Chereads / will dream's come true? / Chapter 26 - Permintaan

Chapter 26 - Permintaan

RS Fatma 14.05 p.m

Sore yang cerah di luar sana, sang mentari masih membagikan kehangatan nya. Kilau jingga keemasan menyeruak masuk ke salah satu ruang rawat berusaha menghangatkan walau hanya sesaat sebelum malam menyapa.

Di ruang itu Dream berusaha menikmati sore cerah ini sendirian. Bang Rion pamit karena ada pemotretan dari teman selebgram nya, sang mama pamit pulang dulu karena harus membawa baju ganti lain, ayah pergi untuk mengantar adik nya mengikuti lomba melukis di luar kota. Memang adik nya itu terkadang petakilan tapi dia bukan orang yang minim prestasi.

Ceklek

Saat pintu ruangan nya dibuka Dream masih asik memandangi langit senja dari ranjang nya.

" kata nya sampe malem bang? "

" ..... "

" kok malah diem bang ...." Dream bertanya lagi sambil berbalik.

" hai... " seketika waktu terasa berhenti, 'kenapa dia di sini? '

orang yang berusaha dia lupakan, orang yang sudah dia kecewakan, dan orang yang akan memberi dia harapan, kini ada di hadapan nya.

takdir memang selucu itu, di saat kita ingin melupakan tapi setiap jalan selalu dipertemukan.

" kenapa ke sini? " Dream bertanya sambil memalingkan wajah nya kembali menatap langit senja perkotaan, sambil berusaha menutupi kegundahan hati nya.

" cuma mau lihat keadaan lo, lagi pula tadi bang Rion nyuhuh gue temenin lo! " ujar nya santai

" Gue gak bisa kabur kali Ge, jadi gak usah lo repot - repot buat temenin gue "

" Iya gue tahu, apalagi untuk kabur ke lain hati "

" lo gak jelas banget Ge " jawab Dream masih asik memandang ke luar jendela kamar nya.

" Lo betah banget sih tuh mandangin langit sore. Sampe gue lo anggurin." Dia tahu saat ini Dream sedang berusaha menghindar dari nya, tapi dia sudah bertekad apa pun yang terjadi dia akan berusaha selalu ada untuk seorang Dream Alive, tanpa peduli pendapat Dream.

" Kalau gak mau gue anggurin, pulang sana " Dream kembali mengusir Gerhana.

namun bukan Gerhana bila mau menuruti perintah orang lain. Dia justru mendekat dan berdiri tepat di depan Dream. Dream mulai resah dengan sikap Gerhana, tanpa sadar ia menunduk dan meremas selimut yang tengah ia gunakan.

Tangan Gerhana terulur, dengan sekali tarikan kini Dream sudah berada di dalam dekapan nya.

" Maafin gue, ini semua gara - gara gue, maafin gue karena gak bisa jagain lo, maafin gue karena gak paham kondisi lo.... "

Dream tak membalas pelukan Gehan, dia masih termenung tak bergeming.

" Tapi..... please, jangan ngejauh dari gue.Tersesah lo mau bilang gue egois atau apa pun. Tapi jujur... gue gak bisa harus ngejauh dari lo " kini kedua tangan Gehan menangkup wajah Dream. Ketika kedua netra itu bertemu air mata yang ditahan sedari tadi oleh Dream luluh seketika.

" Tapi gue..... gue.... gak bisa Ge, lo harus lupain gue.... gue cuma bakal bikin lo repot. gue... gak... hiks... hiks.... hiks... " Dream tak sanggup lagi meneruskan kata - kata nya, namun Gerhana kembali memeluk nya.

" denger gue Dream Alive, gue gak masalah kalau lo mau ngerepotin gue. justru gue bakal masalah kalau lo minta ke yang lain selain gue. gue gak maksa lo kok buat ngebales perasaan gue, ngebales semua perhatian gue. gue cuma mau lo biarin gue tetep ada di sisi lo " kini Gerhana mengurai pelukan nya, dan kembali menangkup wajah Dream dengan kedua tangan nya. namun Dream menghalangi nya dengan menggenggam kedua tangan Gerhana.

" kenapa lo tetep keras kepala Ge? kalau lo sama gue lo cuma bakal dapet harapan sesaat "

" itu lebih baik Dream, dari pada gue harus kehilangan lo tanpa ada kenangan manis sama lo di dalam nya. ya... walau cuma sesaat, tapi paling tidak gue bisa ngerasain bahagia bareng lo "

" lo bodoh Ge, lo gak akan pernah bahagia bareng gue "

" kenapa? "

" karena gue gak akan bisa bahagiain lo "

Gerhana menarik nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan.

" gue harus gimana lagi sekarang? gue harus gimana supaya lo percaya, kalau yang jadi kebahagiaan gue sekarang ini cuma lo? CUMA LO DREAM! " nada bicara nya sedikit tinggi kali ini.

Dream lagi - lagi hanya diam, jauh di lubuk hati nya dia juga merasakan hal yang sama dengan Gerhana. sebenarnya dia juga tidak masalah kalau bahagia yang dia rasakan nanti hanya sesaat. hanya saja ketakutan nya terlalu besar, takut harus kehilangan orang yang sangat dia cinta, takut mengecewakan nya karena ketidak mampuan diri nya,

" Jadi untuk kali ini biarin gue dapet kebahagiaan gue ya? "

" ta.... "

" ssssttt " ucapan Dream terpotong tatkala Gerhana meletakan telunjum nya di bibir Dream.

" lo masih inget janji lo kan? "

Dream menatap Gerhana sambil mengerutkan dahi nya.

" waktu gue bantuin lo buat bikin Laxy sama Ocean baikan, lo pernah janji sama gue bakal kabulin satu permintaan gue."

" jadi, gue bakal tagih janji lo sekarang. biarin gue selalu ada buat lo. gue ngelakuin itu bukan karena gue peduli sama lo. tapi gue cuma mau dapetin kebahagiaan gue aja." ucap nya sambil menaikan sebelah alis nya.

merasa percuma saja berdebat dengan gerhana akhir nya Dream pun mengalah. Toh memang dia harus menepati janji yang pernah dia buat kan?

jadi dia pun hanya menganggukan saja kepala nya.

Sebenarnya dia bisa saja menggunakan janji yang sama yang dimiliki Gehan pada nya, tapi Dream akan menyimpan nya untuk saat terakhir nya nanti.

" berarti sekarang gue pacar lo kan ? " kini Gerhana mulai menggoda Dream.

" tadi lo bilang gak akan maksa gue "

dan akhir nya kedua insan itu tertawa bersama - sama, berusaha menikmati kebahagian sesaat yang mereka miliki sebelum sebuah kepastian datang menghampiri.

sama hal nya seperti sore ini, sang surya masih mempu memberi warna dan kehangatan walau dewi malam sudah nampak dihadapan.

" oh ya... untuk orang yang udah bikin lo kayak gini... "

" udah lah " Dream buru - buru memotong ucapan Gerhana.

" gak bisa Dream, gue harus patikan dulu kalau dia gak bakal ganggu lo lagi."