Chapter 9 - BAB 7

"Betari!" teriak kakeknya mencoba gahar.

Betari yang kaget langsung lari masuk kerumah meninggalkan ketiga pria itu di luar dengan kelakuan mereka yang dianggap Betari sangat absurd.

Di dalam rumah bunda Melati sudah menunggu Betari untuk segera menyuruhnya berganti pakaian karena kolega ayahnya akan segera datang.

"Betari dimana ayah?" tanya Bunda Melati pada anaknya.

"Di luar sama eyang dan Adanu!" jawab Betawi singkat lalu berlalu menuju kamarnya.

"Apa? Bukannya siap-siap malah ngajak ngobrol anak orang, bukanya disuruh masuk juga! apa dia tidak ingat punya janji dengan rekan kerjanya!" omel Bunda Melati.

"Ayah! kenapa masih di luar, bukannya nyuruh tamu masuk! cepat siap-siap, tamunya sebentar lagi datang! nak Adanu, kamu ikut makan malam disini sekalian ya!" oceh Bunda Melati, yang langsung tak bisa di bantah oleh ketiga pria itu.

Betari sudah membersihkan diri dan ganti pakaian, lalu segera turun kebawah untuk menyambut tamu ayahnya. Betari kaget saat melihat Adanu masih du rumahnya sedang duduk di ruang tamu dengan Bundanya.

"Eyang kakungmu dimana Betari?" tanya eyangnya yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Tidak tahu eyang, terakhir kali tadi lihat masih di luar!" jawab Betari jujur.

"Aku disini sayang!" Suara pria tua itu.

Seperti itulah keromantisan eyang sepuhnya dinusia senja mereka, kata eyang sepuh itu yang membuat hubungan pasangan awet, bukan di berikan barang-barang mewah. Dan hal itu juga dilakukan oleh kedua orang tua Betari agar selalu romantis diusia mereka yang tak lagi muda.

Betari hanya tersenyum melihat pemandangan romantis itu, lalu berlalu meninggalkan pasangan paruh baya itu, ia melangkah menuju ke ibundanya dan Adanu yang sedang berbincang hangat di ruang tamu, wajah dinginnya tadi tak terlihat, meskipun tetep menutupi senyumnya yang menawan.

"Kamu masih disini? Aku kira sudah pulang!" sapa Betari sambil memeluk dan mencium ibundanya dari belakang. Lalu ikut duduk disamping ibundanya.

"Bunda yang nyuruh dia tetap disini, biar bisa ikut malam bersama sekalian. masak tamu spesial anak bunda di usir!" jawab ibundanya bijak.

"Jadi bunda aja yang di cium? Aku gak dapet?" ucap Adanu, yang terdengar di gendang telinga Betari.

Betari langsung menengok ke pemilik suara yang tengah berbicara dengan ibundanya itu. Adanu sesekali melirik ke arah Betari karena Betari melotot kearahnya.

"Kenapa? kamu mau menberinya di depan bunda?baiklah aku akan pindah duduk di sampingmu!" ucap Adanu yang lagi-lagi hanya terdengar di gendang telinga Betari.

"NGGAK!" teriak Betari.

Membuat ibundanya terlonjak karena kaget. Kedua pasang mata mereka itu langsung memandang kearah Betari.

"kamu ini apa-apaan sih Betari? Ada temannya kok teriak-teriak nggak jelas gitu! omel ibundanya.

"Hehe...sorry bunda, aku cuma keinget sesuatu aja. Aku ke kamar sebentar ya bunda!" kata Betari beralasan.

Kemudian Betari berlalu menuju kamarnya sambil mengerucutkan mulut mungilnya.

"Awas aja berani meminta hal itu di depan keluargaku!" gerutu Betari dalam hati.

"Aku mendengarmu!" balas suara itu.

"Ups!" kaget Betari yang langsung reflek menutup mulutnya, dan berlari menuju kamar karena ketahuan, sedangkan Adanu menyembunyikan senyum kemenangan dengan mimik wajahnya seolah tak mengerti apa yang terjadi.

