Chereads / chove / Chapter 6 - 5. senang atau sedih?

Chapter 6 - 5. senang atau sedih?

🌧🌧🌧

"anggap saja sikapnya memang seperti itu ke orang-orang, termasuk ke kamu"

•••

MATAHARI pagi mulai memancarkan sinarnya, kicauan burung terdengar sampai ke dalam kamar Alesha, gadis itu sudah bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

"Ma, Alesha berangkat ya," seru Alesha pada mamanya.

"Hati-hati ya," jawab mamanya hanya mendapat anggukan kecil oleh putrinya itu.

Gadis itu berjalan keluar rumah, pandangan matanya menyapu bersih halaman rumahnya. Ia tak menemukan sesuatu yang ia cari. Untung hari ini gak ada, batin Alesha.

Tiba-tiba langkah gadis itu terhenti, mendapati mobil berwarna hitam didepan gerbang rumahnya, Alesha mengendus kesal, yang ia bayangkan bukan kenyataan.

Alesha melangkah, mencoba menjauhi mobil di depannya, ia berpura-pura tidak melihat, tiba-tiba saja kaca mobil itu berbuka menampakan sang pemilik mobil, siapa lagi kalau bukan Dhafin si pria dingin yang tiba-tiba selalu ada di hari-hari Alesha.

"Buruan masuk nanti telat." Ujar orang yang tengah berada di dalam mobil itu.

Alesha menghela nafasnya, perlahan ia masuk ke mobil itu.

"Kak Dhafin kenapa sih tiap hari nganter aku?"

"Karna gue mau," jawabnya santai.

Alesha memejamkan matanya perlahan seraya menghela nafas.

"Besok gak usah dianter lagi kak, aku gak nyaman dan aku gak mau jadi bahan gosip anak-anak sekolah, aku juga lagi gak mau pacaran," ucapnya terang-terangan.

Dhafin menatap kedua bola mata Alesha tajam.

"Belum saatnya." Jawabnya masih dengan tatapan yang sama.

Mata Alesha membulat, ia tak mengerti yang dimaksud oleh pria di sampingnya itu.

"Yaudah terserah kakak aja."

"Ya. Selagi lo gak suka sama gue gak papa," lanjut Dhafin.

"Udah aku bilang, itu gak akan terjadi."

"Baguslah."

•••

Alesha telah tiba di kelasnya, ia menaruh tasnya di kursi di samping Dira.

"Sha gimana tuh kemaren," tanya Dira penasaran.

"Gue cuma main bentar ngelepasin kelelahan aja Dir, bukan berarti gua deket sama dia."

"Yauda deh iya, satu pesen gue, kalo lo gak ada perasaan jauhin aja Sha, daripada lo sakit," ucap Dira memberi saran.

"Iya Dir, lagipula gue gak tau maksud tujuan dia apaan."

•••

Kini bel pulang sekolah telah berbunyi, Alesha berjalan sendirian melewati koridor sekolahnya. Karena Dira dan Casa sudah pulang sedari tadi. Tiba-tiba langkahnya terhenti, ia melihat seorang gadis dengan kedua tangan yang dilipat dengan tatapan sinis ke arah Alesha.

"Duh, katanya gak kenal sama Dhafin, tapi kabarnya kemarin jalan sama dia, ckck." Ucap gadis itu dengan raut wajah tidak suka.

Alesha menghela nafasnya, ia sedang merasa lelah, tak dihiraukan Alesha melanjutkan langkah kakinya yang terhenti tadi.

"Eh mbanya takut ya!" Ucap gadis itu lagi. "Dasar murah." Lanjutnya. Sebenarnya Alesha malas meladeni manusia macam Kyra itu, tapi dia juga tidak terima dirinya dibilang sebagai perempuan murah. Ia melangkah mendekati Kyra.

Ia menghela nafasnya perlahan seraya menatap sinis kakak kelas di depannya ini.

"Jaga mulutnya, yang mahal gak akan ngomongin orang lain murah, hehe," katanya menahan emosi.

"Kita liat aja nanti." Tantang Kyra pada Alesha.

Alesha berjalan menjauh sambil menggelengkan kepalanya perlahan. Dia benar-benar kesal dengan gadis itu.

•••

Alesha telah berada di depan gerbang sekolah. Tiba-tiba seorang pria berjalan mendekat.

"Kenapa gak bales chat gue?" Ujar pria itu.

"Aku belum buka handphone." Jawabnya.

"Ayok pulang."

Alesha mengikutinya tanpa menolak, ntah ada apa dengan seorang Alesha. Mungkin ia sedang lelah.

