Chereads / ASTREA / Chapter 20 - kompensasi

Chapter 20 - kompensasi

Dikantor guru disiplin, Mikel dan Benito dicecar pertanyaan dari profesor gemuk itu. (Belakangan aku baru tahu kalau namanya adalah profesor Gustavo).

Setiap kali mereka berdua berusaha mengelak dan menghindari pertanyaan, Alex akan memelototinya hingga mereka menyerah dan mengakui semua perbuatan mereka. Kalau seperti ini sih kayaknya enggak perlu profesor untuk mengintrogasi mereka, karena Alex saja sudah cukup.

Keduanya mengatakan kalau semua ini sebenarnya adalah ide dari Lily, agar Mikel dan Benito melakukan pembullyan terhadapku. Semua barang yang digunakan untuk membully juga sebenarnya sudah disiapkan oleh Lily dan gengnya, cewek-cewek itu juga lah pelaku yang telah mengunciku didalam toilet waktu itu.

Aku sudah menduga kalau ada wanita yang terlibat didalam kejadian ini, karena tidak mudah bagi seorang pria untuk masuk ke toilet wanita di academy Astrea, kalau ada orang itu pasti sudah habis dipukuli.

Jadi semua musuh bersatu untuk menggangguku rupanya. Aku bisa mengerti alasan Mikel dan Benito mengerjaiku, tapi aku tidak mengerti kenapa Lily sampai tega berbuat seperti itu padaku. Dasar gadis ikal gila, kesalahan apa sih yang sudah kuperbuat padanya?.

Akhirnya hukuman pun diputuskan untuk mereka, bukan hanya bagi dua cowok, tapi Lily dan kelompoknya yang merupakan kaki tangan juga mendapatkan hukuman. Hukuman yang ditetapkan adalah diskors selama satu minggu, plus mereka juga harus mengganti rugi kerusakan yang telah mereka lakukan, contohnya seperti membersihkan lokerku yang kotor, mengganti meja yang ketumpahan tinta, dan kursi yang penuh dengan lem.

Tidak bisakah hukuman skors diganti dengan aku menghajar mereka saja?, aku merasa itu lebih memuaskan untukku. Aku adalah korbannya disini, benar?!.

Tapi masih ada satu hal yang menggangguku, mereka tidak mengakui pernah menyuruh orang untuk menembakku, mereka bersumpah tidak melakukannya. Kata mereka mereka hanya ingin membalas dendam karena aku sudah mempermalukan mereka, tapi mereka tidak pernah berniat untuk mencelakakan aku, apalagi membunuhku.

Jadi siapa, siapa orang yang ingin membunuhku?, mungkinkah dia dari pihak yang sama dengan para penculik itu?.

Setelah keluar dari kantor disiplin, Alex membawaku kembali ke kelas berpedang, dia menanyakan padaku perihal penembakan yang aku alami. Aku mengatakan kalau penembakan itu terjadi dihari yang sama ketika aku membanting Mikel ke tanah, itu sebabnya aku mengira merekalah pelakunya.

Aku memberikan peluru yang ku ambil pada pohon waktu itu kepada Alex, karena dia bilang akan membantuku menyelidiki tentang kasus ini, dia juga mengatakan bahwa penembakan seseorang ditempat umum adalah kasus yang serius dan harus segera ditangani.

Entah mengapa aku jadi merasa senang mendengar Alex ingin membantuku. Terlepas dari apapun alasannya membantu, yang jelas suasana hatiku jadi sangat bagus hari ini karenanya. Aku merasa aneh kenapa bisa begitu.

Tapi Violet dan Nadira sangat marah padaku karena hal ini, karena aku tidak mengatakan kepada mereka tentang kejadian pada sore hari itu, padahal kami bertemu dan berada dimobil yang sama.

Aku mengatakan kalau aku hanya tidak ingin membuat mereka cemas saja, tapi alasan itu tidak bisa mereka terima dan mereka masih marah padaku. Aduh.. apa yang harus kulakukan?.

