"Tuuut ...!"
"Tuuut ....!"
Kereta meninggalkan Stasiun, masih terlihat bibi Samantha melambaikan tangannya, tanpa terasa air mataku meleleh, ku usap air mataku dengan tanganku. Jeff merangkul pundakku ia mengerti aku sangat dekat dengan bibinya.
"Sudahlah nanti juga akan bertemu lagi dengannya !" Jeff menenangkanku, kemudian kami menuju ruangan sesuai dengan tiket, dan aku dan Jeff pun duduk.
"Berapa lama perjalan ke London ?" tanyaku, karena ini perjalanan jauhku yang pertama sejak ayahku meninggal.
"Kamu belum atau pernah ke London ?" Jeff malah balik bertanya.
"Pernah tapi itu sudah lama sekali ! kalau tidak salah ketika umurku 12 tahun !" jawabku, Jeff hanya tersenyum.
"Kira-kira 5 -6 jam perjalanan sampai London !" jawabnya.
"Jauh dan lama juga rupanya !" kataku sambil menatap ke jendela, pemandangan diluar sangat bagus dan indah.
"Kita akan menginap dimana ?" tanyaku kemudian, tidak mungkin bukan, aku langsung di bawa ke rumahnya. Sedang mereka tidak tahu aku, sungguh tidak sopan menurut mereka.
"Kita akan menginap di hotel !" jawabnya, sudah kuduga.
"Oh, oke !"
"Kamu kan mau mengambil uang atau emas dulu kan ?" aku mengangguk.
"Iya, tujuanku ke London memang mau ke bank !" bodohnya aku, berharap aku akan diperkenalkan kepada kedua orang tuanya, harapan yang kosong ! ucapku dalam hati, dia itu sudah bertunangan ingat ! tapi aku kan ... temannya ?, aku menghela nafas.
"Kenapa ?" tanyanya, aku menggeleng kepalaku.
"Tidak, apa-apa kok Jeff !" aku tersenyum.
"Jangan khawatir, nanti aku akan memperkenalkanmu kepada kedua orang tuaku !" jawabnya membuatku tertegun.
"Kamu tidak bermaksud mengatakan kepada kedua orang tuamu kan ?" tiba-tiba ada rasa khawatir.
"Tenang saja, hanya memperkenalkan saja kok ! apa salahnya, kalau untuk itu .. tentu memerlukan waktu yang tepat !" ujarnya sambil memelukku dan mencium rambut dan keningku.
Aku tahu apa yang akan terjadi, pembicaraan dengan bibi Samantha seakan memperingatkanku akan hubungan kami berdua, tapi apa salahnya mencoba. Walau pada akhirnya hatiku yang akan sakit dan menerima segala resikonya. Aku pun tettidur dalam pelukan, aku tidak mau berandai dulu mungkin saja tidak seperti itu...
------------
Akhirnya mereka tiba di kota London, kota metropolitan yang berkembang pesat, Ella tertegun tak percaya akan perubahan kota ini sejak terakhir kemari, yang hilir mudik bukan lagi kereta kuda tapi mobil-mobil, walau kereta kuda masih ada tapi tidak banyak, gedung-gedung yang menjulang berbeda dengan kotanya yang masih terbilang kecil.
Mereka pun tiba di sebuah hotel bagus, keduanya tiba menggunakan mobil taksi yang cukup mahal harganya, dari Stasiun menuju hotel. Kalau seperti ini, uangnya pasti akan habis, tadinya ia ingin menginap di hotel biasa saja. Tapi Jeff melarang sangat berbahaya kalau wanita sendirian tinggal di hotel biasa, apalagi bila tidak tahu jalan. Ella tidak bisa menolak toh dia yang membayarnya bukan dia.
Kamarnya cukup luas dari jendela kamarnya dari kejauhan bisa terlihat menara Big Ben terlihat jelas. Jeff kemudian mengajaknya makan setelah menyimpan tas kopernya di hotel, mereka makan siang di sebuah restoran tidak jauh dari hotel. Hidangannya sangat lezat tapi lagi-lagi harganya mahal, mungkinkah hidup di sini lebih mahal ?
Begitupun dengan pakaian bagi Woodchester kota tempat tinggalnya, apa yang dipakainya adalah yang terbagus, tapi di London ini seperti pakaian biasa saja, bahkan sedikit norak.
"Kenapa dari tadi mukamu bertekuk begitu !" Jeff heran melihat wajahku cemberut bukannya bahagia.
"Ternyata kota London tidak seperti bayanganku dulu !" jawab Ella.
"Apa maksudmu ?"
"Disini serba mahal, dan kamu lihat pakaianku ini yang terbagus menurutku, tapi disini mereka melihatku seperti kampungan !" Jeff hanya tertawa melihat kesebalanku.
