Chereads / my little mate / Chapter 7 - 7

Chapter 7 - 7

Bulan masih menunjukan cahaya nya dengan terang, bahkan semakin terang karena ditemani bintang bintang kecil.

Tes...

Tes...

Terdengar suara tetesan...

Ctash!!!!!!

"Akkhh!!"

Ctash!!!!

"Akhh!!" Suara seorang pria yang menjerit karena sakitnya cambukan yang ia terima, darah yang terus menetes pada lantai menimbulkan bunyi nyaring khas tetesan.

"A-amp- ampun" tangan dan kaki nya dirantai dalam keadaan berdiri, tidak sedikit luka yang ada di sekujur tubuhnya, banyak bekas sayatan yang tertera pada wajah nya, rambut nya yang pirang lepek karena darah miliknya.

"Katakan" suara pria dengan nada dingin mengatakannya tanpa prihatin melihat pria yang tidak berdaya yang dirantainya.

Ctashh!!!!

"Akhhh!! C-uk-kup" sang pria yang terus menerima cambukan terengah-engah menahan sakit.

"Katakan" pria dingin itu- Alex, hanya terus mengatakan satu kata dengan wajah datarnya.

"Aam-ampun" sang pria memohon dengan wajahnya yang sudah memar dan bercucuran darah dimana-mana.

Ctash!!!

"Katakan" Alex dengan Alpha tone nya menggertak sang pria, membuatnya gemetar semakin ketakutan atas apa yang telah Alex lakukan.

Sang pria meneguk ludahnya dengan kasar "saya- jika tt-idak mela-akuk-kannya, keluargaku- mereka- akan dibantai- aa-aaku terpaksa" sang pria meneteskan air matanya dengan tatapan sendu.

"Saya mohon-" sang pria meneguk ludahnya dengan sakit karena tenggorokan nya yang kering.

"Saya- saya memiliki kakak yang harus- saya lindungi" 

"Cukup" suara dingin itu terdengar kembali. "Bunuh dia" Alex memerintahkan para warior nya membunuh sang pria.

"Maaf kan saya tuan.. saya salah.. saya akan mengabdi pada anda.. saya mohon... Jadikan saja saya apapun yang anda inginkan terapi jangan bunuh saya... Kakak saya masih membutuhkan saya bahkan hanya untuk berjalan" sang pria menggeleng dengan kencang, memohon setulus hati nya atas apa yang telah ia perbuat, suara gemericik rantai yang beradu terdengar begitu nyaring.

Sang warior sudah siap dengan pedang yang akan ia pakai untuk membunuh pemberontak yang mengancam nyawa sang Luna.

"Hentikan!!!!" Clarissa dengan nafas tersengal datang dengan peluh membasahi dahinya.

"Mengapa kau disini?"

Deg! Clarissa menelan ludahnya dengan kasar.

"Jangan bunuh dia!" Clarissa dengan berani mendekati Alex yang menatapnya tajam.

"Mengapa kau disini?" Alex lagi-lagi hanya mengatakan kalimat yang sama. Clarissa menatap sang pria yang dipenuhi darah di sekujur tubuhnya, menatapnya dengan sendu.

"Jangan bunuh dia" Clarissa menatap sang pria dengan iba.

"Mengapa kau disini?" Alex mengeluarkan aura nya yang menyeramkan.

"Jangan bunuh dia, kumohon" Clarissa menatap Alex dengan sendu, matanya memelas, memohon dengan sangat belas kasih sang Alpha.

"Dia berencana membunuhmu!" Alex mengeluarkan Alpha tone nya membuat Clarissa menutup matanya sedikit gemetar.

"Ia pasti memiliki sebuah alasan untuk menyakitiku, mengapa kau tidak bertanya apa yang membuatnya melakukan hal itu?" Sang pria yang mendengar sang Luna membelanya sangat tersentuh, wanita yang awalnya akan ia bunuh malah berakhir menyelamatkan nya bahkan memohon untuk nyawanya.

"Rissa" Alex menggelengkan kepalanya tanda ia menolak.

"Aku mohon" Clarissa kembali memohon.

"Rissa!" Alex menatap Clarissa dengan tajam. "Dia ingin membunuhmu dan kau masih memohon agar ia tidak ku bunuh?!" Alex dengan emosinya mendekat kearah Clarissa dengan tangan yang terkepal.

"Apa kau tahu alasan ia berbuat seperti itu padaku?" Clarissa dengan nyali yang kian menciut bertanya dengan nada lemahnya.

"Itu tidak penting!" Alex semakin mendekat kearah Clarissa.

"Ku mohon!! Hanya dia!! Selamatkan dia!!" Clarissa berteriak dan segera berdiri di depan sang pria yang akan Alex eksekusi.

"Ris-"

"Jadikan dia pengawal ku" Clarissa dengan cermat memikirkan alasan agar pria itu hidup, sang pria yang melihat wanita yang akan ia bunuh begitu bersikeras agar ia tetap hidup menitikkan air matanya.

