"Kenapa?"
Alena menoleh cepat pada raka
"Raka kenapa penasaran?,penasaran sama hidupnya al?,artinya raka suka sama al?seriusan?"
"Gue cuman nanya bukan berarti gue suka sama lo,jawab pertanyaan gue"
"Raka jangan galak-galak ih serem"
"Jawab atau lo gue usir"
Alena hanya diam saja,ia tersenyum manis.
"Maaf al gabisa kasih tau,raka bisa kok usir al sekarang,lagian ini bukan pertama kalinya raka ngusur al dari hidupnya raka,maaf al gabisa kasih tau"
Alena menunduk merasa bersalah. Tapi sungguh ia tak ingin membicarakan itu.
"Yaudah terserah lo,gue ga peduli"
Raka kemudian meninggalkan alena yang masih terduduk diam disana. Al sengaja tidak mengejar,ia memutuskan untuk diam dan berniat akan mengejar raka besok hari seperti biasa.
Jam menunjukkan 23.00,al sudah menyelesaikan pr nya sejak tadi,namun ia tidak bisa tidur,ada banyak hal yang harus alena pikirkan.
Terutama tentang pertanyaan raka yang diberikan padanya. Sahabat?tentu saja alena ingin punya sahabat seperti yang lainnya. Tapi ia tidak bisa,lebih tepatnya ia tidak mau.
Kringggg
Ponselnya berbunyi. Alena melihat tertera nama farah disana. Farah sahabat satu-satunya alena sejak tk.
"Halo"
"Udah gue duga lo belum tidur. Mikirin apa lagi?"
"Lo ngapain lagi nelfon gue?bukannya udah gue bilang jangan peduliin gue lagi. Gue gamau lo nanti sakit hati"
"Terus lo pikir gue mau aja ninggalin lo gitu?al lo harus cari teman al,apalagi yang lo raguin,please jangan berifikir yang nggak-nggak terus"
"Fa,niat gue baik,lo sebaiknya jangan mikirin gue lagi"
"Baik kata lo?oke kalo emang niat lo baik,tapi apa lo baik-baik aja dengan niat lo itu?gue tau lo butuh teman disekolah lo itu al,gue mohon cari teman yang baru,kalau gue juga sekolah disana gue bakal jaga lo. Tapi kita beda sekolah dan lo gaboleh sendiri terus. Lo harus cari teman"
"Gue ngantuk,dah gue tidur dulu,bye"
Alena mematikan begitu saja ponselnya. Ia meletakkan ponselnya diatas meja dan berbaring. Meski ia bilang begitu tetapi alena tetap bisa tidur.
Alena berjalan menuju meja belajarnya,ia mencari sesuatu di dalam laci meja. Setelah menemukannya alena ke dapur mengambil air.
"Sampai kapan aku mengandalkan ini terus?"
Sementara disisi lain raka bertahan dengan gitarnya. Duduk dibalkon sambil menyanyikan lagu favoritnya membuat raka menjadi tenang.
Akhir-akhir ini banyak hal yang memenuhi kepalanya. Sungguh ia ingin sekali bersantai seperti ini.
Raka tidak tahu harus ngapain,waktunya sudah tidak banyak untuk berpura-pura lagi. Raka ingin sekali memberitahu semuanya tapi ia tidak bisa.
Klingg
Ponselnya menyala. Raka mengambil ponselnya dan membaca pesan yang masuk.
"Waktu kamu tidak banyak,cepat putuskan atau tidak kamu akan menyesal".