"Raka liat al jatuh gak?"
Tanya alena
"Kalau dia punya mata pasti dia liat"
Dan tanpa membalas perkataan vero alena langsung mendatangi raka.
"Raka liat al jatuh ya?"
"Jangan diingat ya, itu yang jatuh tadi bukan al"
"Pokoknya raka jangan ingat itu, harus lupain, al malu pokoknya jangan diingat".
Setelah mengatakan itu alena langsung berbalik pergi. Ia tidak bisa lama-lama lagi disana, alena sangat malu.
Dan tanpa ia tau setelah ia mengatakan itu raka menghela nafas panjang.
Raka, vero,dan rayhan baru saja keluar dari kelas, mereka hendak menuju kantin namun saat keluar dari kelas ketiganya dikejutkan oleh alena yang sudah menunggu di depan kelas.
"Lu ngagetin gua aja"
"Hehehe maaf, gimana belajarnya raka, lancar gak?"
"Kalian berdua aja yang kekantin, gue gak minat"
Ucap raka dan berbalik meninggalkan ketiganya menuju belakang kelas.
Vero dan rayhan mengangguk begitu saja dan pergi kekantin sementara al mengikuti raka dari belakang.
Sesampainya raka dibelakang sekolah, raka duduk ditaman dan bersandar pada pohon yang cukup besar, ia memejamkan matanya menikmati angin menyapu lembut wajahnya.
"Raka ngapain ga kekantin?"
Pria itu hanya diam, tanpa membuka matanya.
"Raka capek ya?"
"Lo kapan capek nya ngejer gue?"
"Eh?"
Alena tergugup saat raka menoleh dengan tatapan dingin kearahnya.
"Lo emangnya gaada teman lain?sampai lo terus ganggu gue dan sahabat-sahabat gue"
Bukannya takut alena malah menatap raka takjub.
"Wahh ini pertama kalinya raka ngomong panjang kayak gitu, setelah 3 bulan ini"
"Gue serius"
Alena tersenyum, ia duduk disebelah raka dan ikut bersender pada pohon besar itu, alena menghela nafas berat.
"Kalau al punya sahabat, pasti al gaakan sering gangguin raka"
"Maksud lo apa?"
Alena tersenyum
"Teman-teman disini, baik-baik semua kok, al suka, mereka juga sayang sama al. Tapi al gabisa temenan sama mereka".