Sejak kejadian sampah di loker dan pelemparan balon berisi air busuk, ternyata masalahku tidak selesai sampai disitu. Lebih banyak hal buruk yang aku alami setiap harinya.
Pada hari kedua keesokan paginya, saat aku memasuki kelas sudah ada tinta yang menyebar diatas mejaku, aku terpaksa meminta mejaku untuk diganti karena nodanya tidak bisa dihilangkan dengan mudah. Siangnya masih dihari yang sama, orang itu juga meletakan lem dikursiku. Hampir saja aku menempel disana kalau aku tidak segera menyadarinya. Tak terbayangkan kalau aku harus pergi kemana-mana dengan kursi yang menempel dipantatku.
Dihari berikutnya waktu aku pergi ke toilet, seseorang mengunci pintu bilik yang aku masuki, sehingga aku sulit untuk keluar. Aku sempat berteriak meminta pertolongan pada orang yang mungkin kebetulan sedang ada di toilet, namun tak ada jawaban. Aku terpaksa menelfon Violet agar dia mengeluarkanku dari dalam bilik toilet.
Hari setelah itu, kemarin disiang hari. Pada saat aku berjalan di luar academy setelah mengikuti kelas, seseorang menuangkan seember air keatas kepalaku. Untungnya air yang disiramkan padaku hanyalah air putih biasa jadi aku cuma basah kuyup saja. Aku berterima kasih pada teman-teman baik yang mau meminjamkan pakaiannya padaku, jadi aku bisa mengganti baju basahku waktu itu.
Dan hari ini aku menemukan seekor tikus dilaci mejaku. Mungkin orang itu mengira aku bakalan berteriak karena ketakutan saat melihat tikus, tapi itu tidak terjadi. Bukannya aku tidak takut pada tikus, tapi rasa marahku saat ini lebih besar dari rasa takutku, itu karena tikus yang dimasukkan dalam laciku mejaku telah memakan buku hello kitty kesayanganku.
Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat dan menggigit gigiku untuk mencegah aku berteriak karena marah. Aku merasa seperti sedang mengeluarkan api diseluruh tubuhku.
Aku ingin menghajar orang itu sampai sekarat, siapapun dia. Orang itu mungkin berfikir aku takut jadi selama ini aku pasrah menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, aku tidak takut, tapi aku hanya malas saja mengurusi kelakuan yang kekanak - kanakan seperti itu. Aku kira dengan mendiamkannya lama-lama mereka akan merasa bosan lalu berhenti sendiri, tapi ternyata kelakuan mereka malah semakin menjadi, dan kali ini sudah keterlaluan sampai buku hello kitty ku juga menjadi korban. Oh.. bukuku yang malang.
Aku pergi ke kantor ruang pengawasan untuk melihat siapa pelaku yang sudah menggangguku selama beberapa hari ini. Sesampainya diruang pengawasan, aku melihat seorang pria botak dengan perut bulat sedang duduk didepan televisi besar, dan satu orang lagi yang sedikit kurus sedang berdiri didepan dispenser sambil memegang gelas. Televisi besar itu sedang menampilkan gambar kegiatan orang-orang yang ada diacademy. Aku benar-benar terpukau dengan teknologi yang aku lihat diruangan tersebut, tapi bukan saatnya bagiku untuk mengagumi semua ini sekarang.
Pria botak itu melihat ku masuk lalu menanyakan keperluanku, aku bilang kalau aku ingin melihat rekaman pemantauan pada hari dan jam yang kusebutkan, tapi petugasnya tidak mengizinkan aku untuk melihat kecuali aku sudah mendapatkan izin dari kepala sekolah.
Akhirnya aku terpaksa menggunakan ponselku untuk meminta tolong pada pangeran Alex agar dia membantuku meminta izin. Beberapa saat kemudian Alex datang keruang pengawas sambil membawa surat izin dari kepala sekolah.
Setelah memastikan surat izin itu asli, petugas mulai mencari rekaman pengawasan academy, dimulai dari beberapa hari yang lalu waktu seseorang memasukkan sampah kedalam lokerku, hingga sampai pada hari ini. Seperti yang sudah aku duga sebelumnya ternyata memang merekalah pelakunya.
