Chapter 11 - BAB 9

Di hutan Betari sedang berada di pangkuan Candala, saat ini ia masih tak sadarkan diri, Caksuswara sedang mempersiapkan semua ritualnya karena kekuatan itu di kunci oleh pemiliknya dan pemiliknya yang bisa membuka, namun bisa jug di buka oleh orang lain dengan ritual pembuka. Itu adalah salah satu sihir terlarang, dan jika semua kekuatan yang ada di Betari keluar makan Betari akan mati.

"Sebenarnya aku juga tertarik padamu Betari, andai kau bertemu denganku lebih dulu hidupmu takkan berakhir seperti ini!" ucap Candala.

"Ayo cepat bawa dia, kita akan segera memulai ritualnya!" ucap Caksuswara.

Candala segera menggendong Betari lalu membaringkannya pada tempat ritual yang sudah di persiapkan. Semua lilin segera dinyalakan, Candala duduk di sebelah Betari, sedangkan Ayahnya merapalkan mantra sambil berdiri di seberang mereka.

"Gagrayan herdaya gendhak sikara ingket!" ucap Caksusrawa.

Tak lama tubuh Betari mengejang dan mengeluarkan cahaya biru. Caksuswara menyentuh kening Betari, mata dan mulut Betari terbuka, kemudian tubuhnya terangkat keatas dan cahaya itu langsung keluar dari tubuh Betari dan terserap ke dalam tubuh Caksusrawa, setelah itu tubuh Betari langsung terhempas ke tanah kembali. tubuh Betari sudah tak bernafas lagi. Caksusrawa menyuruh anaknya untuk membuang tubuh Betari ke gahana untuk bergabung dengan para budak-budak yang telah berubah menjadi monster, sebenarnya mereka adalah manusia biasa yang memuja Caksuswara dengan iming-iming keabadian dan harta.

Candala kemudian menggendong tubuh yang sudah tak bernafas itu ala bridal style. kemudian membawanya ke tengah hutan, Di tengah hutan ia menidurkan tubuh Betari yang sudah mulai pucat membiru itu ke tanah untuk beristirahat, Ia begitu benci dengan tubuhnya yang separuh manusia biasa ini.

Candala adalah manusia setengah siluman, namun bukan seperti penduduk Akram, ia adalah manusia setengah siluman biasa. ia akhir dari rahim dari seorang wanita yang telah di setubihi oleh ayahnya saat berada di bumi perkemahan, lalu saat lahir iapun di buang di tempat yang sama, ia di temukan oleh ayahnya dan dibesarkan seperti layaknya seorang monster. kesehariannya juga tak jauh beda dengan sang ayah menikmati tubuh wanita dan mencari budak untuk memujanya. Suatu hari ia tak sengaja bertemu seorang gadis saat ia akn bertemu salah satu pemujanya yang sudah kehabisan waktu dan mengambil perjanjian yang di sepakati. Gadis itu sedang bersama teman-temannya bermain game di sebuah mall, manik abu-abu terangnya membuat hati seorang Candala menjadi penasaran. ia mengikuti ketiga gadis itu hampir setiap harinya di mall tanpa mereka tahu.

Hingga beberapa hari ia tak mendapati gadis itu berada di mall itu lagi. Namun saat ia sedang bertemu dengan calon pemujanya ia bertemu dengan Gadis itu lagi. Akhirnya ia mencoba untuk mengajaknya berkenalan, namanya adalah Betari gadis oewaris dinasti Jayadiningrat, anaknya sangat cantik, ceria dan ramah, Candala ingin memilikinya namun saat melihat cincin di jarinya ia sedikit ragu karena Candala mengira ia adalah penghuni Akram, negeri yang sudah mengusir ayahnya. Namun hatinya tetap berkata lain, karena masih tetap ingin memilikinya. Akhirnya ia mencari informasi tentangnya keluarganya dan sekolahnya. Ia juga rela menjadi guru agar bisa melihatnya.

