Chereads / my little mate / Chapter 8 - 8

Chapter 8 - 8

pagi yang sangat cerah terdengar suara burung yang berkicau begitu merdu, seorang gadis dengan nyamannya masih tertidur dengan lelap.

"Rissa" suara yang terdengar dingin di telinga Rissa yang saat itu masih terlelap dalam tidurnya.

"hmm" Rissa menggumam di dalam tidurnya.

"ini sudah siang" Alex menatap Clarissa dengan datar dan segera meninggalkan Clarissa yang masih tertidur.

'Alex, bukankah Clari sungguh lucu' Xander berkata sambil membayangkan tingkah lucu Clarissa.

'ya' Alex menyahut dengan singkat namun dengan senyumnya yang tipis.

'tentu saja dia mateku' Xander dengan sombongnya membusungkan dadanya membuat Alex menggelengkan kepalanya.

___

"Alex!!!" Clarissa sudah terbangun dari tidurnya dan sudah rapi dan cantik, ia berusaha mencari Alex yang tidak kunjung ia temukan.

"hey" Clarissa tersenyum saat melihat seorang main yang sedang menyapu lantai.

"a-aah Luna" sang maid menatap Clarissa dengan takut, membuat Clarissa merasa heran.

"mengapa kau menunduk? apa kau takut kepadaku?" Clarissa bertanya dengan nada lembutnya,

"a-ah bu-bukan begitu Luna" Clarissa tersenyum lembut.

"tidak perlu takut, aku tidak menggigitmu, aku hanya ingin bertanya apa kau melihat Alex?" Clarissa bertanya sembari melirik ke arah kanan dan kiri.

"Alpha sedang berada di ruang latihan Luna" Clarissa yang mendengar itu mengernyit heran.

"dimana itu? bisa kau antarkan aku jika kau tidak keberatan" Clarissa tersenyum manis kembali.

"tentu Luna"

Clarissa mengikuti kemana arah maid itu menuntunnya, ia berusaha mengingat arah jalan yang ia lalui agar suatu saat nanti ia tidak tersesat, hingga sampailah ia di sebuah lapangan yang cukup luas, terdapat banyak orang di sana.

"Alexx!!!!" Clarissa segera meneriaki nama Alex saat yang empunya nama terlihat dalam pandangannya.

"ahh, terima kasih" Clarissa tersenyum dan berterima kasih kepada maid itu yang segera meninggalkan clarissa.

Alex yang melihat itu hanya merespon datar namun dengan tatapan yang sangat kagum.

___

"Alex" Alex yang melihat Clarissa menghampirinya menaikkan sebelah alisnya.

"kau sedang apa?" Clarissa bertanya dengan senyumnya.

"melatih para warior, juga.." perkataan Alex terpotong dan melihat ke arah lain, Clarissa yang melihat Alex mengalihkan pandangannya mulai mengikuti arah pandang Alex.

"ahh!! pria itu!!" Clarissa tersenyum lebar saat mengetahui siapa yang Alex pandang. Alex menatap Clarissa dengan heran, memikirkan apa yang akan gadis itu lakukan. dan hal yang dilakukan Clarissa benar benar membuat Alex menggelengkan kepalanya. Clarissa berlari ke arah pria yang tempo hari ia selamatkan tanpa menghiraukan banyak sekali hal berbahaya di sekelilingnya.

"Rissa" Alex memanggil Clarissa dengan lirih, dan segera menghampiri Clarissa.

"hai" Clarissa yang tiba tiba berteriak membuat kedua pria yang sedang berlatih itu menghentikan sejenak kegiatannya.

"hai Clarissa" sapa Kennan dengan nafas yang terengah. Pria yang satunya tidak berani menatap Clarissa, ia merasa malu karena ia hampir saja mencelakai gadis dengan hati yang sangat baik itu.

"ada apa denganmu?" Clarissa mendekati pria itu dan menatapnya dengan mata bulatnya.

"a-ahh" sang pria menggaruk bagian belakang kepalanya karena merasa canggung.

"siapa namamu?" Clarissa melihat ke arah pria itu sambil mengulurkan tangannya, namun saat sang pria akan membalas uluran tangan Clarissa tiba tiba ada yang menarik lengannya dengan lembut.

"Alex..." Clarissa cemberut dengan nada lirih.

"berkenalan tidak selalu berjabat tangan" Alex segera pergi meninggalkan Clarissa dan menghampiri Kennan.

"namaku Stefan Luna" Pria yang diketahui bernama Stefan itu membungkuk ke arah Clarissa.

"jangan membungkuk padaku" Clarissa tersenyum. "dan panggil saja aku Clarissa saat kita hanya berdua, baik? bukankah kau pengawal pribadiku?" Clarissa segera terkekeh saat mengatakan hal itu.

"baiklah" Stefan segera kembali berlatih dengan Kennan, sementara Clarissa dan Alex menuju tempat mereka sebelumnya.

___

"Alex?" Alex memandang Clarissa yang duduk di sebelahnya.

"hmm" Alex menjawab dengan deheman.

"..." Clarissa diam, membuat Alex mengernyitkan dahinya.

"kau baik baik saja?" Alex menatap Clarissa cemas.

"aku tidak tahu harus berkata apa, aku bingung" Alex yang mendengar Clarissa mengatakan itu semakin tidak mengerti.

"apa yang membuatmu kebingungan?"

"percakapan kita, kita sudah tiga puluh menit diam tanpa satu patah kata pun" Alex yang mendengar itu tersenyum dengan sedikit kekehan yang tidak pernah ia lakukan.

"kau ingin kita mengobrol?" Alex menatap Clarissa dengan lembut, dan tanpa aba aba menarik Clarissa ke dalam pangkuannya.

