Chereads / The 13th Fates / Chapter 26 - 26. SURRENDER

Chapter 26 - 26. SURRENDER

Luhan bisa mendengar pikiran yang sangat kuat dari kejauahan yang makin lama semakin mendekat, pikiran itu cukup mengganggu.

Luhan terdiam ketika sosok itu mendekat dan semakin jelas melihat apa yang ada dipikirkannya; api hitam yang menggelora, gelegar geraman berupa ancaman, jeritan seseorang yang suaranya tidak asing untuknya, dan sosok pria yang terkulai lemah.

Luhan bisa merasakan monster itu tersentak menyerah, ketika sosok mengerikan itu menatap sepasang bola mata hangat yang penuh ketakutan dan kilatan panik yang menyeruak dari mata seorang gadis. Tatapan itu mengakibatkan hentakannya yang begitu keras hingga melonggarkan ikatan kuat dalam benaknya yang seperti menghancurkan sosok monster yang biadab.

Dengan setting tempat yang asing bagi Luhan, di gang sepi. Luhan juga melihat pikiran itu berusaha menahan pikiran yang lainnya, kelebatan yang kabur seperti terutup asap jernih dipengelihatan itu, ketika melihat siluet dua sejoli sedang berciuman, dan pikiran itu terus menerus menyebut dua nama seolah - olah diucapkan dengan berteriak sangat keras, Amber dan Kai. Sadarlah Luhan apa yang telah terjadi.

Pikiran Luhan menyeruak tak terkendali seperti menyesakkaan seisi ruangan, pikiran itu seperti debu yang berterbangan hingga semua orang dapat menyerapnya. Semua orang diruangan itu tersentak ketika menyaring pikiran yang Luhan dapat dan begitu jelas seolah - olah pikiran itu berterbangan di udara dan memenuhi ruangan itu.

"Chanyeol" Suara Luhan bergetar, semua menatap Luhan kemudian berdiri menatap pintu.

"Kai!" geram Kyungsoo.

'DASAR TOLOL! IDIOT! EGOIS! MEMALUKAN!' Sehun melontarkan kata - kata itu untuk Chanyeol didalam benaknya.

'Chanyeol sangat berbahaya berada dikelompok ini, Kris melakukan penyimpangan dan menentang hukum karena telah mempertahankan sesuatu yang seharusnya dimusnahkan. Seharusnya ia menjadi sesuatu yang harus dihancurkan'. Xiumin berkutat dengan emosinya.

'Chanyeol kenapa kau melakukan itu?Kau membuat kami kecewa saja'. Baekhyun menatap pintu dengan tatapan gusar.

Para forces bediri mematung memandangi pintu.

Kleek..

Chanyeol masuk dan menutup pintu dengan tubuhnya, Chanyeol berjalan terseok - seok dengan menundukkan kepalanya, pundaknya lemah.

Beribu - ribu kenangan yang terpatri diotaknya langsung terbaca jelas oleh Luhan, bisa Luhan rasakan kepedihan yang hebat yang membayang di otaknya, ia putus asa, kesal dan marah pada dirinya sendiri. Selama sedetik Luhan terpaku dengan ekspresi yang ditunjukannya ketika ia berusaha mengangkat kepalanya, memperlihatkan ekspresi wajahnya yang sangat lelah.

Berjuta - juta kata dari forces lain berkelebat diotak Luhan, namun hanya ada satu suara, dan kata - kata yang terlontar lagi - lagi seperti berteriak, itu suara Chanyeol, dia ingin mati.

Chanyeol berhenti beberapa meter dari forces. Mata Chanyeol melihat forces satu persatu yang sedang memperhatikannya dengan cemas, beberapa ada yang memasang wajah garang, terutama Kyungsoo, Xiumin dan Chen, seperti melihat musuh.

'Oh kalian berkumpul, baguslah' . ujar Chanyeol dalam benaknya.

'Oh Kris' panggil Luhan langsung cemas lewat telepatinya.