Saat itu para guru, staf dan siswa sekolah diundang Betari ke pesta ulang tahunnya yang ke-17th. Candala sangat antusias kala itu mendapatkan undangan istimewa ini, ia yang menjadi guru populer diantara para siswi ini akan memperlihatkan pesonanya di depan gadis spesialnya. Ia segera mempersiapkan semuanya mencari hadiah istimewa untuk gadis spesialnya. Namun malam itu di rumah milik Betari ia malah melihat pemandangan yang begitu menyesakkan hatinya, bagaimana tidak gadisnya tak sekalipun melihat kearahnya, ketika seluruh siswi mengerubunginya, ia malah lebih memilih berdansa bersama pria lain, maniknya terlihat berbeda saat menatap pria itu. Membuatnya hatinya begitu tersiksa, ingin rasanya ia mencekik pria itu dihadapan Betari kala pria itu berhadil mencuri ciuman dari bibir mungil gadis yang harusnya ia dapatkan. Namun imagenya akan runtuh dan gadis itu tak kan bisa menjadi miliknya.

Ia mengikuti kedua pasangan itu ketika mereka memilih untuk menghindari keramaian acaranya sendiri hingga sampai ke sebuah gazebo kecil di dekat kolam renang di belakang rumah gadis itu, ia baru mengetahui jika gadis itu bukanlah penghuni Akram saat melihat pria memberikan sebuah sinar biru ke tubuh gadis di depannya.

"Tunggu, apa berarti dia pangeran Akram yang di ceritakan ayah?" ucaonya dalam hati.

ia masih melihat pemandangan yang begitu menyesakkan untuknya. Akhirnya ia memilih untuk pergi meninggalkan acara tersebut. Semenjak itu juga ia benar-benar akan membalas rasa sakit hatinya pada pangeran Akram.

Setelah itu ia selalu mencoba untuk menjebak Betari, namun semua tak berhasil karena para siswi-siswi yang selalu saja mengerubunginya. Hingga kesempatan itu datang ia berhasil menjebak Betari, dan hampir berhasil mendapatkan yang lebih berharga dari kecupan yang di dapat pangeran Akram, jika saja saat itu ia tak bisa menahan nafsunya mungkin Betari akan lebih membencinya, dan menurutnya itu sangat menyakitkan kala melihat manik mata abu-abu terang itu terlihat ketakutan saat melihat wajah aslinya, dan pangeran itu datang dan berhasil membawa Betari pergi.

Candala segera tersadar dari lamunanya, ia kembali membawa tubuh pucat Betari yang sepertinya benar-benar tak bernyawa. ia kembali menggendong gadis itu untuk menuju gahana penjara para budak sang ayah yang menanti kutukan mereka sempurna karena perbuatan mereka. Namun saat hampir mencapai gahana Candala tersandung dan malah membuat tubuh Betari terlempar jatuh ke jurang di sebelah mereka. Akhirnya tubuh Betari jatuh hingga ke dasar jurang hingga tak terlihat lagi oleh mata Candala. Sebenarnya Candala ingin mengambil lagi tubuh Betari, tapi tubuh manusia yang ia benci ini sudah tak bisa diajak bekerja sama. Ia pun memilih pergi meninggalkan Betari di jurang itu.

Di tempat lain keluarga Betari sudah berkumpul, termasuk eyangnya yang mendengar berita ini begitu shock bahkan sang eyang kakung sampai terserang jantung dan tak sadarkan diri karena mendapatkan berita tersebut, segala cara dilakukan oleh keluarga Betari untuk mendapatkan keajaiban, mereka berharap Betari ditemukan selamat.

Adanu, jangan tanyakan lagi, dia begitu kacau saat ini, apalagi setelah ia mengetahui siapa yang telah membawa Betari, dan seperti apa dia dulunya setelah mendengar cerita sang ayah. Ia begitu kecewa dengan ayahnya karena merahasiakan tentang hal ini padanya selama ini, sehingga Betari menjadi korban. Ia berjanji akan menemukan Betari meski sampai kapanpun.