"Alex" Clarissa yang terkejut memanggil Alex dengan lirih karena ia sangat malu saat ini.

"hmm" Alex sibuk memainkan surai hitam lembut milik Clarissa.

"apa kau tidak mau?" Clarissa melihat banyak orang yang tersenyum saat melihat mereka berduaan seperti ini.

"tidak" Alex menjawab dengan singkat dan datar.

"tapi aku malu" Clarissa mencicit.

"yang penting aku tidak" Alex mengedikan bahunya membuat Clarissa kesal dan gemas.

"hahaha apa apaan kau!!" Clarissa tertawa dengan perkataan Alex.

"kau..." Clarissa yang ditatap Alex sangat intens membuatnya menelan ludah dengan susah. 'apa aku salah menertawakannya?' pikir Clarissa.

"kau cantik" dua kata yang mampu membuat Clarissa bersemu merah dan menyembunyikan wajahnya ceruk leher Alex, membuat Alex tersenyum tipis.

"mari kita makan siang" Alex segera menurunkan Clarissa dan menggenggam tangan Clarissa dan segera pergi menuju ruang makan.

sesampainya di ruang makan Alex melihat sudah ada bibi serta keponakannya.

"Ester!!" Clarissa yang melihat Ester tersenyum dan melambaikan tangannya, namun seketika Clarissa berhenti dan mengerutkan dahinya.

"Ester keponakanmu?" Clarissa menatap Alex yang langsung diangguki sang empunya.

"ibu Ester adalah bibimu?" lagi lagi Alex mengangguk.

"kau tidak memberitahuku?" Clarissa menatap Alex dengan heran.

"sudah, saat kau bertanya tadi" Alex segera menarik Clarissa yang kesal ke meja makan.

"dia bibiku Mergan" Alex mengenalkannya dengan nada dingin.

"senang bertemu denganmu kembali bi, maaf saat itu aku belum mengenalmu" Clarissa tersenyum canggung.

"tidak apa apa sayang, ayo duduk dan mari kita makan bersama" Bibi mergan terseyum dengan lembut, mereka segera menikmati makanan mereka dengan lahap.

___

Clarissa dan Alex sudah menyelesaikan makan siang mereka, mereka berjalan beriringan tanpa arah tujuan.

"kemana kita pergi?" Alex menatap Clarissa

"tempat apa yang kau inginkan?" Alex membalikan pertanyaan.

"ada tempat yang sejuk, dan indah?" Alex mengangguk.

"kau suka taman?" Clarissa langsung tersenyum kegirangan dan segera menggenggam tangan besar Alex dan menariknya.

"ayo tunjukan cepat, aku ingin bersantai denganmu disana" perkataan Clarissa segera Alex turuti, hati nya menghangat saat tahu Clarissa ingin menghabiskan waktu denganya.

mereka sampai di taman yang penuh bunga dihiasi jembatan dengan kolam ikan dibawahnya, membuat Clarissa menatap dengan penuh kekaguman.

"ayo kita duduk disana" Clarissa menunjuk sebuah pohon yang agak jauh dari tempat mereka.

"kau menyukainya?" Alex menatap Clarissa yang berjalan di depannya

"tentu saja aku menyukainya ini sangat indah siapa yang merawat bunga ini?" Clarissa bertanya sambil mengesampingkan untaian rambutnya yang panjang ke belakang telinga.

"para maid" Alex menatap Clarissa dengan kagum.

sesampainya mereka di pohon itu Clarissa segera mendudukkan didirinya dan menyandarkan bahunya di batang pohon tersebut. Clarissa yang melihat Alex memejamkan matanya segera memanggil Alex.

"Alex!!" Namun pria itu tidak mendengarnya.

"Alex!!" Clarissa menjadi sedikit cemas.

"hallo Clari!!" Clarissa menghela nafas lega.

"Xander!! kemana Alex pergi?" Xander menghampiri Clarissa dan segera membaringkan tubuhnya dengan kepala yang ada di pangkuan Clarissa.

"huh!! aku ingin bertemu dengan mu sedari tadi tetapi Alex tidak mengizinkannya, dan hingga kami berebut, dan aku yang menang" Clarissa yang mendengar itu tertawa renyah.

"jangan bertengkar itu tidak baik Xander" Clarissa memberitahu Xander seperti anak kecil.

"aku tahu Clari kami hanya bercanda" Xander tertawa, namun ia segera berhenti saat melihat Clarissa mengerutkan dahinya.

"Clari!!"

"Clari!!" Xander yang melihat Clarissa tidak mendengarnya segera bangun dan mengguncang tubuh Clarissa.

"Clari!! kau baik baik saja?" Xander menatap Clarisa dengan cemas, Clarissa mengangkat tangannya menandakan ia baik bak saja, namun yang dilihat Xander berbeda.

"uhuk!! uhuk!!" Clarissa menutup mulutnya dengan tangannya saat ia tidak sengaja terbatuk, dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak darah yang ada pada tangannya.

"Xander" Clarissa menatap Xander dengan lemas dan pingsan tidak sadarkan diri dalam dekapan Xander matanya tertutup rapat wajah nya menjadi pucat.

"Clari!!" aura Xander seketika berubah, auranya lebih pekat dari apapun, membuatnya melihat ke sekeliling dan membawa Clarissa dalam gendongannya, tatapan matanya lebih tajam dari siapapun, bahkan tatapan Alex sekalipun. dengan amarah ia segera pergi meninggalkan taman.

'apa yang terjadi Xander' Alex menggeram marah di dalam pikiran Xander.

'aku akan mencari penyebabnya' Xander tersenyum mengerikan.

___

wiii baru update lagi maafin yaa, semoga kalian sukaaa... semangatt...☺️