Chereads / Second Life, Second Love / Chapter 16 - Bunga dari Pencuri*

Chapter 16 - Bunga dari Pencuri*

15. BUNGA DARI PENCURI

Chunyin menjadi sangat yakin jika Xiang-er nya itu sehabis dari penjara air saat ia memeriksa lebih teliti lagi pergelangan tangan An Jia Li yang masih membiru, tak hanya itu telapak tangannya bahkan juga pucat dan kulit di jari-jarinya telah menciptakan guratan tanda ia telah cukup lama berada di dalam air. Meski hanya sewaktu satu jam, Chunyin benar-benar tidak tau apa yang membuat Xiang-er nya harus memasuki penjara air.

Chunyin hendak memindahkan An Jia Li ke kasur, namun saat melihat kasur dalam keadaan masih basah dan dingin seperti sebelumnya, ia jadi semakin emosi. Entah apa yang telah terjadi, yang pasti Chunyin mulai merasa ragu dan aneh apakah kaisar Feng saat ini benar-benar dirinya yang lain?, karena dirinya di masa lalu tidak akan pernah melepaskan pengawasannya terhadap Xiang-er nya.

Di masa lalu dirinya hanya dapat mengawasi Xiang-er nya secara diam-diam, dan sekarang pun ia bahkan menjadi semakin tidak dapat melakukan apapun. Chunyin merasa gagal. Ia marah terhadap dirinya sendiri yang seperti sampah tidak berguna.

Daripada tenggelam dalam perasaannya, Chunyin memutar otak dan mengambil jubahnya untuk ia berikan kepada An Jia Li agar hangat, setelah itu ia terdiam cukup lama untuk kembali berfikir.

Pertama-tama, hal yang dilakukan Chunyin saat ini adalah mengikuti keinginannya yang tengah bergejolak. Disaat dirinya tengah marah dengan dirinya sendiri, Chunyin memutuskan untuk pergi melihat 'dirinya' yang lain. Ia ingin memastikan apakah dirinya yang lain adalah bentuk masa lalunya yang mencintai Xiang-er nya atau tidak.

Di waktu seperti ini, di masa lalu. Chunyin memiliki kebiasaan selalu keluar dari selimutnya dan pergi diam-diam ke halaman untuk memetik bunga yang ditanamnya untuk ia berikan pada Xiang-er nya saat sedang terlelap karena bunga itu sangat bagus sebagai pembersih udara, bahkan aromanya sangat bagus untuk membuat tidur seseorang menjadi nyenyak. Tak hanya itu, bahkan Xiang-er nya selalu menyukai bunga itu untuk ia letakan di dalam air agar memiliki masa waktu yang lebih panjang lagi setelah dicabut dari akarnya.

Chunyin pergi mengendap-endap pergi ke pavilium Da Huo, dan baru kali ini ia sangat bersyukur karena penjagaan di sekitar pavilium Da Huo tidaklah ketat sesuai dengan perintahnya dulu agar tidak perlu ada banyak prajurit yang menjaga istananya terutama dekat kamarnya. Chunyin menyukai kesunyian. Dan karena kesunyian ini, Chunyin menjadi lebih nyaman dalam bergerak.

Begitu sampai, Chunyin menemukan dirinya yang lain itu benar-benar sama seperti dulu. Dirinya yang lain berada di halaman namun bedanya ia tidak memetik bunga dan hanya duduk diam memandang sesuatu yang berada di tangannya.

"Bukankah itu ... itu, benar-benar liontin giok bulan!" batin Chunyin setelah menyadari liontin yang bersinar saat terkena sinar bulan.

Hati Chunyin berbisik, "Tidak. Lupakan soal itu dulu ... lihatlah. Dia bukanlah dirimu yang lain. Dia sama sekali tidak memikirkan tentang Xiang-er!. dia tidak memetik bunga dan-"

"Semua tanaman bunganya mati" gumam Chunyin melanjutkan bisikan hatinya begitu ia menyadari bunga-bunga yang ia tanam tidak terawat dengan baik. Chunyin semakin curiga dengan terlahirnya kembali dirinya di dunia ini sebagai Li Xi adalah hal yang aneh. Ada suatu hal yang harus ia pecahkan untuk mengetahui banyak hal yang mengganjal hatinya.

