Raka menghela nafas panjang
"Kemarin mimisan, sekarang demam, besok-besok apalagi?"-raka
"Eh maksudnya?"-al
"Denger ya gue tau lo itu cuma pura-pura sakit biar dapet perhatian orang-orang, emang sih temen-temen gue tertipu karna lo tapi gue enggak"-raka
"Sumpah lo gapunya harga diri banget sih jadi cewe, lo rela ngelakuin apa aja supaya gue tertarik sama lo sampai pura-pura sakit kaya gini. Mau lo sebenarnya apa sih? Lo tau gak semenjak ada lo hidup gue gapernah tenang. Gue nyesel nolongin lo kemaren"-raka
Alena tidak tahu harus membalas apa, tangannya bergetar menahan air mata yang hendak turun.
"Al..al..cuman minta tolong, kalau raka gabisa bilang aja gabisa, jangan ngomong kayak gitu. Demi tuhan al gapernah pura-pura sakit"-al
"Oke jadi lo cuma mau dengar, gue mau nganterin lo apa enggak? Jawaban nya nggak! Nggak bisa. Karna apa? Karna ada orang lain yang harus gue anterin dan lebih penting dari lo"-raka
"Minggir"-raka
Raka pergi menaiki motornya, ia menyalakannya dan pergi begitu saja meninggalkan alena.
Alena hanya bisa diam melihat raka yang berhenti didepan gerbang, menyuruh seorang perempuan untuk naik ke motornya kemudian berlalu bersama dengan perempuan itu.
Air matanya tidak bisa lagi ia tahan. Sungguh ini sangat menyakitkan.. Apa alena harus berhenti? Tapi sejak dulu hanya ini keinginannya, bersama dengan raka.
"Gak apa al, ini bukan pertama kalinya lo ditolak. Lo pasti kuat, besok coba lagi. Oke, semangat"
Ucap al pada dirinya sendiri