Aku duduk dengan tidak sabar di ruangan pertarungan menunggu mereka datang, aku meminta beberapa murid kelas berpedang untuk menyeret orang-orang itu keruangan ini. Sementara itu Nadira dan Violet sibuk melayaniku, salah satunya membawakanku minuman dingin sedangkan yang satu lagi sibuk mengipasiku seolah aku adalah ratu.
Kenapa aku bisa meminta bantuan pada cowok-cowok itu dan berada ditempat ini sekarang, semua karena kejadian beberapa hari yang lalu.
Nadira dan Violet mendatangiku setelah mendengar kejadian tidak menyenangkan yang telah menimpaku. Mereka sangat marah dan ingin agar aku segera melaporkan hal ini kepada guru supaya para pelakunya segera dihukum. Pada saat itu Alex dan teman - temannya melintas dan mendengar pembicaraan kami, mereka menawarkan bantuan mereka kepadaku untuk memberikan pelajaran kepada para pengecut tersebut. Pada saat itu aku masih keras kepala jadi aku langsung menolak bantuan mereka, tapi hari ini setelah kelas aku terpaksa mendatangi mereka dalam keadaan berapi-api untuk meminta bantuan.
Beberapa saat kemudian Daniel, Davide, dan Stefan datang sambil membawa dua playboy tengik Mikel dan Benito masuk kedalam ruangan, dari pada membawa mereka malah terlihat agak menyeret dua orang itu.
Ekspresi mereka berdua terlihat kebingungan, dan begitu melihatku mereka segera berteriak.
"Kau, apa yang kau inginkan, kenapa membawa kami kesini?"
"Justru itu yang ingin ku tanyakan, apa mau kalian sampai menggangguku setiap hari?" kataku.
"Mengganggu apa maksudmu, aku tidak mengerti?" kata Benito berpura-pura.
"Sepertinya kalian memang tidak bisa diajak berbicara baik-baik, sudah kita hajar saja mereka" kata Stefan marah.
Mendengar hal itu mereka jadi ketakutan, mereka mengatakan kalau kami tidak bisa memperlakukan mereka seperti itu karena itu melanggar peraturan academy.
"Aku menantang kalian untuk duel sampai mati!" kataku sambil menunjuk mereka menggunakan pedang yang baru saja aku ambil. Semua orang yang hadir ditempat itu terkejut dengan apa yang aku katakan. Melihat ekspresi aneh mereka aku segera meralat kata-kataku.
"Baiklah, tidak perlu sampai mati, cukup sampai ada yang menyerah saja" kataku. Setelah aku mengatakan itu ekspresi mereka kembali normal.
Melihat kedua orang itu masih diam saja, Alex kemudian berkata.
"Kenapa, merasa keberatan berduel dengan seorang gadis? kalau begitu kau bisa berduel dengan salah satu dari teman-temanku ini, atau kau ingin berduel denganku?" katanya.
Mendengar itu dua pengecut malah semakin ketakutan, bagaimana mungkin mereka berani menghadapi Alex yang kemampuan bertarungnya sudah diakui oleh semua orang diacademy.
Kami belum mendengar jawaban dari mereka, saat tiba-tiba beberapa orang berseragam keamanan academy dan seorang profesor masuk kedalam ruangan.
Profesor itu mengatakan kalau kami seharusnya melaporkan masalah ini pada pihak disiplin academy dan tidak bertindak main hakim sendiri. Kemudian orang-orang itu membawa Mikel dan Benito kekantor disiplin academy untuk ditanyai, kata mereka kedua cowok itu akan dihukum secara adil.
Oh bagus, bagus sekali. Mereka datang pada saat yang tepat untuk menyelamatkan dua anak manja, kemana saja mereka beberapa hari ini ketika dua anak itu membully ku?, apa hanya karena statusku yang seorang rakyat jelata jadi tidak masalah kalau disakiti?, dan ketika objeknya dirubah dari aku menjadi anak bangsawan mereka buru-buru bertindak.
Kalau saja aku bukan rakyat jelata sikap mereka padaku pasti akan berbeda.