Setelah dirinya yang lain itu masuk kedalam, Chunyin mencoba mendekat lebih lagi untuk menguping dan mengawasi sebentar siapa dirinya yang lain ini sebenarnya?, apakah ada sesuatu yang salah dengan dirinya dan semua hal yang terjadi padanya?. dan dari sanalah Chunyin menyadari dan mengatahui jika dirinya yang lain itu memanglah bukan dirinya melainkan seorang Jiang Yi. Seketika Chunyin menjadi lemas.

"Jiang Yi ... kakak Jiang Yi?!" batin Chunyin.

Fikiran Chunyin langsung melayang ketika berita tentang kecelakaan yang menewaskan Jiang Yi dan An Jia Li sampai kepadanya. Karena berita itu pula Chunyin menjadi putus asa dan memutuskan bunuh diri, sampai dirinya membuka matanya dan takdir membuatnya kembali mengulang kehidupannya saat ini.

"Apakah Xiang-er juga ..." Chunyin menebak-nebak apakah Xiang Lian nya saat ini juga merupakan kekasihnya yang pernah bereinkarnsi menjadi An Jia Li di kehidupan sebelumnya. Semakin larut Chunyin memikirkan hal itu, kepalanya kembali berdenyut. Ia tau sejak awal ada yang aneh dengan dirinya yang terlahir kembali di dunia yang sekarang meski ia masih belum tau hal apa yang membuat semuanya menjadi aneh. Chunyin saat ini hanya bisa berfikir mungkin jika tebakannya benar, Xiang-er nya juga tetap tidak memiliki ingatan lamanya.

Karena fikirannya semakin kacau, Chunyin sesegera mungkin pergi dari sana sebelum ia melakukan kesalahan karena kepalanya yang terasa berputar sangat cepat sampai-sampai Chunyin tidak dapat berfikir. Ia harus istirahat dan pergi ke tempat yang tenang untuk berfikir tanpa ada seorang pun.

Chunyin pun memutuskan untuk kembali ke istana Li Yin terlebih dahulu. Setidaknya ia harus dalam keadaan tenang jika berfikir. Sebelum ia kembali, Chunyin pergi untuk melihat Xiang-er nya lagi yang masih terlelap. Chunyin pun menyingkirkan kasur yang basah dan mengganti alasnya dengan selimut yang ada setelah itu ia memindahkan Xiang-ernya ke atas dipan tempat tidur agar tidak tidur di lantai yang dingin.

Setelah itu Chunyin meletakan bunga yang sempat ia ambil di halaman yang masih tersisa kedalam wadah air lalu pergi.

"Xiang-er, aku akan kembali untuk melihatmu besok" bisik Chunyin. Ia pun pergi ke titik awal dirinya membuka array teleportasi.

Beberapa saat setelah Chunyin pergi, An Jia Li terbangun. Sebenarnya dirinya sudah bangun sejak Chunyin membereskan tempat tidurnya, hanya saja An Jia Li tidak memiliki kata-kata yang bagus dtambah jantungnya terlalu berisik, jadi ia hanay dapat berpura-pura tidur sampai Chunyin pergi.

An Jia Li menatap wadah keramik berisi beberapa bunga berwarna biru putih dengan warna biru muda di bagian tengahnya. Lalu ia juga melihat jubah hitam milik Chunyin yang menyelimutinya. Wajah An Jia Li merona tanpa sadar saat ia dapat mencium aroma khas yang hangat dan segar itu, seperti aroma pepohonan dan beberapa buah-buahan dalam hutan di musim semi.

An Jia Li berjalan sedikit ke arah meja dan mengambil sekuntum bunga yang mengambang di atas air dalam wadah tersebut. An Jia Li berfikir jika bunga yang ia genggam saat ini hampir mirip dengan bunga camomille, hanya saja tengahnya berwarna biru, bukan kuning.

"Xiang-er ..." gumam An Jia Li dengan sedikit lirih. Ia dapat mendengar bisikan suara Chunyin sebelum pergi yang memanggilnya dengan sebutan nama itu, namun sayangnya An Jia Li masih tidak memiliki ingatan masa lalunya sehingga ia sedikit sedih karena berfikir wanita yang dicintai oleh kaisar Li Xi itu bukanlah dirinya, namun sang tokoh gadis pelayan dalam novel yng bernama Xiang Lian ini.

"Sayang sekali, hanya tubuhnya yang bernama Xiang Lian sedangkan jiwanya adalah An Jia Li" gumm An Jia Li, dan ia pun akhirnya benar-benar mengakui jika dirinya memang benar-benar telah jatuh cinta pada tokoh kaisar Li sehingga An Jia Li menjadi sedikit cemburu saat ia tau dengan jelas jika kaisar Feng dan bahkan kaisar Li, mereka mencntai sosok Xiang Lian, bukan dirinya.

