Pertemuan Luysa dan kedua sahabatnya di Roxy's Cafe kemarin malam akhirnya membuat seorang Luysa mampu menentukan pilihan (keputusan) yang begitu berarti bagi kelanjutan hubungannya dengan Nathan.
Sesuai saran dari kedua sahabatnya, maka Luy memilih mencari tahu apa yang sudah terjadi pada malam itu (di hotel) tempat keluarganya dan keluarga Nathan bertemu, membicarakan soal pernikahan.
Dan satu-satunya saksi yang tertinggal di hotel itu ketika semuanya telah pulang, hanyalah Regar.
Jadi Luysa memang harus menerima tawaran dari kedua oragtuanya untuk ikut ke Paris.
Meski ia maupun Niken sempat berpikir kenapa harus Paris, tidak sekalian ke London menyusul Nathan!
Akhirnya setelah pertemuan itu, Niken dan Luysa menemukan jawaban kenapa harus ke Paris bukan ke London!
Dan Jawaban itu di dapat dari nasehat dan petua seorang Stella yang sok dewasa + Bijak ketika keadaan sedang genting.
Jadi jawabannya adalah, kalau ke London langsung, bisa-bisa bukan memperbaiki hubungan malah yang ada langsung Game Over!
Kenapa? yah jelas karena sudah jalan sebulan lebih setelah batalnya pertunangan itu dan Luysa baru mau membicarakan masalahnya apa??
Dan yang lebih sadisnya lagi, bagaimana jika Nathan tahu Luysa hilang ingatan tentang malam itu, bisa-bisa Nathan stop jantung dan ingin mati!
Makanya , pilihan ke Paris adalah yang paling masuk akal, karena Luysa bisa mendapat penjelasan dari Regar tentang permasalahannya, dan bisa cari tahu apa yang hilang dalam ingatan luysa tentang malam itu, sebelum Nathan menghilang!
Di Paris juga, Luysa bisa setidaknya menenangkan pikirannya bersama Regar (sang abang) yang tercinta.
Sebab bagaimana pun juga, Regarlah satu-satunya yang bisa memberi nasehat paling netral.
Karena Regar adalah sahabat Nathan sekaligus Kakak kandung Luysa.
Jadi Regar pasti akan berlaku adil untuk keduanya.
Karena dengan Regarlah, Nathan maupun Luysa bisa menurut, tidak membangkang!
*****
Dan Hari ini Pukul 09.00 WIB, Sesuai keputusan bersama, Luysa akan terbang Ke Paris bersama Kedua Orangtuanya.
Stella dan Niken tentu tahu jadwal keberangkatan Luysa, namun keduanya tidak bisa mengantar Luysa ke Bandara.
Sebab keduanya punya janji di jam yang sama dengan jadwal keberangkatan pesawat yang ditumpangi Luy.
Makanya semalam, saat Luy pamit dengan menunjukan foto boarding Pass miliknya di Groub Chat, Niken dan Stella langsung meminta maaf pada Luy, karna tidak bisa mengantar ke bandara.
Dan pagi ini, Luysa kembali menerima pesan beruntun dari kedua sahabatnya di Groub Chat.
Lagi-lagi keduanya meminta maaf.
Yang membuat Luysa tidak mengerti, kenapa mereka harus merasa sebersalah itu? tohh cuma soal bandara saja, mereka antar pun tidak akan lama, tidak pula sampai lobby keberangkatan.
Jadi yah sama saja, menunggu masuk pesawat pun Luysa sudah beda tempat dengan pengantar.
'Memang ternyata Stella dan Niken bisa juga selebay itu' rutuk Luysa.
Luysa cukup paham, dan senang ketika Niken dan Stella mengiriminya emot hug and kiss.
Lengkap dengan mendoakan dirinya agar hubungan dengan Nathan kembali baik-baik saja!
No more!
Luysa tidak minta hal lebih dari itu!
Lalu sebagai pesan terakhir yang dikirim Luy di Groub Chat TCW, sebelum memasuki pesawat.
TCW Groub
Luysa : "WAIT ME, COME BACK! "
Hanya empat kata itu, namun Stella dan Niken sudah tersihir sampe meneteskan air mata.
Lalu lima menit kemudian pesan kembali masuk
TCW Groub :
Luysa : ":D"
Emot tertawa jahat yang dikirim Luysa.
Luysa tahu jelas bagaimana sensitifitas kedua sahabatnya, makanya ia mengirim pesan sesingkat itu. Lalu setelah memastikan keduanya termakan emosi (harubiru) , Luysa dengan cepat mengirim pesan lanjutan ( emot ketawa).
Dan dari tempatnya masing-masing Stella dan Niken mati-matian mengumpat Luysa, yang sudah mempermainkan mereka.
TCW Group
Luysa : "JANGAN TERLALU SERIUS! BAY, SEE U!"
Tutup Stella mengakhiri percakapan.
****
DI PESAWAT!
Jennie yang selalu bertugas memboking tiket pesawat, kali ini, ia tidak memesan Firts Class, melainkan Business Class.
Jennie dan Antonie kursinya bersampingan, sedang Luysa, dia di deretan terdepan, bersebelahan dengan seorang wanita paruh baya, sepantaran Jennie (ibunya) kira-kira.
