Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The kingdom of Fair and Ice

Ratih_Permasih
--
chs / week
--
NOT RATINGS
15.3k
Views
Synopsis
Lelaki berwajah rupawan itu berjalan dengan gagah menelusuri koridor istana. Saka Amenasti, si calon tunggal kandidat Raja selanjutnya. Pemilik netra mata berwarna merah, pekat bagaikan darah, hidung bangir, bibir tipis, berwajah putih pucat. Semua orang memberikan julukan pada Saka, yakni Prince of Ice. Saka selalu dilingkupi amarah, aura nya selalu mencekam. Sangar dan menakutkan. Semua orang takut padanya. Saka tidak kenal apapun, siapa yang menentang dirinya berarti itu adalah hukuman. Jane Salendra gadis jelita keturunan kerajaan api, hidup sebatang kara karena orangtua nya terbunuh dalam peperangan. Jane tersangkut masalah besar dengan si Pangeran Ice itu. Jane melakukan kesalahan fatal dengan membuat lelaki itu marah. Apa yang akan Jane lakukan untuk memperbaiki kesalahan? Dan berkelit dari hukuman yang akan Saka lakukan? Atau karma malah berkata lain, lelaki itu takluk dan jatuh cinta? Saksikan jalan cerita selanjutnya... -Ratih Permasih- Follow IG: @ratih_ninda Add FB : @Ratih Prataninda Follow TW : @RELfishy1998
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

"Tetapkan hukuman pada dayang itu, dia telah mengotori jubah milikku." Pangeran Saka berkata dengan lantang, suara tegas dan intonasi yang keras. Prajurit tertunduk, hanya menunggu titah langsung dari Raja. Raja Antonio memandang puteranya dengan sorot mata yang tajam, dalam benak raja berkata, "Apakah semua hal harus diselesaikan dengan hukum negara." Raja Antonio bangkit, mengibaskan tangan ke udara.

"Lakukan apapun yang kau inginkan, Pangeran Saka. Aku tidak akan membuat keputusan yang merugikan semua orang. Dayang itu hanya mengotori, 'Baju'. Bukan menggores tangan mu." Raja Antonio pergi dari singgasana, mengabaikan erangan kesal Pangeran.

Saka memandang dengan datar, seakan hendak memakan hidup-hidup mangsanya. Dayang itu semakin tertunduk, takut, serta kalut. Kehidupannya sedang dipertaruhkan.

"Your majesty, hamba meminta sedikit belas kasih mu. Hamba memiliki anak yang masih kecil, suami yang harus diurus. Jika hamba tiada hari ini, apa yang akan terjadi pada mereka." Dayang itu memohon dengan bersimbah air mata, menciumi kaki sang Pangeran. Saka semakin memandang jijik, sepatu mahal yang dipesan nya secara khusus itu menjadi kotor, perasaannya semakin tidak terkontrol.

Suasana sekitar berubah menjadi sangat dingin, semua orang sadar perubahan suhu yang drastis timbul dari perubahan emosi Pangeran. Netra merah itu menggelap. Saka mengeluarkan kekuatannya, mengangkat tinggi-tinggi dayang itu ke udara, dalam sekali sorotan sinar laser muncul, menghunus tepat ke jantung nya. Dayang itu jatuh terkulai, terkapar di tanah, kejang-kejang. Kemudian menghembuskan nafas terakhirnya, dengan mata terbuka, mengutuk si pembunuh. Saka tersenyum penuh kemenangan, manik merah itu mengkilat. Saka menyisakan perbuatan nya pada prajurit, pergi meninggalkan arena penghukuman. Langkah dari sang Pangeran sangat disegani, ditakuti, bahkan dianggap terror. Para dayang bersembunyi ketika sosok itu melintas, tidak ada yang sanggup untuk bertegur sapa.

***

Ditempat lain.

Jane tengah asik memetik bunga dengan riang bersenandung ditemani kawanan burung. Jane menari-nari dengan gerakan lincah berputar serta bergoyang mengikuti alunan nyanyian merdu. Burung-burung berkicau melengkapi indahnya hari. Jane berjongkok memunggut benda kecil sangat transparan berupa kalung, tanpa berpikir panjang dia memakainya, sangat indah dan pas dileher. Tanpa disadari olehnya, Jane memasuki teritorial Kerajaan Api. Musuh bebuyutan orangtuanya. Jane, bersenandung lagi dengan ceria. Jane mengeluarkan api-api kecil dilemparkan ke udara, riak kembang api begitu indah cahaya nya memancar berbentuk bundar.

Jane terdiam, udara sekitarnya tidak terasa hangat lagi melainkan dingin. Berhenti bersenandung, berpendar ke sekitar terbelalak ketika dia sudah melewati batas kerajaan. Jane hendak berbalik, namun langkah nya tertahan oleh bongkahan es.

"Penyusup." Saka memandang datar. Jane mengerut memiringkan kepala tersenyum dengan manis. "Aku tersesat, bukan menyelinap ke kerajaan mu." Jane mengeluarkan kekuatan apinya, dilempar pada bongkahan es yang menahan pergerakan kaki. Saka terbelalak sejauh ini tidak ada orang yang mampu mencairkan bahkan menghancurkan kekuatan es miliknya sekalipun petinggi kerajaan api.

"Siapa kau?"tanya Saka, mendekatkan diri pada Jane. Perempuan itu memandang dengan ramah, mengulurkan tangan. "Jane.. Jane Salendra." Tanpa berpikir panjang Saka menerima uluran itu, menjabatnya. Sengatan terasa menjalar kesekujur tubuh, kulit tangan Saka melepuh. Saka mundur beberapa langkah menjauh.

"Kau telah melukai Pangeran. Maka kau harus dihukum."

Jane memandang dengan datar kemudian menatap telapak tangan miliknya, sebuah simbol muncul. Tanda berbentuk bundar dengan ukiran rumit. Jane terbelalak ketika kedua tangan nya tercekal oleh prajurit. "Pangeran! Aku tidak melakukan apapun!".

"Kau akan tetap dihukum." Saka berbalik, seringai tercipta di wajah nya. Rasa tertantang akan sosok Jane, membuat si pangeran berambisius mendapatkannya. Jane berontak, mengeluarkan kekuatannya. Api yang lebih besar, menggelora. Sekitarnya mencair, begitupun prajurit yang mencekalnya lenyap. "Aku bukan rakyatmu. Kau tidak berhak atas diriku." Jane berputar kemudian menghilang dari hadapan Saka.

Saka menggerang dengan kesal menatap kepergian perempuan yang telah melukai tangannya. Tangan itu terkepal, "Suatu saat nanti aku akan mendapatkan mu. Jane. Menghukum dengan caraku, menggunakan kedua tangan ini." Saka memandang langit, melepas kekuatan, dalam sekejap keadaan kembali seperti semula, dingin dan beku.