"Bolehkan aku mencintaimu, Yang Mulia Li Xi?"

An Jia Li terdiam termenung. Perasaan egoisnya berbicara, "meski kau hanya seorang tokoh fiksi, meski dunia ini hanya dunia mimpi. Bisakah kau menjadi bagian dari kisahku?, bolehkan aku merubah cerita ini menjadi ceritaku?"

***

Weiheng yang tidak tau jika Chunyin telah kembali ke istana Li Yin berselisihan sehingga Weiheng tetap kembali ke istana Feng Long untuk memberikan apa yang diminta Chunyin sebelumnya untuk mengambilkan beberapa tangkai bunga racun yang hanya tumbuh di halamannya di istana Li Yin.

Chunyin sebelumnya berencana menggunakan tanaman beracun itu untuk menguji kehidupan yang ada di danau giok yang bahkan akan memberikan efek tertentu bagi penghuni 'lain' di dalam air karena tanaman bunga ini memiliki sifat menarik energi negatif dan dapat menunjukan seberapa besar kadar energi positif di dalam air.

Begitu ia sampai dan mencari Chunyin. Sangat disayangkan, tindakannya sia-sia karena Weiheng tidak dapat menemukan tuannya itu.

"Kemana Yang Mulia pergi?. apakah dia sudah ke danau giok?, tapi tidak mungkin ... tanaman ini tidak bereaksi di malam hari"

Karena Weiheng tidak begitu mengetahui wilayah istana Feng Long dan takut membuat kesalahan karena sistem keamanannya yang sangat ketat, jadi Weiheng hanya dapat mencari ke tempat sudut lain yang terlihat sepi yang tidak terlalu dijaga ketat. Bahkan Weiheng tidak menyangka jika sudut dalam istana yang tidak dijaga begitu ketat justru kediaman utama kaisar Feng.

"Bagaimana bisa tempat ini hanya memiliki sedikit penjaga?"

"Ah. Pasti kaisar iblis itu sangat sombong dan mengira dirinya tidak perlu memiliki penjaga karena dirinya sendiri cukup!" dumal Weiheng. Sama seperti Chunyin tidak menyukai orang-orang kekaisaran Li, begitupula orang-orang dari istana Li Yi yang tidak menyukai orang-orang dari Feng.

Karena sudah hampir pagi, Weiheng memutuskan untuk kembali saja. Tapi siapa sangka begitu Ia berbalik dirinya menjadi orang konyol yang terpeleset lumut dari bebatuan sehingga ia terjatuh kedalam kolam.

Mendengar ada sedikit suara ribut, Jiang Yi pun pergi keluar dan melihat seseorang dengan pakaiannya yang basah keluar dari dalam kolam. Jiang Yi pun menjadi waspada, namun saat ia melihat bunga-bunga yang dibawa Weiheng entah kenapa kewaspadaannya menjadi berkurang. Ia memasukan kembali pedangnya lalu dengan bodohnya memanggil Weiheng.

"Siapa disana?"

"Kemarilah untuk mengakui kesalahanmu dan kau tidak akan mendapatkan hukuman yang berat" jelas Jiang Yi.

Weiheng jelas terkejut, apalagi ia sadar dengan suara milik siapa itu dan lagi, "gawat. Penutup wajahku lepas!" batin Weiheng saat sadar penutup wajahnya telah jatuh kedalam kolam. Jadi, ia pun hanya dapat berjalan mundur perlahan-lahan dengan hati-hati agar tidak kembali jatuh dan memperlihatkan wajahnya.

"Siapa kamu?"

Saat Jiang Yi menanyakan hal itu, dirinya justru mendapatkan tumpukan bunga menyerang wajahnya yang disodorkan oleh Weiheng agar Jiang Yi kehilangan penglihatannya sementara, dan saat itulah Weiheng mengambil kesempatan untuk kabur.

"A-apa-apaan ini?. apa dia semacam penggemar rahasia kaisar?" batin Jiang Yi dengan polosnya. Ia lalu mengambil kembali tangkai demi tangkai bunga yang mirip bunga lily itu lalu tersenyum saat sebuah ingatan yang tidak ia sadari melintas, dimana dirinya pernah mengalami situasi yang cukup mirip dengan baru saja terjadi dan menerima setangkai bunga layu dari seorang pencuri.