Chereads / my little mate / Chapter 10 - 10

Chapter 10 - 10

"Alex!!! mengapa aku bisa sakit?" Clarissa menuliskan perkataan yang tidak bisa dia ucapkan. Alex segera membacanya.

"kau keracunan" Alex menatap Clarissa dengan serius.

"benarkah?" Clarissa kembali menulis dengan ekspresi terkejutnya.

"hm" Alex mengangguk sembari menatap Clarissa, membuat Clarissa menjadi salah tingkah.

"ada.. ahk... shtt" Clarissa meringis sakit saat ia lupa bahwa suaranya menghilang.

"jangan berbicara!" Alex menatap tajam Clarissa.

"kau baik-baik saja?" Alex menatap dengan khawatir. Clarissa tersenyum dengan manis, dan mengangguk dengan semangat.

"mengapa aku bisa keracunan? apakah aku memakan sesuatu yang salah?" Clarissa berpikir dengan ekspresi yang kebingungan dengan mengerutkan dahinya.

"kau tidak perlu mengetahuinya, itu tidak penting" Alex segera berdiri membelakangi Clarissa yang duduk di ranjang rumah sakit dengan heran. tangannya meraih pakaian yang dipakai Alex. Alex menatap Clarissa sembari mengangkat sebelah alisnya.

Clarissa segera menulis apa yang ingin ia katakan "kau pergi kemana ?" Alex yang membaca itu tersenyum tipis.

"aku akan mengerjakan beberapa dokumen penting, Stefan akan kemari untuk menemanimu" Alex mengusap lembut rambut Clarissa dan segera pergi meninggalkannya.

___

"hay" Clarissa yang sedang membaca buku terkejut.

"ahh!! hay" Clarissa tersenyum dengan manis ke arah Stefan.

"bagaimana kabarmu Clarissa?" Clarissa tersenyum dan segera menuliskan hal yang ingin ia katakan

"aku baik, hanya saja aku merasa bosan" Clarissa tertawa tanpa mengeluarkan suara.

"aku akan membuatmu menghilangkan rasa bosanmu, kau ingin melakukan apa?" Stefan duduk di sebelah Clarissa.

"bisa kau ceritakan Kakakmu? aku tidak bisa berbicara banyak, tetapi bisa mendengarkanmu bercerita" Stefan tersenyum melihat tulisan Clarissa, dan mengangguk dengan senyumnya yang manis.

"kakakku bernama Athen, dia berumur 25 tahun" Stefan tersenyum sembari memikirkannya. "dia tidak bisa jalan karena kakinya mengalami kelumpuhan, sedari dulu kami selalu berdua, aku memiliki fisik yang kuat, tetapi jika dia... dia memiliki pikiran yang jenius" Stefan tersenyum manis sangat manis.

"dia mendidikku menjadi seperti sekarang, dan aku merasa gagal saat mencoba membunuhmu" Stefan menundukkan pandangannya merasa bersalah pada Clarissa.

"mengapa kau merasa gagal? kau melakukannya karena terpaksa!!!" Clarissa mengerutkan keningnya dengan ekspresi kesal.

"tetapi tetap saja aku membuatmu hampir saja terbunuh, aku merasa sangat bersalah kepadamu" Stefan menundukkan pandangannya menghindari tatapan Clarissa.

"kau tidak perlu merasa bersalah!! kau sudah menebusnya menjadi pengawal pribadiku, kau hanya perlu melakukannya dengan sangat baik, maka aku akan sangat senang" Clarissa tersenyum sangat manis. Stefan yang melihat senyum manis Clarissa tersenyum lembut.

"terimakasih" Stefan tersenyum dan tertawa renyah.

"ayoo ceritakan kembali tentang kakak mu" Stefan yang tersadar pun segera memikirkan hal yang akan ia ceritakan.

"ibuku pernah bercerita kepadaku, saat aku lahir kakak pernah membenciku" Stefan tersenyum sangat lebar saat mengingat hal yang akan ia ceritakan.

"kakak ku sedari dulu menginginkan seorang adik perempuan bukan laki laki" Clarissa yang mendengar itu ikut tertawa geli tanpa suara.

"kau tahu? setelah ia melihat wajahku, ia menangis dan berteriak 'ibu aku tidak jadi mengiginkan adik perempuan, adik laki laki ku juga menggemaskan' aku langsung tertawa terbahak bahak saat tahu bahwa kakak ku seperti itu" Stefan tersenyum sangat lebar dengan matanya yang berkilau.

"lalu kemana ibumu?" Stefan yang melihat tulisan tangan Clarissa segera tersenyum lembut.

"ia sudah tiada" Clarissa yang mendengar itu menunjukkan raut wajah nya yang merasa bersalah.

"tidak apa, itu sudah lama sekali" Stefan mengusap lembut kepala Clarissa.

"bisa kau mengajakku pergi berjalan jalan? aku sangat bosan disini" Clarissa menuliskannya dengan raut wajah memelas.

"aku akan membawamu, kau ingin pergi kemana?" Stefan segera menempatkan Clarissa di kursi roda yang tersedia.

"tha...man" Clarissa meringis sakit saat mencoba bersuara.

"jangan dulu mengeluarkan suaramu, itu akan sangat sakit" Stefan melihat Clarissa dengan tatapan tajam nya, Clarisa yang melihat itu teratawa membuat Stefan menjadi terbawa senyum.