Di sepanjang perjalanan kedua remaja itu hanya terdiam, tak ada yang memulai pembicaraan. Alesha hanya sibuk dengan handphone nya, sedangkan pria di sampingnya sedang fokus menyetir.

Alesha turun dari mobil tersebut, dan mulai melangkah menjauhi mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun.

•••

Alesha merebahkan tubuhnya pada kasur di kamarnya. Apasih yang sebenernya lagi aku alamin ini, haruskah aku seneng dideketin kakel ganteng, pinter dan kaya, atau aku harus sedih karena belum juga memulai sesuatu, aku udah harus ngehadepin masalah, batinnya.

"Apa aku coba aja yang Dira usulin itu?" Alesha bermonolog.

Benda pipih di samping Alesha mulai bergetar. Diraihlah benda pipih itu.

Casa cakep ulala

AninDira Graziella A🦁: wuy katanya lusa kita ada camping loh, uhuy!

Nerissa Casandra L🦜: asik tuh, angkatan kita doang?

AninDira Graziella A🦁: katanya ada angkatan kelas XII juga loh @Alesha Araynae

Alesha Araynae: gaperduli~

Alesha menghela nafasnya, ia telah keluar dari roomchat itu.

"Alesha! Makan!" Panggil Mama Aza.

"Iya,"

Alesha mulai menuruni anak tangga. Ia melihat mamanya yang tengah asik menonton tv.

"Ma..." ucap Alesha.

"Iya?"

"Lusa aku camping."

"Iya...hati-hati loh, awas ada nyamuk. Kalo ngeletakin barang yang bener ntar ilang,"

"Siap."

•••

"Sha, kita katanya disuruh kumpul di GSG (gedung serba guna) loh. Ayok buruan Shaaaa!" Ajak Dira.

"Iya Dir..."

"Eh Casa mana?"tanya Alesha ditengah perjalanannya.

"Noh baru aja lo cariin tuh anak malah duduk sendirian di sono," jawab Dira yang melihat Casa sedang duduk sendirian di depan kelasnya.

"Ca! lo ngapain?" Tanya Dira pada Casa.

"Gue tuh nungguin lorang tau gk?! Lama banget, Yasinan dulu?" Jawab Casa, kesal.

"Tumben banget sih lo biasanya paling ngaret," cetus Alesha.

Kini ketiga gadis itu bersamaan melangkahkan kaki menuju GSG. Benar saja ternyata yang dibahas oleh kepala sekolah adalah mengenai camping yang akan dilaksanakan besok. Memang benar itu pengumuman yang dadakan.

"Dir, campingnya kok di alam terbuka ya, terus kok kelas XII ada juga?" Tanya Alesha.

"Tiap tahun emang gitu Sha," jawabnya. Ya, camping memang dilaksanakan dua angkatan sekaligus.

•••

Kini bel pulangpun telah berbunyi, membuat orang-orang yang tengah berada di GSG segera kembali ke kelas untuk mengambil tasnya. Begitupun halnya dengan Alesha, Dira dan Casa. Ketiga gadis itu berjalan melewati koridor menuju gerbang sekolah.

Tiba-tiba langkah ketiga gadis itu terhenti, bola mata ketiga gadis itu terhenti, mendapati mobil yang tiba-tiba ada di depan mereka.

"Sha, gue tau deh pemilik mobilnya siapa, sana buruan nanti orangnya ngamuk pula," suruh Dira.

"Dira bukannya kita mau mesen ojek online semua, kok Alesha duluan," ucap Casa, tak faham.

"Lo gak liat mobil didepan kita ini Ca?" Tanya Dira berbisik pada Casa.

"Aduh Diraaa... ya gue liat lah, segede ini yakali gak liat, suka bercanda nih lo," jawab Casa membuat Dira semakin gemas ingin menjambak rambut panjang dengan gelombang diujungnya itu.

"Ayok ikut gue, Sha kita orang duluan deh ya bye!" Ucap Dira menarik tangan Casa menjauh dari sana.

"Ih Dira, Aleshanya kok ditinggal... Dir!" Benar saja Casa adalah gadis terngeselin dari ketiganya, gadis paling tidak tau malu, bisa dibilang juga paling bodoh:v. Tapi jangan salah, Casa juga anak orang paling kaya dibandingkan kedua sahabatnya.

Setelah kedua sahabatnya pergi, Alesha masih terdiam di tempat yang sama, tak bisa berkutik. Alesha mulai masuk ke dalam mobil itu.

Di dalam mobil keduanya hanya diam. Hening, benar-benar hening.

"Besok campingkan kak?" Tanya Alesha memecah keheningan.

"Iya, tadikan udah dikasih tau sama kepsek." Jawab Dhafin.