"Ampun tuan.. saya mohon saya akan mengabdi.. saya akan lakukan apapun yang anda perintahkan.. kakak saya masih membutuhkan saya.." pria itu menikkan air matanya sembari menahan perih yang ia rasakan.

"Kumohon Alex, satu kali saja" Clarissa menatap Alex dengan sendu, dengan penuh permohonan.

"Kau memiliki diriku untuk melindungi mu!" Alex dengan keras kepalanya menaikan suaranya.

"Bagaimana saat kau tidak ada?!! Apakah kau tau?!! Saat kau bersamaku masih ada yang ingin mencelakai ku!! Bagaimana jika kau tidak ada?!!! Aku takut Alex!!! Aku takut!!!!" Tubuh Clarissa bergetar mengingat kejadian yang menimpanya, air matanya turun menetes satu per satu, membuat hati Alex bagaikan diremas melihat sang kekasih menitikkan air matanya.

"Maaf..." Alex mendekati Clarissa

"Maaf Rissa.. maafkan aku" Alex memeluk Clarissa yang masih menitikkan air matanya.

"Maaf mengganggu Alpha" Kennan menyahut dengan ragu.

"Kemampuan nya bisa kita pertimbangkan menjadi pengawal pribadi Luna, menurutku kekuatan nya sebanding dengan ku" Kennan menatap pria yang hampir saja terbunuh beberapa menit yang lalu.

Alex menghela nafas lelah, menatap sang tawanan dengan tajam.

"Bersumpah pada ku, akui aku sebagai alpha mu" Alex menatap tajam dan mengeluarkan Alpha tone nya dengan aura yang menyeramkan.

"Terimakasih.. terimakasih" sang pria tersenyum begitu melihat hidupnya tidak jadi terenggut.

___

"Mengapa kau mengetahui aku berada disana?" Alex bertanya dengan tajam tanpa memandang Clarissa yang berjalan disebelah nya.

"Emm" Clarissa bergumam gugup.

"Jawab Rissa"tanya Alex dengan smrik nya sambil berkata tajam.

"Kau tidak akan menghukumnya?" Clarissa mencoba bernegosiasi dengan Alex.

"Siapa?" Alex terus berjalan tanpa menatap Clarissa yang sudah kesal setengah mati namun kalah dengan rasa takutnya.

"Kau pasti menghukumnya jika aku memberitahumu" Clarissa mengehela nafas kecewa, membuat Alex membalikan arah pandangan nya kearah Clarissa, menatap mata Clarissa dengan dalam, membuat Clarissa semakin gugup.

"Lupakan! Aku tahu siapa dia" Alex segera meninggalkan Clarissa yang sudah membatu karena tatapannya.

"ALEX!! TUNGGU!!" Clarissa berteriak saat ia sadar bahwa Alex sudah sangat jauh meninggalkan nya.

___

"Aku mengantuk" Clarissa menguap saat ia telah sampai di depan kamarnya, maksudnya kamar Alex yang ia tempati.

"Tidur" Alex segera memasuki kamar mandi membersihkan dirinya, dan mengganti pakaian nya dengan pakaian yang lebih nyaman untuk tidur.

"Mengapa kau masih terbangun?" Alex mengernyit kan dahinya melihat Clarissa masih terjaga saat ia keluar dari kamar mandi.

"Aku takut.. jadi menunggumu.." Clarissa mengedarkan pandangannya seakan mewaspadai hal yang telah ia alami.

"Tidur" Alex segera menaiki tempat tidur menarik Clarissa kedalam pelukannya.

"Jangan asal menarik tanganku!! Aku bisa saja terbentur kepala tempat tidur!!" Cerocos Clarissa dengan berisik di dekapan Alex.

"Sayangnya tidak terjadi" Alex segera memejamkan matanya berusaha menghiraukan Clarissa yang terus mengoceh.

"Alex!! Heyy!! Kau dengar tidak" Alex diam tanpa menjawab perkataan Clarissa.

"Alex kau menyebalkan aku sedari tadi berbicara dan kau malah asik tertidur aku sungguh lelah berdebat dengan ku tidak bisakah kau mengalah sekali saja?" Clarissa menatap wajah Alex dengan garang, ia mulai mengucek matanya membuat penglihatan nya semakin memburam.

"Kau menyebalkan" gumaman terkahir yang Alex dengar dari mulut kekasihnya, membuatnya membuka mata dan melihat sang kekasih sudah tertidur pulas layaknya bayi.

"Kau cerewet" Alex menghela nafas kasar dan segera menyusul Clarissa menuju alam mimpi.

____

Hay semuanya All kembali.. semoga kita selalu dilimpahkan kesehatan yaa.. dengan situasi saat ini kita saling mendoakan agar semuanya bisa sehat dan kembali menjalani aktivitas normal.. aku disini mau mengucapkan terima kasih bagi kalian yang selalu mendukung.. kata kata kalian buat aku semangat nulis lagi... Makasih banyak yaa

Salam hangat All..