"baiklah mari kita pergi ke taman" Stefan segera mendorong kursi roda yang dinaiki Clarissa menuju tempat tujuan mereka.

___

"apa kau suka??" Stefan bertanya saat mereka sudah sampai di taman. Clarissa menganggukan kepalanya.

"aku ingin bertemu kakak mu" Clarissa menatap Stefan.

"kakak ku sedang berada di rumah, aku akan mengajaknya datang kemari esok hari bagaimana?" Stefan Clarissa yang mendengarnya mengangguk semangat.

"Rissa" terdengar suara yang sangat Clarissa kenali membuatnya menoleh memastikan.

"Alpha" Stefan menunduk hormat saat mengetahui ia adalah Alex. Clarissa hanya melambaikan tangannya karena kedua pria yang ada di hadapannya menyuruhnya untuk tidak berbicara.

"kau bisa melanjutkan latihanmu" Alex berkata dengan datar seperti biasanya pada Stefan.

"aku pergi dulu" Stefan tersenyum pada Clarissa, Clarissa membalas dengan melambaikan tangannya.

"kau senang ia menemanimu?" Alex berkata dengan tajam.

"ya dia bercerita tentang kakaknya, itu sangat menarik aku juga seperti memiliki seorang kakak laki laki" Clarissa tiba tiba teringat dengan Briyan, pandangannya menjadi kosong memikirkan hal yang ia alami dulu.

"Rissa!!" Clarissa tetap dengan pandangan kosongnya.

"Rissa" Alex memanggil nya dan menatap nya, Clarissa tetap diam tidak bergeming.

"Clrarissa!" Alex mengguncang tubuh Clarissa membuat Clarissa terkejut, ia menatap mata Clarissa dalam.

"mengapa kau melamun?" Alex bertanya sembari menatap Clarissa.

"aku teringat kakak tiriku" Clarissa tersenyum tipis, Alex yang mengetahuinya menghela nafas kasar.

"jangan pernah mengingatnya" Alex berbicara dengan tajam membuat Clarissa sedikit takut, Clarissa menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Alex, aku bosan" Clarissa menatap Alex dengan mata bulatnya.

"kau ingin berkeliling?" Clarissa mengangguk dengan semangat. Alex berjongkok di depan Clarissa membuat Clarissa mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

"naik" Alex menepuk pundaknya membuat Clarissa mengerti dan sedikit merasa tidak enak. Clarissa segera memeluk leher Alex.

"pegang dengan erat" Alex segera membawa Clarissa pergi.

___

"bagaimana?" Alex bertanya sembari mencium aroma Clarissa yang begitu menusuk hidungnnya membuatnya sangat nyaman.

"ini menyenangkan" Clarissa berbisik agar rasa sakit yang ia rasakan sedikit berkurang.

"maaf, aku lupa jika kau belum boleh berbicara" Clarissa tertawa tanpa suara.

"aku baru tahu jika kau bisa lupa" Clarissa berbisik dengan suara nya yang serak.

"tentu saja, tapi tidak sesering dirimu" Alex mengejek Clarissa membuat Clarissa memanyunkan bibirnya.

sepanjang perjalanan dihiasi senyum Clarissa yang begitu manis dengan Alex yang sudah lebih banyak berbicara. semua anggota pack menyaksikan Alpha dan Luna mereka bahagia, mereka tersenyum dengan lebar, mereka bahagia sang Luna baik baik saja, mereka bahagia sang Alpha dapat menemukan kebahagiannya.

"Luna!!" seorang gadis kecil memanggil Clarissa membuat Clarissa menoleh dan tersenyum manis, ia melambaikan salah satu tangannya, sang gadis yang melihat Clarissa menyahuti panggilannya tersenyum kebar.

"aku mencintai Luna" gadis kecil itu berteriak dan segera berlari dengan tawa indahnya.

"ia mencintaiku" Clarissa bergumam dengan terharu yang langsung terdengar di telinga Alex.

"aku sangat bahagia, aku bisa merasakan perasaan yang sangat bahagia, aku sungguh berterimakasih telah diberi kehidupan lebih panjang, aku merasa bahagia..." Clarissa berbisik di telinga Alex membuat hati Alex dan Xander menghangat mendengar Mate nya berkata bahwa ia sangat bahagia.

"terimakasih Alex, terimakasih" Clarissa memeluk Alex lebih erat membuat Alex tersenyum tipis.

'ia bahagia Alex, ia bahagia bersama kita' Xander melolong dengan senang dan meloncat loncat karena ia sangat bahagia, perasaan Xander tersalurkan pada anggota pack membuat semua orang menatap mereka dan menunduk menghormati.

"aku mencintaimu lebih dari aku mencintai diriku" Alex berkata dengan tulus, membuat Clarissa tertegun dan bersemu merah.

"hmm, aku mencintamu" Clarissa membalas dengan suara yang sangat kecil, tapi mampu didengar banyak orang membuat semua orang berseru senang mendengarnya.

"aku tahu" Alex segera menyahut dengan candaan membuat Clarissa menyembunyikan wajahnya i ceruk leher Alex.

"terimakasih Rissa" Alex tersenyum dengan sangat tulus untuk pertama kalinya.