Baekhyun iba melihat ekspresi Chanyeol yang tak dapat diungkapkan dengan kata - kata. Baekhyun memang orang yang paling lama mengenal Chanyeol, ia sering melihatnya marah, ia sering melihatnya putus asa, dan ia juga sering melihatnya kesakitan menahan api disekujur tubuhnya yang seperti membakarnya hidup - hidup. Tapi ini lebih dari menderita.

"Kalian pasti sudah melihatnya," ucapnya gelisah sambil menatap Luhan, karena ia tau semua pasti sudah mengetahui apa yang terjadi padanya lewat telepati Luhan.

Chanyeol menatap Kris dengan penuh harap "aku sudah siap untuk dieksekusi"

Lututnya terkulai, tak sanggup menopang berat tubuhnya yang goyah, ia terjatuh dengan posisi tangan bertumpu di lantai, kepalanya merunduk ke lantai, seperti sedang mengaku dosa kepada bumi. Semua forces memperhatikan Chanyeol yang terkulai di hadapan mereka, tak berdaya, pasrah untuk dieksekusi tanpa perlawanan. Sekujur tubuhnya kembali panas, jari-jarinya gemetar gelisah, siap dan menunggu eksekusi itu sambil merenungkan kesalahanya.

'Mungkin memang sudah cukup sampai disini, aku tidak bisa menjinakan monster dalam diriku. Monster ini tidak bisa memberikanku pilihan lain, pilihan seperti yang aku inginkan. Selamanya aku akan menjadi Dark forces yang tak berperasaan. Tidak ada harapan lagi untuk bisa tetap bersamanya, dia pasti membenciku, sebenci diriku dengan monster ini dengan segenap rasa. Dan ini lah yang pantas aku bayar atas semua kejadian ini. Aku akan benar - benar kehilangannya, aku pantas menerima ini, demi keselamatanya dan keselamatan orang - orang yang berada di sekitarku'.

"Amber, Aku mencintaimu" ucapnya sangat pelan sambil memejamkan mata.

'Chanyeol apa yang kau lakukan?' . Sikap Chanyeol yang tidak berdaya membuat Baekhyun kesal dan ingin menghambur menolongnya untuk berdiri bukan pasrah untuk di eksekusi.

Chanyeol berusaha mengangkat kepala karena menunggu eksekusi itu, Baekhyun melihat mata Chanyeol yang separo sinting separo letih ketika mendongak. Luhan bahkan tidak bisa menikmati penderitaan Chanyeol, apa lagi ia bisa mendengar jelas semua yang terlontar dari pikiran Chanyeol. Sesaat Chanyeol membalas tatapan Luhan dari wajahnya yang mengharu biru di balik selubung penguasaan diri yang tipis.

Kyungsoo bak pahlawan kesiangan, berupaya membalas dendam atas yang dialami sahabatnya, ia mau mengambil alih mengeksekusi itu. Menjadi forces dan masa lalunya yang kelam membuat Kyungsoo kehilangan belas kasihannya terhadap orang lain.

'Dia harus merasakan akibat dari perbuatannya?' geram Kyungsoo dalam pikirannya.

Pikiran licik itu nyaris membuatnya tersenyum, hati Kyungsoo begitu penuh kebencian. Hanya tiga detik berlalu saat ia mengambil keputusan itu. Dengan hati dingin dicekam rasa kebencian yang meluap, kedua pundak Kyungsoo mulai bergetar karena amarah.

"Ya ampun, Kyungsoo," seru Suho panik "kendalikan dirimu!" Suho yang disampingnya berusaha menenangkannya, namun ia tidak berani menyentuhnya.

Getaran itu semakin cepat. Kyungsoo sudah mencondongkan badan, siap menerjang Chanyeol yang masih berlutut dilantai. Kyungsoo memelototi Chanyeol dengan garang, suara geraman menyeruak dari dadanya. Getaran tubuh Kyungsoo itu mengguncang - guncang tubuhnya, semakin lama semakin cepat, Kyungsoo terlihat seperti bergetar hebat.