****

Sudah seminggu Betari menghilang, namun tidak juga ada kepastian Berita tentangnya, semua anggota penyelamat bahkan orang-orang suruhan keluarga Jayadiningrat sudah dikerahkan namun hasilnya tetap sama, Eyang kakungnya juga masih dalam keadaan koma di rumah sakit, sedangkan eyang putrinya juga ikut roboh karena kelelahan raga dan psikisnya.

hari ini seluruh keluarga, sahabat, teman, dan seluruh guru serta sraff sekolah berkumpul untuk mengikhlaskan kepergian Betari, mereka menuju ke bumi perjemahan itu untuk memberi penghormatan terakhir. semua sangat sedih kehilangan gadis yang selalu ceria itu.

Setelah selesai l, orang tua Betari mendapatkan kabar mengejutkan dari rumah sakit, karena eyang kakung Betari meninggal saat upacara pelepasan Betari, membuat keadaan keluarganya semakin memburuk. Sepertinya dinasti Jayadiningrat benar-benar akan runtuh sedikit demi sedikit karena hilangnya pewaris tunggal.

Kini semua begitu kacau setelah Eyang kakung meninggal, kebun teh menjadi tak terawat, eyang putri Betari lumpuhnkarena stroke setelah ditinggal sang suami dan cucu kesayangannya. perusahaan orang tuanya? jangan ditanya lagi sudah pasti ikut kacau, ayahnya bahkan sampai melanggar ketentuan kerja sama berkali-kali karena frustasi alhasil ia harus mengganti kerugian utu, sepertinya perusahaan terbaik itu akan benar-benar bangkrut, sedangkan ibundanya memilih mengurung diri dalam kamar.

Saat itu Adanu datang ke kediaman Betari, dan melihat hal itu semua, ia sudah kembali dari Akram setelah mendengar dari Abimatra tentang keadaan keluarganya yang kacau. Ia akhirnya berinisiatif untuk menjaga warisan milik Betari sampai ia di temukan nanti, ia pun mengambil alih seluruh perusahaan keluarga Betari, dari kebun teh, salon, butik, perusahaan properti, caffe, pabrik susu dan peternakannya. Karena Adanu tahu Betari masih hidup entah dimana, karena ia masih bisa mendengar suara Betari dari cincin miliknya.

Orang tua Betari memilih kembali ke rumah eyang sepuh, dan merawat eyang putri yang semakin hari semakin lemah. bahkan untuk dudukpun sudah tak memiliki kekuatan, mereka sudah menjual rumah besar mereka yang memiliki banyak kenangan bersama anak gadisnya itu. mereka menggunakan uang itu untuk biaya pengobatan eyang putri nantinya.

sudah tak ada lagi abdi yang bekerja di rumah mereka, semua di pulangkan dan di beri pesangon, hanya abdi kepercayaan mereka saja yang masih setia menemani mereka yang sekarang sepertinya sudah tak memiliki tujuan hidup ini, atas permintaan mereka sendiri juga Adanu. Malam itu hujan deras, Adanu datang kerumah eyang karena bunda Melati menghubunginya. Beliau ingin membicarakan soal tawaran Adanu untuk tinggal di Akram.

Orang tua Betari menyetujuinya karena Adanu berjanji menemukan Betari dan akan membawanya kehadapan orang tuanya entah itu kapan, jadi mereka tak ingin mati dulu sebelum benar-benar melihat putrinya selamat dan berdiri di hadapan mereka. malam itu juga semua keluarga Betari termasuk eyang putri dan Abdi mereka yang setia memasuki portal menuju Akram. seluruh warga desa mengira mereka menghilang untuk bunuh diri bersama. dan rumah besar itu menjadi kosong sekarang.

Keluarga Betari mendapatkan status keluarga menjadi keluarga Andan warih, karena statusnya dulu di dunianya juga seperti itu. seluruh harta mereka dari dunia manusia biasa kembali ketangan mereka atas permintaan Adanu dan mereka di buatkan tempat tinggal, dan berubah menjadi manusia abadi setelah mengikuti persyartan dan ritual di Akram.