Aku menjewer telinga dengan kedua tanganku, lalu aku meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku lagi lain kali. Tidak lupa aku juga membuat wajah imut dihadapan mereka, (bukannya aku merasa diriku imut). Ini yang biasa ku lakukan pada saat aku melakukan kesalahan dan meminta ampun pada ibuku, biasanya sih efektif.

Aku tidak menyangka kalau hal ini juga akan efektif pada mereka berdua. Setelah aku menjewer telingaku sendiri Violet dan Nadira akhirnya memaafkanku, lalu mereka berdua memelukku.

Kedua gadis lalu menyarankanku untuk membeli baju anti peluru, mereka bahkan mempertimbangkan agar aku memakai baju besi untuk menjaga keselamatanku.

Aku bilang pada mereka kalau ini terlalu berlebihan. Rompi anti peluru aku memang tertarik untuk memilikinya suatu hari nanti, tapi benda seperti ini biasanya hanya dipakai oleh para polisi, sedangkan untuk baju besi... apa kalian mau mengirimku kemedan perang atau bagaimana sih??.

Benda itu terlalu berat dan juga terlalu mencolok, kalau aku memakainya disekolah otomatis aku pasti akan jadi bahan tontonan dan tertawaan satu academy. Satu hal lagi, kedua benda itu pasti harganya sangat mahal.

Untuk menjaga keamananku, Violet dan Nadira ingin mengantarku pulang dengan mobilnya setiap hari. Aku ingin menolak tapi ketika melihat ekspresi mereka yang seperti mau marah lagi aku jadi batal membuka mulut. Ya sudahlah, kurasa aku memang akan lebih aman bila diantar pulang oleh mereka, lagi pula mobil para bangsawan kan biasanya di lengkapi dengan lapisan anti peluru.

Disore hari ketika aku sudah sampai dirumah, ibu menyerahkan dua kotak paket untukku. Aku merasa bingung kenapa tiba-tiba ada paket untukku, dan dari mana benda ini berasal?.

Aku mendapatkan jawabannya setelah melihat catatan diatas kotak. Kedua paket tersebut ternyata berasal dari dua cowok playboy Mikel dan Benito. Kotak-kotak itu berwarna cerah dan dihiasi dengan sebuah pita yang indah, ukurannya juga agak besar.

ketika aku membukanya, isi didalam kotak pertama adalah dua lusin buku bergambar hello kitty, itu nyaris sama dengan buku kesayanganku yang rusak dimakan tikus. Di samping buku ada juga satu kotak pensil yang cantik dan didalamnya di isi penuh dengan peralatan tulis menulis.

Sedangkan dikotak satu lagi terdapat dua set seragam academy lengkap dengan sepatu untukku, apa ini untuk mengganti seragamku yang basah waktu itu?. Kurasa ini tidak perlu diganti karena seragamku hanya basah saja dan tidak rusak, kecuali kalau balon busuk waktu itu juga mengenaiku maka sudah pasti baunya akan sulit untuk dihilangkan dan perlu diganti.

Tentu saja aku tidak akan menolak atau mengembalikannya. Benda-benda ini dikirimkan sebagai bentuk kompensasi mereka untukku, kalau dibandingkan dengan kerugian psikologis yang kualami, semua benda itu tidaklah sepadan.

Ayah dan ibu ada disana pada saat aku membuka kedua paket, pada awalnya mereka mengira kalau semua benda ini adalah benda yang aku beli, mereka baru mengerti ketika mereka membaca surat permohonan maaf yang dikirimkan bersamaan dengan kedua paket.

Mereka terkejut ketika mengetahui aku mengalami bullying di kampus, dan bertanya kenapa aku tidak menceritakannya kepada mereka.

Aku hanya bisa membujuk mereka agar mereka tidak marah seperti kedua gadis tadi.

Aku katakan kalau aku sudah bukan anak kecil lagi, jadi aku tidak mungkin mengadukan masalah kecil seperti ini pada mereka. Karena sekarang aku sudah beranjak dewasa jadi sudah waktunya bagiku untuk menghadapi masalahku dan menyelesaikannya sendiri, seperti hari ini ketika aku berhasil menyelesaikan masalahku dengan baik.