NIKEN!
Ada begitu banyak hal yang kami bahas sewaktu kemarin kumpul dirumah Stella. Terutama tentang masalah batalnya pertunangan Luysa dan Nathan.
Aku tidak bisa banyak memberi masukan untuk hubungan Luy dan Nathan, karena aku bukan Ahlinya dalam hal Percintaan.
Boro-boro deh mau memberi saran ataupun kritik, aku aja sampai kini baru sekali pacaran, itu pun malah ditinggal selingkuh.
Aku gak tau kurangnya fisik aku dimana kalau dibandingin sama selingkuhan Si Mantan yang menurutku, dia gak ada apa-apanya.
Yah, hanya saja perkara hubungan ternyata bukan semata tentang fisik. Kalau kata Luy, semua tentang kenyamanan!
Karena Kenyaman semua bisa teralihkan!
Kurang lebih aku di selingkuhin, sebabnya yah itu, aku terlalu sarkas dan bukan tipikel romantis.
Terlalu Cuek bebek kalo kata Stella!
Lucunya Stella malah sok-sokkan ngatain aku, padahal apa bedanya aku sama dia? sama-sama datar-datar aja juga.
Si Galih aja sampe gak tahu harus gimana tiap kali debat sama Mrs. Perfect (Stella).
Stella bukan hanya cuek bebek alias cuek tapi butuh, dia juga gak pernah bisa bilang sayang ke Galih, meski hubungan mereka udah jalan enam bulan sekarang.
Nah, lebih parah kan daripada aku!
Oh iya, sekarang aku lagi di lokasi casting film action, salah satu genre film yang udah lama banget aku pengen ikut main didalamnya.
Hari ini aku berdoa semoga lulus casting, tadi sebelum ke lokasi, aku sempetin diri mampir ke Gereja dekat rumah.
Berdoa di Gereja dan meminta Pada Tuhan merupakan salah satu my routine setiap ingin memulai pekerjaan.
Apalagi kali ini benar-benar Aku inginkan, maka aku harus berdoa dan berusaha semaksimal mungkin!
****
"NIKEN TRUMP" panggil salah satu staff yang bertugas menyiapkan antrean.
Niken Trump adalah nama panggungku. Dan kenapa aku menggunakan Trump dibelakang namaku, itu karena Trump adalah Julukan yang diberi oleh Manajemenku.
Trump yang memiliki kesamaan arti dengan Kartu Truff Alias Kartu keberuntungan. Itu Kata mereka tentangku.
Mereka yang menanggapku sebagai Keberuntungan, aku berterimkasih. Aku hanya terus berusaha yang terbaik.
Dan sangat wellcome dengan Nama itu.
Bahkan aku lebih akrab dengan sebutan itu ketimbang My complite name, Niken Anjani Sitohang, terlalu Aneh aku sundah tapi ada Sitohang dibelakang namaku.
Rasanya, ketika aku di sebut dengan nama belakang Trump, aku berasa seperti aktris film Holliywood.
Begitu menyenangkan. Meski sebenarnya Nama Ke barat-baratan sangat jauh dariku yang berdarah sundah Paten.
Wajahku sangat Indo. Meski aku selalu berusaha tampil bak aktris holywood tapi aku tetap akan dikenal sebagai kembang Bandung.
Darah sundah yang mengalir ke tubuhku begitu kental. Sampai aku dulu kesusahan ketika berbicara menggunakan bahasa anak metropolitan.
Kata 'lo dan gue', dulu begitu enggan aku menggunakannya.
Maklum aku pindah ke Jakarta ketika sudah Kelas dua di Sekolah Menengah Pertama, jadi bahasa sundah begitu kental dalam kerongkongan.
Untung saja, ketika itu aku sudah fasih bahasa inggris, jadi aku bisa mengalihkan aksen sundah ku dengan banyak berbicara menggunakan bahasa inggris.
Aku selamat karena itu. dan aku mulai ikut modeling juga karena Inggrisku yang sudah fasih.
Selain tinggi badan dan wajah yang memukau, kelincahan berbahasa inggris merupakan salah satu syarat yang membuatku lolos dengan mudah disalah satu pencarian bakat modeling di Sekolah waktu itu.
Aku unjuk diri ketika namaku dipanggil "Yes, Im here!" ucapku lalu berjalan menuju sang Staff.
Staff itu langsung memintaku masuk kedalam ruangan yang disediakan.
Sesuai perintah, aku masuk.
Aku baru saja membuka salah satu tirai pemisah, dan aku berhasil dikagetkan dengan sosok yang duduk disalah satu kursi juri.
Joe Taslim!
Sang Inspirator. Laki-laki gagah yang selalu menghiasi layar televisi dengan Film laga yang Ia bintangi.
Sungguh aku ingin beradu akting dengannya, andai kami bisa kerja dalam satu Job film.