Kemudian Kyungsoo mengertakan gigi kuat kuat, geraman buas Kyungso menyeruak meledak ke penjuru ruangan. Tidak ada satupun yang mengira reaksi Kyungsoo begitu hebat begitupun dengan Luhan yang seperti tenggelam dalam samudera kepedihan di pikiran Chanyeol. Pikiran Chanyeol yang kuat mengalahkan segala pikiran disekitarnya, namun ketika Luhan menyadari tindakan Kyungsoo, ia sadar semuanya telah terlambat.

Luhan sempat membaca pikiran Kyungsoo sebelum serangan keji yang mendadak dari Kyungsoo terjadi hanya sepersekian detik. Luhan mencegah Kyungsoo dengan menahan sebelah pundaknya yang bergetar dan itu adalah kesalahan fatal. Kyungsoo mendorong tubuh Luhan dengan satu tangan, tubuh Luhan terhempas hingga membentur sudut kanan dinding. Benturan tubuhnya menghancurkan frame foto-foto di dinding, kemudian ia terpelanting ke meja display yang terdapat pajangan vas kristal dan barang antik hingga akhirnya tubuh Luhan jatuh tersungkur dilantai.

"Luhan!" Sehun dan Lay berteriak berbarengan.

Ketegangan langsung menyeruak ke seisi ruangan. Tubuh Luhan tergeletak berlumuran darah terkena serpihan kaca frame, dua tulang rusuknya patah karena Kyungsoo mendorongnya sangat kuat. Sehun dan Lay menghampiri Luhan untuk memberikan pertolongan.

Melihat ketegangan itu, cepat-cepat Baekhyun bertindak untuk melindungi Chanyeol, ia berlari ke arah Chanyeol untuk menghadang serangan Kyungsoo. Ia langsung mengeluarkan sinar yang membutakan mata dari tangannya, saat itu juga Kyungsoo mengehentikan langkahnya.

Kris yang memiliki gerakan superspeed langsung sampai ketengah dan menerjang tubuh Kyungsoo hingga terjengkang menabrak meja dan terbelah menjadi dua. Kyungsoo jungkir balik siap menyerang kembali, pandanganya sudah kembali seperti semula.

Geraman mengerikan dari Kyungsoo masih menyeruak, ia tidak berhenti dan kembali bangkit. Kyungsoo memang sulit dihentikan ketika dia sedang beraksi. Kyungsoo meloncati sofa dengan luwes, dan nyaris menerjang Baekhyun.

"Chen" pekik Kris.

Chen langsung merespon maksud Kris, ia bersiap - siap dengan setrumannya, secepat kilat Chen menghampiri Kyungsoo dan mencekiknya. Chen mengeluarkan sengatan listrik yang dapat mematikan saraf gerak dengan sentuhan, Kyungsoo mengatupkan bibirnya menahan sakit.

"Kyungsoo! Tenang!" Chen memerintahkan.

Detik berikutnya Kris menyambar Kyungsoo dari belakang, menguncinya dalam pitingan tangan yang kuat. Kyungsoo tidak dapat memberontak terlebih Chen masih menyetrumnya yang sekarang tepat di kedua pergelangan tangan Kyungsoo, namun matanya yang liar dan kosong masih terfokus pada Chanyeol.

"Xiumin, Suho, bantu aku!" perintah Kris. Xiumin dan Suho yang masih syok dengan apa yang terjadi langsung turun tangan untuk membantu

"Bawa Kyungsoo ke ruang isolasi" Kris melepaskan pitinganya. Chen menaikan volt sengatannya, Kyungsoo memekik kesakitan lututnya tertekuk dilantai, saat itu juga Chen melepaskan genggamannya. Xiumin dan Suho mengangkat tubuhnya, melingkarkan lengan Kyungsoo ke leher mereka masing-masing dan menyeretnya ke ruang isolasi. Chen mengiringi dari belakang untuk berjaga - jaga bila sewaktu waktu efek melumpuhkannya itu hilang.

"Ayo bangun, Yeol" Baekhyun mengulurkan tanganya untuk membantu Chanyeol yang masih berlutut di lantai. Wajahnya terperanga tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, kejadiannya begitu cepat, dan mata telanjangnya juga tidak dapat menangkap gerakan Kris dan Chen yang sangat cepat melumpuhkan Kyungsoo.

