Bibi Samatha, Ella dan Jeff menuju tempat pesta dan disana sudah menunggu semua karyawan teman dekat Ella, semua berdiri dan memberi hormat kepada mereka.
"Sudah-sudah jangan formal begitu silahkan bersikap biasa saja !" ujar bibi Samantha, dia wanita baik tak masalah bergaul dengan orang biasa ataupun para pelayan. Ella mempersilahkan duduk di kursi yang sudah disediakan.
Sebelum di mulai seorang pastor memberikan doa agar diberikan kemudahan untuk pekerjaan selanjutnya , setelah itu kemudian mereka menuju perkebuman anggur. Disana Pastor kembali memberikan doa dan percikan di kebun anggur.
"Indah sekali, coba lihat buah anggur itu cantik sekali !" bibi Samatha menatap tak berkedip melihat pemandangan perkebunan dan juga anggur yang terhampar didepan matanya yang nampak bergelantungan.
"Bibi kalau tidak keberatan, jadilah pemotong pertama buah anggur di pesta panen ini !" ujar Ella sambil menyerahkan gunting khusus memotong buah anggur.
"Benarkah ? tentu aku mau ! terima kasih ya Ella !" jawab bibi Samantha, Ella mengangguk.
"Teman-teman dan semua yang ada disini, pesta panen dimulai dengan pemotongan pertama batang anggur oleh Lady Samantha Morton !" Ella mempersilahkan bibi Samatha memotong batang buah anggur. Dan dengan perlahan dan hati-hati di potong anggur yang berwarna hitam keunguan itu dan semua bertepuk tangan ketika satu rangkai buah anggur telah terpotong dan di simpan ke sebuah keranjang.
Setelah itu di ikuti dengan yang lain, Ella dan Jeff terlihat bersama memotong buah anggur sesekali bercanda seperti layaknya sepasang kekasih, bibi Samantha melihat itu tersenyum walau setelah itu terdiam.
"Nyonya tidak apa-apa ?" tanya Mery melihat Samantha yang terlihat termenung.
"Ah, tidak apa-apa ! sepertinya aku cepat lelah mungkin katena sudah tua, tolong bantu aku !" jawab Samantha tersenyum.
"Baiklah nyonya, kita tunggu disana, sambil minum teh !" ujar Mery menunjuk tempat istirahat.
"Oh boleh juga !" jawab bibi Samantha, keduanya pun pergi.
-----------------
Sementara itu Ella dan Jeff asyik dengan acara potong buah anggur dan memasukannya ke dalam keranjang yang tak lama sudah penuh dengan buah anggur.
"Hmmm ... ini enak sekali, manis !" Jeff mencoba buah anggur dan kembali mengambil satu butir buah anggur lain dan memasukan ke dalam mulutnya.
"Jeff jangan di makan terus dong, nanti habis !" bentak Ella yang melihat dari tadi Jeff terus makan buah anggur.
"Ayolah, ini masih banyak Ella ! coba lihat dari sini sampai sana belum kita ambil !" bela Jeff sambil menunjuk lorong kebun anggur yang masih jauh dan banyak anggur yang belum dipetik.
"Habisnya dari tadi kamu makan terus !"
"Ini enak Ella benar-benar luar biasa ? aku belum pernah memakan buah anggur seenak ini ! aku tidak tahu, tapi bila anggur ini dibuat wine pasti tak akan kalah dengan produksi Perancis atau Spanyol mereka adalah penghasil anggur terbaik !" jelas Jeff.
"Tentu saja tujuanku memang ke sana ! ayahku penggemar wine dan Campagne ! aku tahu kedua negara itu ! aku dulu sering di ajak ayah ke sana terutama Perancis ! makanya ia tertarik untuk membuat perkebunan anggur tapi sayang berhenti di tengah jalan !" jawab Ella.
"Memang kenapa ?" tanya Jeff.
"Ayah terlalu sibuk, pada saat itu perusahaannya mencapai kesuksesan besar !" jawab Ella.
"Oh begitu kah ?" mereka kini duduk sambil menyandar di batang pohon, dengan pemandangan perkebunan anggur yang indah, angin berhembus menyejukan keduanya yang kelelahan, "Tapi setidaknya kini kamu meneruskannya bukan ?" tanya Jeff, Ella mengangguk.
"Aku akan terus mendukungmu Ella !" jeff berkata sambil menatap Ella,
"Terima kasih Jeff !" Ella pun membalas menatap Jeff.
"Aku merindukanmu !" bisiknya wajah mereka tak terasa saling mendekat.
"Benarkah ?" balas Ella pelan hembusan nafas mereka kini terasa, akhirnya Jeff melumat bibir ranum Ella, tubuhnya mengejang.Untuk beberapa saat mereka berciuman.
Kesadaran Ella pun pulih ia melepas ciuman dan menatap Jeff dia kehabisan nafas akibat ciuman tadi.
"Maaf !" ucap Jeff, Ella terdiam.
