Pagi masih terlalu buta, gelap belum sedikitpun menyingsing dari hamparan langit yang hitam kebiruan. Udara yang sangat dingin, tak ada satupun orang yang berani berkeliaran saat ini.
Adrian berjalan menelusuri jalan setapak tak beraspal. Becek. Guyuran hujan dua hari lalu masih membekas di tanah pedesaan Desa Melati. Hari ini, adalah hari dimana Diah, anaknya akan dieksekusi. Dan ia ingin memberikan kabar bahagia pada Diah tentang rencana Susi yang ingin jadi saksi di eksekusi hukuman siang nanti.
Didepan Balai desa, Pak Sujito masih tertidur di bangku. Kepala menyandar dengan kepala mentengadah. Satpam Desa Melati itu tampak kelelahan setelah semaleman menjaga Diah yang dikurung dibalai desa.
"Assalamualikum, Pak..!" Salam Adrian mengagetkan Sujito. Terbangun mendadak sambil mengerjabkan mata. Satpam desa itu mengucek mata walau dia tau siapa yang datang kebalai desa.