Chereads / ASTREA / Chapter 23 - bioskop

Chapter 23 - bioskop

Ada apa dengan orang ini?, aku tidak mengerti tentang perubahan sikapnya yang tiba-tiba seperti ini. Kadang Alex bisa jadi sangat galak seperti seekor anjing yang baru saja direbut tulangnya, dan di waktu lain dia bisa bersikap sangat baik seperti malaikat. Terkadang aku berfikir orang ini mungkin punya dua kepribadian. Apa para penggemarnya diluar sana tahu tentang kepribadian gandanya.

Dalam sekejap waktu berlalu, dan hari yang dijadwalkan untuk membawa putri ke bioskop pun tiba. Putri ingin agar suasana menonton bioskop seramai mungkin, jadi selain putri, Nathan, Alex, aku, Violet, dan Nadira, putri membawa serta beberapa teman sekelas Alex dan Nathan.

Seperti yang sudah direncanakan, tim keamanan dikerahkan untuk menyisir dan memeriksa setiap sudut dan setiap inci bioskop. Agar lebih mudah mengawasi, seluruh pintu masuk dan pintu keluar gedung diblokir. Hanya ada satu pintu yang tetap dibuka dan dijaga ketat, yaitu pintu tempat masuk dan keluar putri dari bioskop.

Awalnya Sandrian ingin menonton filmnya dimalam hari, tapi langsung ditolak oleh Alex dan para pengawal. Aku juga tidak setuju, alasannya disaat gelap resiko keamanan akan lebih tinggi, suasana yang gelap membuat kami tidak bisa memperhatikan keadaan sekitar dengan lebih baik. Kegelapan membuat para penyusup lebih mudah bersembunyi. Akhirnya disepakati kalau pergi ke bioskopnya siang hari saja.

Violet dan Nadira menjemputku dijalan dekat rumahku, lalu kami pergi bersama ke bioskop. Kami janjian bertemu dengan yang lain didepan bioskop pada jam yang sudah kami sepakati.

Violet mengenakan gaun warna kuning cantik yang sesuai dengan warna sepatunya, dan Nadira mengenakan gaun berwarna biru muda indah yang sama dengan warna hiasan rambutnya. Dibandingkan gaun mereka berdua pakaian yang aku pakai terlalu biasa, saat ini aku hanya menggunakan kaus warna hitam dan celana jins biru kesukaanku. Aku tidak tahu style pakaian untuk pergi ke bioskop itu seperti apa, lagi pula ini adalah pertama kalinya aku pergi ke bioskop seumur hidupku, jadi aku fikir pakai saja pakaian yang menurutku paling nyaman.

Beberapa menit kemudian beberapa mobil mewah datang dan berbaris di depan bioskop. Karena tidak ada pengunjung lain selain kami hari ini mereka memutuskan tidak ingin meletakkan mobil mereka di tempat parkir, letakkan saja di depan bioskop agar lebih mudah diambil saat pulang nanti.

Satu persatu mereka keluar dari mobil. Mobil pertama adalah rombongan pengawal sandrina, setelah memastikan semuanya aman salah satu dari mereka membuka pintu mobil Sandrina. Pengawal yang duduk didepan membuka pintu dan putri melangkah turun dari mobil.

Putri Sandrina mengenakan gaun selutut warna krem, rambut coklat kemerahan nya yang indah dia jepit kebelakang dengan jepit rambut warna putih. Riasan wajahnya ringan dengan bibir berwarna pink lembut, dia kelihatan sangat cantik. Nathan yang baru keluar dari mobilnya tampak terpesona melihat penampilan Sandrina.

Setelah turun dari mobil, putri segera menghampiri ku yang sedang berdiri disamping Violet dan Nadira di depan pintu masuk.

Davide, Daniel dan Stefan yang selanjutnya turun dari mobil, mereka mengendarai satu mobil yang sama dengan Nathan ke bioskop. Mereka adalah orang tambahan yang ku maksud.