"Untuk apa ? harusnya aku, pasti tunanganmu akan marah !" jawab Ella akhirnya mengungkap perasaannya setelah melihat cincin melingkar di jari Jeff. Lelaki itu hanya tertegun.
"Dari mana kamu tahu aku ...?" Ella mengangkat tangan jeff yang terdapat sebuah cincin di sana. Jeff terdiam.
"Aku dijodohkan oleh kedua orang tuaku ! aku sempat menolak dan mengatakan ada seseorang yang mencintaiku ! tapi mereka tidak perduli !" Jeff menundukan kepalanya.
"Aku tahu alasan perjodohanmu Jeff karena bisnis kan ?" Ella menatap Jeff , dan dia mengangguk.
"Sudah ku duga ! begitu juga aku dulu Jeff, aku menolak dan ayahku juga, sayang dia meninggal hanya karena itu !" jawab Ella.
"Itu semua terserah padamu yang jelas kita berdua sekarang berteman saja !" lanjutnya.
"Aku masih mencintaimu Ella !"
"Sudahlah Jeff, ayo kita pergi ! mereka pasti menunggu kita !" Ella berdiri begitu pun Jeff, tapi tiba-tiba lelaki itu menarik tubuh Ella dan jatuh kepelukannya dan kembali melumat bibirnya, Ella terkejut tangannya hendak mendorong tapi tidak jadi.
Ia pun menyadari bahwa sebenarnya masih mencintai Jeff, tak lama keduanya melepas ciuman dan kemudian Ella memukul pelan pundak Jeff.
"Sialan kau Jeff !" Ella menahan tangisnya entah kenapa ia ingin menangis. Jeff memeluk kembali tubuh Ella.
"Aku akan membatalkan pertunangan ini ! aku tidak bisa menikah dengan wanita tak yang kucintai !" bisiknya, Ella tidak bisa menjawab hanya bisa menangis dipelukan Jeff.
-----------
Mereka akhirnya kembali ke tempat pesta semua sudah menunggu, sebagian anggur sudah dikumpulkan ini tidak bisa selesai satu hari karena cukup luas.. Semuanya istirahat dahulu sebelum melakukan upacara membuat wine, mereka makan dan minum dengan gembira Jeff dan Ella berada di antara bibi Samantha mereka berdua melayaninya.
"Hmmm ... hidangan ini sangat lezat !" puji bibi Samantha,
"Tahukah nyonya masakan ini buatan nona Ella loh !" ujar salah satu pelayan bernama Meg dia bisa disebut koki dirumah keluarga Anderson dan sudah bekerja lama sekali bahkan sebelum dia lahir.
"Benarkah ? wow calon istri yang sempurna !" puji bibi Samantha kepada Ella.
"Aku ini perempuan berandal bibi !" jawab Ella yang menyebutkan hal itu seperti orang-orang bilang.
"Berandal itu sebutan orang kriminal sayang ! kamu itu hanya nakal, bandel ! aku juga dulu seperti itu dijuluki gadis tomboy bahkan lebih parah !" bibi Samantha tertawa.
"Ah bibi bisa saja !" Ella dan Jeff ikut tertawa begitu pun yang lain.
"Aku suka kepada perempuan yang pemberani ! dalam artian yang positif sepertimu, kamu berani membuat perkebunan anggur yang menurut orang itu mustahil, kedua kamu berani bergaul dengan orang biasa yang bagi sebagian lain juga mustahil karena perbedaan status, bahkan itu kini terjadi diantara para bangsawan sendiri, yang katanya mempunyai level tersendiri ! tapi itu menurut mereka, bagiku tidak ada yang seperti itu, bangsawan yang sesungguhnya adalah darah kehormatan keluarga yang sebenarnya, memang rata-rata mempunyai sejarah keturunan yang panjang yang mengabdi kepada negara. tapi sekarang status itu kini bisa dibeli bahkan orang kaya biasa saja bisa langsung menyandang gelar bangsawan seperti itu ! dan level itu muncul dari seberapa banyak uangmu !" jelas bibi Samantha. Semua tertegun dan salut bahwa bibi Samantha memang bangsawan sejati, konon dia masih punya darah keturunan jauh dari kerajaan Inggris dari nenek buyutnya.
Sementara ayahnya Ella bergelar Sir yang ia mendapatkannya dari Ratu Inggris karena pernah ikut menjadi tentara dan berjuang ketika perang dunia satu terjadi dan pangkatnya pun cukup tinggi sebagai komandan tapi kemudian berhenti dan beralih profesi menjadi seorang pengusaha. Ella masih menyimpan medali kehormatan milik ayahnya. selain itu sesungguhnya kakek buyut ayahnya sendiri memang masih mempunyai garis keturunan bangsawan Scotlandia, hanya memang status itu hilang karena ia menikahi perempuan bangsawan Jerman dan Austria ibunya dan itu di tentang keras.
Bersambung ...