Dua hari kemudian, lebih tepat nya di jam istirahat, raka tampak gelisah. Ia menolak untuk kekantin, hingga akhirnya ia sendiri di dalam kelas.
Ada yang aneh, sejak kemarin ia tak melihat al dimana pun, biasanya perempuan itu selalu menunggunya didepan gerbang, mengekorinya ke kantin hingga pulang sekolah.
Tapi sejak kemarin alena benar-benar tidak terlihat sama sekali. Raka hendak menanyakan alena tapi ia gengsi.
Apa ia kemarin sudah keterlaluan menyakiti perempuan itu? Apa kini al membencinya? Entahlah raka tidak tahu.
"Kenapa muka lo kusut gitu?"
Tanya vero yang baru tiba bersama reyhan.
"Nggak"
Vero dan reyhan mengambil posisi disebelah raka.
"Eh btw sejak kemarin gue ga liat alena, kemana tu anak?"-vero
"Capek kali ngejar-ngejar tanpa kepastian"-raka
"Tapi kan alena orang yang pantang menyerah, udah 3 bulan masa dia nyerah gitu aja"-vero
Raka terdiam. Benar juga, sudah 3 bulam perempuan itu mengejarnya nun ia tetap tidak memberikan jawaban. Apa alena sudah benar-benar melupakannya?
"Lo seneng kan ka?"-reyhan
"Eh?"-raka
"Lo senengkan sekarang ga bakalan ada lagi yang gangguin lo, seperti yang lo bilang, lo pingin bebas. Alena udah nyerah sama lo"-reyhan
Raka kembali terdiam. Benar yang dikatakan reyhan, seharusnya aku senang tapi entah kenapa raka merasa ada yang kurang. Ia pun tidak tahu apa.
"Kenapa lo diam?"-reyhan
"Lo kangen sama al?"-reyhan
Tebak reyhan
"Nggak lah"-raka
"Terus kenapa muka lo kusut gitu? Kalau kangen bilang aja, jangan gengsi, banyak-banyak aja tobat kurangi gengsi"-vero
Raka hanya diam saja saat vero menyindirnya. Raka bukannya gengsi, ia hanya tidak mau mempersulit wanita itu.
Hari-hari dilewati raka tanpa gangguan dari alena
Dan ini sudah masuk hari ke 6 alena tidak masuk sekolah, membuat raka semakin hari semakin tidak bisa menahan rasa penasarannya. Kemana kirana pergi??