuan magis yang sangat kuat, ahli dalam mengendalikan makluk Soulless, serangan mantra-mantra mematikan yang dapat mencuri kemampuan force lain dan untuk mempertahankan diri. Ia juga dapat berubah menjadi bentuk berlian dan berteleportasi dengan media kristal hitam.

Kris tersenyum bangga ketika membuka lembaran selanjutnya.

"Selanjutnya The Traveler. Dia temanku, namanya Tao. Dia Assassin dari Klan Wonderer sekaligus Time control yang sangat hebat, apapun yang berkaitan dengan waktu, ia bisa mengentikan, mengembalikan, menjelajahi waktu yang ia ingin." Katanya, seperti seorang Ibu yang memamerkan anaknya yang berprestasi.

Digambar itu Tao digambarkan kulitnya nyaris berwarna perunggu, terlihat cocok sekali dengan warna rambutnya yang hitam. Tatapannya tajam dan berparas rupawan, ia memegang tongkat berwarna silver terbuat dari Vibranium, kedua sisi tongkat itu runcing dan bertentakel. Ia mengenakan baju prajurit khas Persia sehingga memperlihatkan lengannya yang kekar.

"Kau harus tau, dia lahir di tahun 6390, dia datang ke 500 tahun sebelum masehi untuk membantu Persia"

"Tao bercerita dia pernah berkelana hingga tahun 13309. Saat itu bulan tak lagi bulat, bumi tak lagi hijau, seluruhnya es, tanah, batu dan hanya ada dua musim, salju dan panas. Matahari berwarna ungu, planet-planet terlihat sangat dekat dan Jupiter paling dekat. Tao mengatakan jumlah planet ditata surya ada jutaan planet. Namun planet yang biasa kita ketahui di tata surya sudah hancur. Yang tersisa hanya Jupiter sebagai Mother Earth, dia juga bercerita bumi dimasa datang dapat menyembuhkan diri dengan cepat"

Amber merasa rahangnya seperti copot, ketika mendengar bumi setua itu. Sadar mulutnya terbuka cukup lebar dan terkesiap dengan suara keras, buru-buru Amber menutup mulutnya. Walau Amber yakin ia tidak hidup sampai sejauh itu, tapi itu cukup membuatnya bergidik membayangkan dunia di masa depan. Amber menggelengkan kepala masih tidak percaya bumi akan setua itu, walau keadaanya jelas sulit dibayangkan.

"Sekarang dia dimana?"

"Hmm..pertanyaan yang bagus, dia bertahan di tahun sekarang dan tinggal di kaki gunung Olympic"

"Wow, pasti sangat menyenangkan bisa menjelajahi waktu" tutur Amber penuh kekaguman.

Kris tersenyum dan melanjutkan halaman selanjutnya "Kemudian selanjutnya ada The Dark Enchanter,"

Dia adalah telepatis terhebat sepanjang sejarah. Dimana dia tidak perlu berkeringat untuk membunuh atau sekedar melukai seseorang. Bahkan dengan kekuatan telepatinya dia dapat meledakkan kepala manusia dengan pyshco blast dari jarak jauh sekalipun. Dia juga memiliki kemampuan psionik yang dapat digunakan untuk menguasai pikiran seseorang, bahkan seluruh orang dalam satu ruangan. Ia juga dapat memberikan amnesia jangka panjang dan membuat orang-orang melakukan apapun yang ia perintah. Sosok itu cantik sekali, rambutnya berwarna pirang nyaris putih dan warna matanya berwarna abu - abu terang. Sosok itu menggunakan gaun berwarna putih dengan mahkota bunga di kepalanya, walau begitu ia adalah sosok yang pernah membuat Klan Dragon kalang kabut karena kedatangannya. Ia mampu memasukan ilusi realistis ke dalam pikiran orang lain, keseluruhan dia mampu mempengaruhi mental orang lain.

"Dan dia satu - satunya Dark Force yang berhasil mengendalikan Alter egonya dengan baik. Hal itu terjadi setelah ia selesai melakukan pembantaian psikis terhadap penangkapan kakaknya..." mendadak Kris terhenti, sejurus kemudian ia melamun dengan wajah kaku, rahangnya menegang.

"Oke," sahut Amber membuyarkan lamunannya "kelihatannya dia sangat mematikan"

"Maaf, aku hanya teringat masa - masa suram klan ku pada saat itu" bibir Kris bergetar saat mengatakannya, seolah-olah ada hal lebih yang seharusnya disampaikan.

"Kalau aku boleh tau, memang siapa kakaknya? Dan kejahatan apa hingga membuatnya tertangkap oleh Klan Dragon"

"Ceritanya sangat rumit, dan di halaman selanjutnya adalah Force yang kau tanyakan" Kris membalikan lembar berikutnya.

"The All-In-One, dia adalah kakak kandung dari Dark Enchanter. Dia dapat meniru kemampuan force lain melalui kontak fisik dan memproyeksikan kekuatan tujuh kali lebih hebat dari Force yang ia tiru kemampuannya dengan hasil yang berbeda. Bahkan kadang - kadang secara permanen. Dia juga dapat menyembuhkan diri dengan cepat seperti Lay. Sebenarnya seluruh 13th fates memiliki kemampuan tak terbatas, tapi yang ini diatas rata-rata"

Di gambarannya The All-In-One mengendarai Pegasus sambil mengangkat pedang mematikan yang terbuat dari tulang naga Kristal biru .