****

Rekan bisnis Pak Prabu sudah datang dan acara makan malam dimulai. Adanu duduk di samping Betari. ternyata rekan bisnis Pak Prabu adalah pemilik hotel mewah dari luar negri yang ingin mengembangkan bisnisnya di sini, dan bekerja sama dengan perusahaan Jayadiningrat untuk mempermudah jalannya proyek ini.

Makan malam hari ini berjalan lancar, dan kesepakatan sudah terjalin setelah selesai merekapun pulang. Adanu juga hendak ikut pulang, namun eyang putri melarangnya, ia menyuruh Adanu untuk menginap di rumah karena sudah terlalu larut. Adanu mengiyakan dengan senang hati namun tetap bertingkah sopan. Biyada segera membersihkan dan merapikan kamar tamu, agar bisa di pakai Adanu untuk tidur.

Malam semakin larut dan seluruh penghuni rumah Prabu Jayadiningrat sudah pergi tidur, kecuali Adanu yang malah membuka portal menuju ke kamar Betari, hanya untuk melihat secantik apa Betari saat tidur. Namun saat masuk ke kamar Betari ia tak melihat gadis itu di ranjang. dan terdengar suara gemerecik air dari kamar mandi, Adanu dengan konyolnya menunggu Betari keluar dari kamar mandi. Saat Betari keluar betapa terkejutnya ia mendapati seorang pria berada dalam kamarnya tepat di depan kamar mandinya.

"AAAAARRRGGGHHHHH!" teriak Betari kencang. Berhasil membuat Adanu kaget dan reflek menutup mulut Betari.

Mendengar teriakan Betari orang tua dan eyang sepuhnya sigap langsung mendatangi kamar Betari, Untunglah Adanu sigap lari bersembunyi di belalang pintu kamar Betari yang lumayan lebar.

"Ada apa Betari?" tanya mereka itu kompak.

"E..eh...Ehm tadi ada kecoak, tapi udah pergi!" alasan Betari.

"Kamu ini bikin kaget aja sih! beneran udah pergi?" tanya ibundanya.

"Iya bunda! Udah ah Betari mau tidur, udah malem ngantuk!"

"Ok! kalau ada apa-apa kasih tau ayah ya!" ucap pak Prabu khawatir.

"Ayah akan menemanimu dari luar!" pinta sang ayah

"Kalau gitu Eyang juga!" tambah eyang kakungnya yang kini sudah tidak memakai kursi roda lagi.

"Eits.... Emang Betari anak kecil kalian tungguin? Cepat kalian masuk kamar masing-masing! SEKARANG!" titah eyang putrinya dan langsung di turuti kedua lelaki Jayadiningrat itu.

"Untung aja Adanu udah tidur! kamu ini bikin kaget aja!" kata sang eyang.

"Habisnya tadi kecoaknya tiba-tiba muncul di depan kamar mandi! (ganteng lagi)!" kata Betari.

"Ya sudah segera tidur jangan lupa matikan lampunya!". perintah sang ibunda.

kemudian mereka berdua langsung meninggalkan Berarti di kamar. Betari segera mengunci pintu, yang di belakangnya ada Adanu sedang bersembunyi.

"Masa aku kecoa? Kecoa ganteng? Emang setampan itukah di matamu?" goda Adanu.

"Ish...apaan sih? lagian kenapa kamu tiba-tiba muncul disini? kan reflek teriak aku!" sanggah Betari.

"Hanya ingin lihat kamu tidur!" Jawab Adanu singkat.

Betari langsung menengok kearah Adanu yang kini berada tepat dibelakangnya, dan sekalilagi berhasil membuatnya terkejut hingga jatuh terduduk di tepi ranjang. Adanu kemudian mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Betari. Bau mint dari pria itu langsung tercium oleh hidung Betari.

