Setelah kedatangan bang Orion ke Rumah Sakit dan memperkenalkan diri nya bahwa sanya dia adalah kakak kandung Dream. Maka Galaxy, Fajar, dan Pak Arya pamit untuk kembali ke sekolah.
.....
SMA Harapan 10.10 a.m
Seperti biasa kantin sudah penuh oleh anak- anak sekolah nya. entah itu untuk cari makan, nongkrong, godain anak orang, atau ghibah.
" kalian lihat Gehan gak? " tanya Galaxy pada teman - teman mereka yang kumpul di kantin.
" gak lihat gue, emang ada apaan kok muka lo asem? " jawab Bintang
" yang asem tu ketek bukan muka ogeb! Eh Lax kok cabut KEMANA LO? " Langit mengomentari sambil berteriak pada Laxy karena dia main pergi tanpa alasan.
" kenapa tu anak Jay? " tanya Purnama
" Dream Celaka "
" WHAT?! " teriak mereka bersamaan
" argh..... kuping gue " Fajar sambil mengusap kedua telinga nya
" ceritain ! " tuntut Purnama yang di angguki yang lainya.
" gue gak tahu persis nya sih, cuma waktu gue sama Laxy nolongin dia di perpus keadaan udah kacau. Kening robek, kaki dia juga ketiban rak buku" jelas Fajar
" kok, gue ngerasa ada yang janggal?! " komen Langit
" waktu kalian nemuin Dream, posisi nya kayak gimana? maksud gue, duduk, telentang , menyamping atau gimana? " lanjut nya
" bentar..... posisi nya.... dia telungkup gitu, kayak lagi merangkak karena kaki yang kejepit juga cuma sebelah." jawab Fajar
" emang apa yang menurut lo janggal? " tanya Purnama
" robek di kening " jawab Langit lugas
semua diam nampak berfikir.
" gini... coba kalian bayangin! kalau rak itu jatuh terus langsung nimpa kening kalian? menurut kalian, seharusnya posisi akhir kalian kayak gimana? " Tanya Langit
" ya telentang lah sambil ketindih rak! " jawab Purnama, namun tiba - tiba " tunggu! " susul nya seakan tersadar sesuatu.
semua nya saling pandang nampak menyadari sesuatu.
" sekarang kalian paham kan maksud gue? " tanya Langit sambil bersedekap.
kompak mereka semua mengangguk.
" mending sekarang kita cek TKP, kita cocokin teori lo. dan sukur - sukur kalau kita dapat petunjuk atau bukti " ajak Purnama.
Mereka pun bergegas ke tujuan nya.
...
Di Roof top nampak Seorang siswa nampak tengah menikmati angin sambil memejamkan kedua mata nya.
" gue perlu ngomong sama lo! " Galaxy muncul dengan tangan dimasukan pada saku celana nya.
" bisa biarin gue sendiri. gue lagi gak minat bahas apa pun! " jawab Gerhana, ya itu Gerhana.
" lo yakin? ini tentang cewek yang lo suka " kini dia telah berdiri di samping Gerhana.
Gehan hanya menatap nya sekilas lalu berbalik meninggalkan Laxy.
" dia hampir aja lumpuh atau kehilangan nyawa " walau angin sedikit kencang namun ucapan Galaxy masih sangat jelas di telinga Gerhana.
Dia berlari dan mencengkram kerah kemeja Galaxy.
" apa maksud lo? " desis nya
" kaki dia tertimpa rak buku di perpus, dan... kening dia robek cukup dalam "
mendengar itu kaki Gerhana seakan tak mampu lagi menumpu, hati nya perih, dada nya sesak. tangan yang mencengkram kerah kemeja Laxy pun terkulai tak bertenaga.
' kenapa ini lebih sakit dibanding dia nolak gue? ' batin nya. kini dia duduk di bangku yang memang sudah ada di sana.
Galaxy ikut duduk di samping nya pandangan nya lurus ke depan.
" gue gak tahu, ada orang yang sengaja celakain dia atau enggak. tapi gue yakin dia bukan orang yang ceroboh sampe bisa ngelukain diri nya sendiri." tutur Laxy tampa mengalihkan pandangan nya. Gerhana masih bungkam, namun tangan nya mencengkram kuat sisi bangku itu ' jika memang Dream dicelakai seseorang, jangan harap dia bisa lolos dengan mudah ' batin nya.
" kalau lo mau lihat dia, dia ada di RS Fatma, gue yakin harus opname " Laxy menepuk bahu Gerhana berusaha menguatkan. lalu dia bernajak menuju pintu keluar. sebelum benar - benar keluar dia berbalik
" oh iya, satu lagi! cowok yang waktu itu nyium pipi Dream di kantin, itu adalah kaka Kandung nya." Laxy kemudian keluar.
Setelah Laxy tak ada lagi di jarak pandang nya, kalimat terakhir yang di ucapkan Laxy kembali terngiang. seulas senyum tipis terpatri di wajah nya " ternyata sia - sia gue cemburu, gue cemburu sama orang yang salah " monolog nya.
......
RS Fatma 11.55 a.m
Seorang gadis nampak tengah bersandar pada kepala ranjang sambil menatap jendela kamar rawat nya yang menampilkan langit dan deretan gedung pencakar langit. kaki kanan nya di gips, serta perban melilit rapi kening nya.
seseorang masuk sambil menjinjing kantong kresek ukuran sedang.
" de makan ya, ini abang bawain katsu ! " senyum bang Rion mengembang sambil mengangkat kantong kresek itu. Dream pun mengangguk.
" bang, ayah sama mama udah tahu kondisi de? "
" abang tadi telepon, tapi kayak nya urusan mereka belum selesai. abang takut kalau abang kasih tahu sekarang nanti mereka malah panik, dan malah buruk ke depan nya " jawab bang Rion sambil menyuapi sang adik
Dream hanya manggut - manggut.
" kalau Indra? " tanya Dream di sela - sela kunyahan nya.
" nanti abang kasih tahu nya sambil jemput dia kesini " lagi, Dream hanya mengangguk sambil mengunyah makanan nta. perasaan nya masih campur aduk, antara sedih karena menyakiti Gerhana, takut karena perlakuan Alea, dan shock karena rak buku di perpus.
alhasil dia pun sekarang menjadi banyak diam.
Bang Rion yang menyadari kebisuan Dream, nampak maklum. mendengar penuturan Galaxy bang Rion tahu pasti kalau adik nya shock, karena sidikit lagi saja adik nya bisa saja tak tertolong.
" bang, de kenyang " dia memang tak nafsu makan kali ini.
" Belum juga setengah de " bang Rion berusaha membujuk, namun Dream terus menggeleng.
" ya sudah, sekarang tidur ya! " perintah bang Rion langsung dituruti oleh Dream.
cukup lama sampai Dream benar - benar terlelap.
setelah yakin adik nya tidur, bang Rion bergegas keluar menjemput adik nya yang lain.