"Niken Trump?" ucap Salah satu Juri berkacamata. Dia Perempuan, dan dari penampilannya aku bisa tebak dialah penulis Skenario.
"Iya benar!" jawabku
Ketegangan mulai terasa menyelinap disetiap persendianku. Rasanya begitu keram!
Meja panjang dengan lima orang Juri yang mengisi masing-masing kursi.
Sepuluh pasang mata seolah ingin melahap habis diriku yang hanya diam mematung sejak 2 menit lalu.
Dan salah satunya membuatku seolah tersihir, kehilangan kosentrasi.
Tatapan sang Inspirator, Joe Taslim Seolah menerkam ku.
"Wah sepertinya Joe harus tukaran sama Indi" Ucap Juri yang duduk tepat bersebelahan dengan Joe.
Joe berbalik ke arah suara berasal, di sisi kanannnya.
Ia tidak mengatakan apa pun, matanya hanya memicing lama menunggu maksud perkataan rekannya itu.
"Itu Niken Trump gara-gara Lo jadi kikuk gitu " terangnya pada Joe.
Raut wajah Joe Masih mengisyaratkan ketidak mengertiannya, Ia mengabaikan rekannya itu, lalu menatapku kembali.
"Ayo mulai!" Ucap Joe dengan suara berat miliknya.
Aku hanya mengangguk lalu mengambil posisi sebelum casting (melakukan beberapa dialog sesuai naska) yang ku pilih.
Kurang lebih semenit aku mempertontonkan kebolehanku dalam berekting, dan benar saja rasa percaya diri yang ku miliki mendapatkan standing uploas dari salah satu juri.
"Niken Trump, kau seorang artis?" tanya Joe padaku dengan tatapan tidak bersahabat.
Deg!
"Yah, model dan aku pernah bermain dibeberapa film juga" aku menjawabnya dengan bibir yg coba berinya senyuman termanis .
Tidak ada Respon darinya hanya Sebelah halisnya terangkat. sedang Juri lain sibuk bergosip.
"Casting On Came siap?" tanya Joe dan aku meresponnya dengan Anggukan semangat dengan senyuman semakin lebar.
"Gabung di Agency mana?" tanya Juri yang duduk paling ujung sebelah kiri Joe, Kebetulan Joe duduk paling tengah, dan spot paling mantap membuatku gugup.
"Aku datang kesini, dan casting tanpa ada embel-embel agency dibelakang" jawabku
Yah, memang ku pikir jawabanku terlalu sarkas, namun aku bisa apa, itu yang sudah terucap dilisanku.
Juri itu tertawa, entah apa maksudnya. Aku hanya mencoba tenang.
"Aku hanya bertanya tidak lebih, tapi kalau memang tidak perlu ditahu, baiklah" tuturnya santun, aku tidak melihat ada raut kesal diwajahnya.
Tatapanku lalu beralih pada Joe.
"Kalau setelah on cam kamu di hubungi untuk taken contract, kamu harus kasitahu nama Agency atau managementmu ke juri " ujar Joe.
"Juri yang tadi tanya kamu Agency mana!" lanjutnya.
"Off Course!" jawabku. dan sekali lagi aku mencoba untuk tersenyum semanis madu.
Aku tidak paham dan sama sekali abu-abu tentang Kepribadian Joe, Dia begitu sulit ku tebak. Berbeda jauh dengan dia yang selama ini ku tonton di layar televisi.
Joe yang Asli begitu dingin sedingin es beku. Pancaran sinar matanya benar-benar kelemahanku.
Aku tidak tahu dia menyukaiku atau membenciku!
Nanti aku cari tahu setelah taken contract!
****
Joe memberikan arahan pada Cameramen untuk on camera.
Teriakan pertama, kedua dan ketiga Joe mulai memenuhi telingaku, hatiku, dan kepalaku. rasanya aku begitu deg-deg-an. untuk pertama kalinya melakukan casting semenegangkan ini.
Bagaimana tidak? jika Joe Taslim Yang duduk di kursi Juri ternyata juga merangkap sebagai Sutradara untuk film action kali ini.
Pertanda aku akan kesusahan!
****
Kurang lebih 5 menit on came dengan beberapa kali take!
Dan akhirnya selesai sudah proses casting yang ku lakukan.
Aku bersiap untuk pulang kerumah. Dan ketika berada di parkiran, aku bertemu lagi dengan Joe.
Ia terlihat sedang buru-buru, hanya menyapaku sekilas berlalu dengan langkah kakinya yang panjang.
Aku menatapnya kagum sembari terbesit dalam hati sebuah doa.
'SEMOGA ESOK, LUSA, ATAU NANTI, AKU BISA DI ANTAR PULANG SAMA SANG LEGENDARIS ITU!'
Lalu ku coba meraihnya dari jauh dengan kekuatan tangan kanan, yang ku buat seolah sedang menyihirnya ke arahku.