Adanu kembali mencuri kecupan dari bibir Betari, dan entah kenapa Betari langsung reflek menarik tangan Adanu agar mendekat lagi, saat sudah menyelesaikan kecupannya. Kini mereka saling brhadapan lagi dengan Betari masih duduk di ranjang, dan Adanu berdiri membungkuk di depannya. Betari langsung reflek mengunci kepala Adanu dengan kedua tangannya dan melumat bibir Adanu, yang kemudian dibalas oleh Adanu.

Malam ini Adanu akhirnya menemani Betari hingga tertidur di keluarnya. setelah Betari pulas iapun membuka portal untuk kembali kekmarnya, sebelumnya ia sempat mencium kening Betari dan bibirnya.

Pagi harinya Betari bangun dengan mimpi indah, entah kenapa mimpinya hari ini berbeda, hnya ada dia dan Adanu yang bahagia. Betari lansung ke kamar mandi dan hari ini libur sekolah namun Betari begitu bersemangat tak seperti biasanya. ia bercermin pipinya merona di pantulan cermin karena mengingat kejadian semalam.

Setelah selesai ia segera turun kebawah untuk sarapan bersama orang tua dan eyang sepuhnya sudah menunggunya di meja makan, hari ini eyang sepuhnya berencana untuk pulang, jadi Betari hari ini akan ikut mengantar sekalian bermain di rumah eyang sepuhnya sebentar.

Pagi ini Betari tak melihat batang hidung Adanu, dari bangun tidur, ia tak mendapati Adanu masih disampingnya. Mungkin karena tak ingin ketahuan jadi dia memakluminya, namun saat sarapan juga ia tidak terlihat. Bunda Melati yang menyadari tingkah anaknya segera mendekat ke putri kesayangannya ini

"Adanu tadi pagi pergi, katanya pagi ini ada katanya ada meeting, dia menyampaikan salam untuk kamu!" bisik Bunda Melati.

Betari mengangguk untuk memberi jawaban, lalu segera melanjutkan sarapannya. hari ini akan mengantar eyang sepuhnya siang hari, jadi ia masih punya waktu untuk bersantai dan bercengkrama dengan keluarganya.

***

Siang harinya Adanu dan Abimatra datang ke rumah Betari lagi saat mereka siap-siap untuk berangkat. Akhirnya mereka berdua ikut mengantar eyang sepuh Betari. Dan Bunda Melati menyuruh Betari satu mobil dengan Adanu. Betari menuruti tidak dengan kedua lelaki Jayadiningrat yang merengek seperti anak kecil karena tidak rela harta berharga mereka di bagi dengan orang lain. Pak prabu yang di kenal dengn image tegasnya langsung luntur seketika image itu di depan anak gadisnya. termasuk juga eyang kakungnya yang selalu terlihat berwibawa di depan banyak orang, langsung tak bernilai wibawanya kalau sudah menyangkut cucunya, ketiga wanita Jayadiningrat hanya bisa menggelengkan kepalanya karena kelakuan absurd para lelaki yang sudah tak lagi muda itu.

Demi menuruti sang ayah dan eyang kakungnya akhirnya Betari memilih satu mobil dengan ibunda dan eyang putrinya, sedangkan Adanu dan Abimatra satu mobil dengan pak Prabu dan eyang kakung Betari. Membuat dua lelaki Jayadiningrat ini tertawa penuh kemenangan.

Rombongan sampai di pendaleman eyang sepuh tepat pukul tujuh malam karena banyaknya insiden yang diakibatkan ulah usil pak Prabu dan ayah kandungnya. mau tak mau mereka akhirnya bermalam di rumah eyang sepuh Betari.

Sedangkan Adanu dan Abimatra memilih pulang, tapi sebenarnya Adanu memiliki rencana lain untuk bisa bersama Betari malam ini. Para pria ini sepertinya sama-sama memiliki pikiran licik dan jahil sebenarnya hanya tertutup dengan image yang sudah mereka bangun agar tak terlihat konyol di depan banyak orang, sepertinya hanya Abimatra yang waras diantara mereka.