"Baekhyun, bawa Chanyeol ke ruang isolasi lain" perintah Kris. Baekhyun mengangguk lalu menarik lengan Chanyeol dan menggiringnya. Untuk kesekian kalinya Chanyeol di karantina, namun kali ini tidak ada perlawanan darinya ia pasrah saja. Biasanya Xiumin yang satu satunya forces yang dapat menyentuhnya kadang dibantu Chen dengan kejutan listriknya yang melumpuhkan itu untuk menggeretnya masuk, atau Luhan dengan telekenesisnya yang langsung melempar tubuhnya kedalam ruangan itu.

Kris menghampiri Luhan yang sudah siuman dan tengah duduk bersandar di dinding. Kemeja biru mudanya penuh noda darah, luka robek karena serpihan kaca disekujur tubuhnya sudah hilang, tinggal jejak bekas aliran darah dari sepanjang pipi bagian kanan hingga lehernya yang tertinggal.

Kris berlutut di hadapan Luhan, mencondongkan tubuh untuk memeriksa keadaannya. "Bagaimana keadannmu?" tanya Kris, suaranya tetap tenang. Pengalaman menjadi keeper selama berabad-abad tergambar jelas dalam suaranya yang tenang dan berwibawa.

"Dia sudah pulih" Lay menjawab pertanyaan Kris.

"Maafkan aku, ini salahku karena tidak fokus" ucap Luhan lirih. Sehun memegangi pundak Luhan seraya menenangkan dengan tatapan gelisah

"Itu bukan salahmu," hibur Kris sambil terkekeh. "Itu biasa terjadi pada siapa pun."

"Tapi kalau aku lebih fokus, hal itu tidak akan terjadi, biasanya kan seperti itu"

Kris hanya tersenyum menanggapi Luhan, tapi Luhan bisa membaca arti dari senyuman itu di kepala Kris. Namun ketenangan sikap Kris sama tenangnya dengan pikirannya. Tak tampak secercah pun kepanikan di wajahnya.

"This house is a mess" Luhan memandang ke seisi ruangan yang berantakan.

"Biar aku dan Sehun yang membereskan ini" Kris menatap Sehun, Sehun mengangguk setuju.

"Biar aku saja yang mengerjakan bagianmu, Kris. Lagi pula Kyungsoo dan Chanyeol pasti memerlukan bantuanmu sekarang" Luhan menawarkan diri.

"Suho sudah menangani Kyungsoo, hanya Suho yang dapat menenangkan pikiranya, dan aku yakin Chanyeol dalam kondisi baik, lagi pula ada Baekhyun yang siap mendengarkan keluh kesahnya"

"Iya aku tau," Luhan tersenyum sendu "tapi biarkan aku membantumu, lagi pula telekenesisku sangat berguna untuk menyapu lantai" ujar Luhan sambil memperhatikan serpihan kaca yang berserakan dilantai.

"Masalah sapu menyapu, aku ahlinya" ledek Sehun. Sehun memang dapat menyapu serpihan kaca itu sampai bersih dengan vortex breath-nya.

'Kau mau membantu karena merasa bersalah?' tanya Kris dalam benaknya.

'Ya, Kris' Balas Luhan 'dan aku akan merasa tidak enak bila tidak melakukan apa - apa karena dampak dari kekacauan ini' lanjut Luhan dalam benaknya.

Kris tersenyum "Terserah padamu"

Xiumin, Chen dan Baekhyun keluar dari lorong berbarengan, wajah mereka tampak letih.

"Bagaimana keadaan mereka?"

"Suho menangani Kyungsoo dengan baik" jawab Xiumin.

"Lalu bagaimana dengan Chanyeol?"

"Dia sedang ingin sendiri" Baekhyun mendesah "aku khawatir dengannya, aku tidak pernah melihatnya selemah dan seputus asa itu" lanjut Baekhyun.

"Aku juga begitu" Kris mengerutkan alisnya yang hitam.