"Wow, itu Pegasus asli? Apa dia benar - benar tinggal di bumi?" tanya Amber penasaran yang kelewat takjub dengan Force tersebut. Karena tampakanya yang satu ini kelewat tampan. Wajahnya bergitu bersinar, bermata abu-abu terang, berambut gelap dan mengenakan jubah biru satin yang dapat melayang dan dapat menahan serangan peluru dan pedang.

"Amber, ketahuilah bahwa bumi sangat - sangat luas dan penuh misteri. Dimana makhluk mitos dan lagenda dapat hidup berdampingan dengan force"

"Dimana aku bisa melihat makhluk - makhluk mitos itu?"

"Untuk Pegasus, kau dapat menemukannya dengan cara mengorbankan satu nyawa seseorang yang kau sayangi"

"Apa? Untuk menemukan hewan secantik itu harus mempertaruhkan nyawa seseorang yang kita sayangi"

"Siapapun yang dapat mengendalikan Pegasus pasti memiliki gelar paling tinggi dan paling sengit."

Kris melanjutkan ceritanya bahwa The All-In-One juga mendapat gelar grandmaster karena berhasil menguasai teknik beladiri tingkat tinggi dan ahli dalam segala jenis senjata. Karena hal itulah The All-In-One pernah menjadi force paling berbahaya dan paling ditakuti lantaran kehebatannya dalam beladiri dan kemampuan sejatinya. The All-In-One juga memiliki ilmu prekognitif. Dari kemampuannya itu, The All-In-One dapat mengetahui kenangan, bakat, dan kepribadian seseorang dengan menyentuh kepala. Karena kemampuan prekognitifnya, adiknya pun tidak dapat menguasai pikirannya, karena perisai kognitif yang terdapat di pikirannya. The All-In-One sampai saat ini masih mempertahankan 4 kekuatan elemen air, api, tanah dan angin yang ia tiru sebelumnya menjadi tanpa batas.

"Wah, apakah mereka anak manis yang nakal seperti Hansel dan Gretel?"

Kris tertawa dengan renyah sambil mengusap lembut puncak kepala Amber.

"Yah, mereka memang anak nakal tapi tidak sejahat yang berikutnya," Kris mulai membuka lembaran selanjutnya lagi.

"Master of Evil"

"Hee..Heechul," ujar Amber tercekat.

"Ya, kau sudah tau ia sehebat apa, dia juga sudah ditakdirkan kedatangannya, dan kematiannya pun sudah ditakdirkan seperti apa, ini," Kris menunjuk catatan kaki dibawahnya. Masing-masing gambar memiliki catatan kaki, catatan kaki itu adalah keterangan bagaimana membunuh mereka.

"Hanya seorang Soul Control and Manipulation satu - satunya didunia yang dapat membunuhnya. Seseorang yang hidupnya lebih gelap dari Master of Evil," kata Kris membaca catatan kaki pada gambar Heechul. "Perlu kau ketahui juga bahwa Soul control adalah Dark Force, Amber" tambahnya.

"Sama seperti Chanyeol dan The Dark Enchanter" tandas Amber.

"Ya, tapi sayang sekali dia mati bunuh diri, karena dia tidak tahan selalu dipenuhi halusinasi dari kemampuannya sendiri. Dia selalu menyaksikan kematian ke dua orangtua dan pasangan hidupnya dalam halusinasinya."

"Kenapa tidak ada yang mencegahnya?"

"Sudah aku katakan hidup mati kaum kami sudah ada dalam buku ini dan bagaimana kami akan mati. Begitupun dengan si pengendali jiwa. Chen bercerita, dia dan Dark Enchanter pernah bertemu dengannya sekali untuk menawarkan bantuan, tapi dia menolak dan malah mengancamnya. Hingga pikiraanya tertutup kabut hitam karena sudah dikuasai alter egonya dan tidak dapat dimasuki oleh Dark Enchanter lagi. Dia sosok yang penyendiri, dan hal itu memperburuk keadaanya, apa lagi dia adalaha Dark Forces. Seorang Dark Forces harus ditangani dengan baik dan lebih sulit pastinya" Kris menegaskan pada kalimat terakhir. Beruntung Kris menemukan Chanyeol, ia menjadi lebih terkendali. Kris melanjutkan membuka halaman selanjutnya.

"Dan kau sudah tau bagaimana kau akan mati" tanya Amber.

"Tidak, dibuku ini hanya menjelaskan The 13th Fates, karena mereka adalah yang terhebat dalam sejarahnya. Lalu sisanya seperti Force lain, buku ini mengatakan bahwa kami akan mati karena suatu kehancuran"

"Seperti kiamat" tandas Amber.

"Mungkin. Menurut kepercayaan kami semua makhluk akan berakhir seperti itu, tapi apa yang membuat kehancurannya, kami tidak pernah tau" tatapannya penuh kasih sayang, seperti Ayah kepada anaknya.

"Kalian memiliki kepercayaan?"

"Tentu saja, walau kami abadi, kami masih percaya ke Tuhan-an dan adanya surga dan neraka. Sejujurnya Aku tidak begitu mengerti apa-apa soal kepercayaan. Tapi, kebanyakan kaum kami adalah penganut Zeroaster"

"Monoteis" seru Amber.

"Ya, tapi jelas sulit untuk menetap pada kepercayaan" Kris mengangkat sebelah alisnya, membuatnya semakin menawan saja.

"Selanjutnya, tentu saja The Soul Control and Manipulation"

Amber menunjuk ke catatan kaki dibawah gambar "Dan ini catatan bagaimana dia mati?"

"Benar"

"Jadi semuanya sudah mati?"

"Ya, beberapa diantaranya"