"Tujuan kemana?" tanya ibu itu sedikit menoleh ke arah Luysa.
Kebetulan pembatas kursi belum di naikkan, jadi baik ibu itu maupun Luysa masih bisa saling lihat.
Mendengar pertanyaan ibu itu, Luysa sigap memposisikan tubuhnya duduk dengan tegak tanpa bersender ke senderan kursi, ingin terlihat anggun dan sopan " France Madam!" Jawabnya lengkap dengan senyuman.
Luysa memang terkenal dengan sikap sopan dan santunnya, berbeda dengan Niken yang ketus, dan Stella yang Jutek!
Ibu itu ikut tersenyum, dan kini tidak hanya menoleh tetapi badannya pun ikut menghadap Luysa, meski Ia tahu bahwa sebentar lagi sabuk pengaman sudah harus terpasang dan pembatas kursi akan otomatis di tinggikan.
"Sama siapa berangkat?" ibu itu bertanya lagi.
"Papah, Mamah" Jawab Luysa.
"Mana mereka?"
Luysa menoleh ke belakang hendak menemukan kedua orangtuanya, namun karena jaraknya ada tiga kursi bisnis menghalangi, ia tidak berhasil menemukan keduanya.
Lalu Ia kembali menatap ibu itu " ada di belakang, gak kliatan dari sini!" jawab Luy.
"Tapi di bisnis class juga, kan?"
Luysa mengangguk mengiyakan!
TIIIIINNNNNGGGGGG!
Alarm tanda pesawat akan segera take off berbunyi!
Peringatan sabuk pengaman segera di pasang dan pembatas kursi yang dinaikkan otomatis oleh Kepala pramugari dengan memencet tombol dari tempatnya memberi informasi.
Ibu itu sudah tak bisa melihat Luysa lagi, begitu pula sebaliknya.
Maka tak lagi ada pertanyaan, dan Luysa tak perlu lagi menjawab.
Luysa kembali memposisikan tubuhnya relax, dan untungnya Ia tidak lupa membawa penutup mata, karena Luysa memang punya kebiasaan susah tidur ketika di tempat terbuka, terlebih di pesawat.
Dan Selama flight, pikiran Luysa berkecamuk (tidak tenang), Ia selalu saja terbayang-bayang oleh Nathan, Ia takut jika penjelasan dari Regar malah membenarkan bahwa dirinya lah yang bersalah bukan Nathan.
Kurang lebih 18 jam penerbangan yang melelahkan dari Jakarta (CGK) ke Paris (CDG) dengan sekali transit di Bandara Changi (Singapore), akhirnya Pesawat yang ditumpangi Luysa Landing di Bandara terakhir, Bandar Udara Paris-Charles-de-Gaulle (PRANCIS)!
Luysa, Jennie dan Antonie keluar dari pesawat menuju lobby, dan ada ibu itu juga ikut bersama rombongan Business class. Ibu yang tadi duduk bersebelahan dengan Luysa.
Kebetulan untuk First Class dan Business Class memang sudah ada kru yang bertugas mengurusi segala keperluan dan perlengkapan penumpangnya.
Termasuk koper, kendaraan dan hotel untuk tujuan penumpang, semuanya sudah di urus oleh kru yang bertugas, sesuai permintaan penumpang!
Dan setelah tiba di Lobby (Arrival), Koper milik keluarga Luysa di pindah tangankan, Karena sesuai permintaan, Luysa akan menggunakan jasa pribadi.
Lalu Kru yang bertugas pamit, setelah di beri tip oleh Luysa.
Dan kemudian, Luysa, Jennie dan Antonie tinggal menunggu Regar tiba di bandara sebagai pengganti sopir yang sedang cuti.
Masih ada Ibu itu, ikut duduk di bangku sebelah , entah sedang menunggu apa?!
Luysa hanya tersenyum sedikit sebagai sopan santun, lalu kembali menundukkan kepala menatap ponselnya.
Kebetulan sekali wifi otomatis tersambung. pantas sejak tadi notif di ponsel Luysa terus saja berdering tak ada hentinya.
Sampai-sampai Luysa di tegur oleh Pihak bandara ketika tadi ingin memasuki pesawat di bandara Changi (Singapore) ketika transit, di sangka Luysa sengaja mengaktifkan ponselnya.
Jika bandara Paris free wifi (wifi publik) berarti bandara Changi (Singapore) juga sama free Wifi!
Padahal Luysa sejak take off di bandara Jakarta , ia sudah tidak perduli tentang ponselnya. Karena dia tahu kartunya tidak akan berfungsi.
Tapi Ia lupa akan satu hal kalau ternyata, sekarang ia punya acount instagram, yang jika tersambung wifi akan otomatis aktif.
Lalu terbesit sebuah ide ketika melihat aplikasi instagram di ponselnya.
Pertama, ia ingin secepatnya DM Stella dan Niken. Juga ia sejak tadi sudah curi-curi pandang ingin memotret pintu yang bertuliskan ARIVALL dihadapannya.
Terbesik sesuatu dalam benaknya.
"JIKA AKU MEMPOSTING GAMBAR PINTU ITU, DI IG STORY, BISA JADI DIA AKAN LIHAT DAN TAHU KALAU AKU SEDANG DI PARIS!"