"Ella, aku tak menyangka kamu mementingkan penampilanmu ! padahal setiap hari memakai kemeja dan celana panjang kamu cuek saja !" ujarnya.
"Tentu saja, apa lagi kita akan bertemu dengan orang tuamu !" jawabku, Jeff terdiam.
"Oke, tapi sebaiknya kamu istirahat saja, besok setelah dari bank aku membawamu ke toko pakaian di sini, agar kamu sejajar dengan wanita di luar sana bagaimana ?" ujar Jeff, aku hanya mengangguk.
Kami tiba di hotel, dia hanya mengantarku sampai kamar setelah itu dia pergi pulang ke rumahnya, aku menutup pintu kamar dan menguncinya seperti perintah Jeff.
-------------
Keesokan harinya aku sudah bersiap, aku menatap wajah dan tubuhku dan merasa sudah sempurna. Jefff sudah menungguku di lobi hotel, jam sudah menunjukan 9 pagi kami akan sarapan dahulu setelah itu menuju bank.
"Pagi Ella, bagaimana tidutmu semalam ?" tanyanya kepadaku.
"Baik, mungkin aku kecapaian sehingga tidurku nyenyak !" jawabku.
"Oh syukurlah, kita sarapan dulu ya di hotel saja !" ajaknya aku mengangguk. kami pun sarapan.
"Jangan terlalu formal Ella ini tempat umum !" ujarnya melihat sikapku yang mengitkuti tata krama.
"Oh maaf aku kebiasaan, kamu tahu sendiri kan bagaimana di Woodchester ?" kataku, Jefff hanya tertawa dan mengangguk.
"Tentu saja, rasanya sangat gila disana ! apa semua mereka itu benar-benar para bangsawan ?"
"Kamu tahu, apa yang dikatakan bibi Samatha memang benar, seseorang menjadi bangsawan karena mereka pikir bisa dihormati dan disanjung ! padahal orang biasa sudah muak dengan sikap mereka seperti itu !" jawabku Jeff mengangguk.
"Aku rasa yang sebenarnya murni bangsawan bisa dihitung dengan jari !" aku mengangguk.
"Termasuk kamu, walau kelihatan tidak seperti itu !"
"Yeah, bangsawan miskin, berandal dan sebagainya ! aku sudah terbiasa dengan ejekan mereka ! aku mengerti kenapa papa sangat membebaskanku tapi sekaligus juga mendidikku sangat keras ! agar aku kuat bila ditinggal olehnya !" jawabku aku terdiam.
"Sudahlah Ella, ayo kita pergi !" Jeff pun berdiri, ia tak mau aku bersedih. Aku mengangguk dan mengikutinya pergi. diluar hotel aku terkejut ternyata Jeff membawa mobil !
"Silakahkan masuk nona !" ujarnya sambil membukakan pintu mobil untukku.
"Terima kasih tuan !" jawabku tersenyum. Jeff pun jalannya melingkar dan duduk sampingku di depan stir mobil. dan mulai menjalankan mobilnya.
"Wow, Jeff ini sangat aneh sangat berbeda dengan naik kereta kuda !" aku berusaha memegang topi di rambutku agar tidak jatuh tertiup angin. aku tertegun ini pertama kalinya aku naik mobil. Jeff hanya tertawa melihatku seperti itu.
Tak lama kami sudah sampai, ternyata lebih cepat mobil jalannya di banding kereta kuda.
"Waw, cepat sekali, sudah sampai saja ! ini karena dekat atau ... ?" tanyaku heran.
"Dekat dan cepat !" jawab Jeff.
"Oh, Jeff apa semuanya baik-baik saja kan !" aku meminta pendapat karena tadi kena angin.
"Semua baik-baik saja Ella ! percayalah kamu masih cantik !" jawabnya sambil tetsenyum.
"Syukurlah ! soalnya kita mau ke bank Jeff, bagaimana pendapat mereka melihatku berantakan !" jawabku merapikan gaunku.
"Percayalah !" jawabnya. kami pun masuk ke bank, setelah menunjukan semua bukti rekening ibuku kepada petugas bank, kami dibawa ke sebuah ruangan khusus untuk menyimpan barang pribadi khusus. dan itu harus menggunakan kode khusus juga, untunglah ada Jeff yang membantuku, aku memang membawa kunci yang ada dalam surat wasiat dari mendiang ibuku.
Petugas bank membuka dan membawa brangkas dan menyimpannya dimeja lalu pergi, Jeff menyuruhku untuk membukanya dan betapa terkejutnya aku setelah melihat isi brangkas !
Bersambung ...