Mereka berempat juga berjalan menghampiri kami yang sedang berkumpul. Tapi ada yang aneh pada tatapan mata mereka ber empat ketika melihatku, aku tak mengerti apa. Sesekali mereka berempat juga saling memandang seolah sedang berbicara dengan tatapan mata mereka. Aku memeriksa penampilanku sendiri dari baju ke celana, enggak ada yang salah kok aku yakin. Sebelum berangkat aku sudah memastikan bajuku baik-baik saja, maksudku setidaknya tidak ada yang sobek atau pun bolong.

Pada saat Alex keluar dari mobil dan menghampiri kami aku baru tahu alasan dari tatapan aneh ke empat cowok itu, ternyata Alex memakai baju yang sama denganku. T-shirt hitam lengan pendek yang kontras dengan warna kulitnya yang putih, dilengkapi dengan celanaJins panjang warna biru tua dan sepatu warna hitam.

Sial! kami jadi terlihat seperti sedang memakai baju couple.

Alex membelalakkan matanya begitu melihatku

"Hei kenapa kau meniru bajuku?" kata Alex menuduh.

"Jangan sembarangan bicara ya, siapa yang meniru baju siapa? aku datang kesini lebih dulu tau" kataku setengah berteriak.

"Cih" Alex mencibir, lalu berjalan melewati pintu masuk bioskop.

Sandrina mendekati Nathan dan berbisik di telinganya "Seharusnya kita pakai baju yang sama juga, lihat tuh musuh saja pakai baju couplean"

Baju couple kepalamu, mana ada musuhan yang memakai baju couple.

Eh, maksudku.. bukannya hubungan kami ini lebih dari sekedar musuh tapi baju sama kami ini tidak disengaja. Intinya baju couple ini adalah kecelakaan.

Sebenarnya putri berbisik dengan suara yang sangat pelan, seharusnya hanya mereka yang bisa mendengarnya, tapi kemampuan pendengaranku yang dua kali lebih kuat membuatku mampu mendengarnya.

Aku memasuki gedung megah empat lantai itu dengan celingukan, apakah ada toko pakaian disini? aku harus pergi kesana dan mengganti bajuku. Pada saat aku sedang celingukan putri memanggilku.

"Ella, apa yang sedang kau lakukan di sana? tempatnya di sebelah sini"

Baiklah, lupakan soal baju, tugasku jauh lebih penting sekarang.

Kami sedang mengantri untuk membeli popcorn dan minuman saat ini, katanya dua benda ini wajib dibawa pada saat nonton film di bioskop. Kenapa? apakah nontonnya jadi tidak seru?, atau kalau tidak membelinya film dilayar tiba-tiba jadi tidak kelihatan? entahlah aku hanya orang awam yang tidak tahu apa-apa, jadi ya aku ngikut saja.

Putri Sandrina mengatakan kalau dia ingin menonton film horor yang sedang viral akhir-akhir ini. Kenapa tiba-tiba jadi nonton film horor? tadinya aku mengira karena dia pergi bersama Nathan jadi dia mau nonton film romance, tapi kenapa jadi malah film horor.

Akhirnya aku mengerti kenapa putri ingin membawa lebih banyak orang ke bioskop, karena ruangan di dalam luas sekali, tempat duduknya bisa menampung ratusan hingga ribuan orang sekaligus, jadi hanya dengan kami sembilan orang ditambah lagi para pengawal empat orang suasana dalam bioskop masih sangat sepi.

Semua orang menuju ke tempat duduk yang mereka mau. Tiga cowok duduk di depan bersama dua cewek, sedangkan putri Sandrina lebih suka duduk agak dibelakang. Aku duduk di sebelah kiri Sandrina, sedangkan Nathan duduk di sebelah kanannya bersama dengan Alex. ke empat pengawal duduk dibelakang kami dan beberapa orang dari pihak keamanan berdiri didepan dan dibelakang pintu.

Sesaat kemudian lampu bioskop dimatikan dan film pun dimulai.

Aku tidak menyangka perbedaan antara menonton film dilayar kaca dan dibioskop begitu besar, mungkin karena layarnya yang sangat besar sehingga membuat orang di dalam film jadi kelihatan lebih nyata, mungkin juga karena suaranya yang beberapa kali lebih keras dari suara dari televisi sehingga membuat seolah olah suasana didalam film kita juga sedang mengalami.

Apa pun alasannya, ternyata nonton film di bioskop seru juga.