"kenapa sesak? tapi aku masih bernafas? kenapa sakit? aku tak jatuh, aku tak cape... kenapa? kenapa? kenapa? "
setelah pertengkaran nya dengan Gerhana, Dream memutuskan untuk ke perpustakaan. Di sana dia terus mempertanyakaan perasaan nya, sakit tapi tak ada luka, sesak namun masih bisa bernafas, sedih, kecewa, tapi untuk apa? air mata terus mengalir di pipi nya, tangan nya gemetar.
' maafin gue Ge, gue emang egois, maaf... maaf... '
30 menit telah berlalu, bel masuk sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu. manun Dream masih tak mau keluar dari perpustakaan, dia masih meringkuk di lantai sambil memeluk lutut dan menelungkupkan wajah nya di sana.
terdengar langkah kaki yang kian mendekat, namun ia masih tak memperdulikan nya.
" wah, wah, wah.... ternyata sang putri sembunyi di sini "
Dream menengadah kan wajah nya, di depan nya sudah berdiri dua orang gadis dengan wajah pongah nya. Alea dan Dianra
" apa urusan mu? Lea?!"
" tak ku sangka ternyata kau masih ingat dengan diri ku ini?! " sambil berlutut dan mnyeringai di depan Dream.
Baru saja akan berdiri, rambut Dream sudah ditarik oleh Dianra.
"awrgh"
" sayang sekali wajah yang mulus ini harus ku rusak "
PLAK
PLAK
Panas menjalar di kedua pipi Dream, perih... dan sakit karena rambut nya juga masih terus di jambak.
" apa salah ku? " dengan tatapan nanar dan suara yang bergetar, yang berusaha dia sembunyikan mati - matian. saat ini dia merasa takut dan marah, karena tidak pernah ada seorang pun yang memperlakukan nya seperti ini.
" kenapa kau bilang? " tanya Alea setengah berteriak
" biar ku beri tahu. karena kau telah merebut Gehan, kau telah merebut Gerhana dari ku. bagi ju dia adalah segala nya, dia adalah dunia ku " ucap nya dengan nada frustasi.
" lalu apa salah gue? bahkan sebelum dia mulai pun gue udah tolak dia "
" justru karena itu, biar gue beri tahu satu fakta " Lea berujar sambil tersenyum kecut.
Flashback
Alea Pov
pagi ini niat aku adalah untuk menemui Gehan, tapi aku cukup terkejut. ternyata dia lagi berantem sama Dream. aku pun hanya diam di tikungan koridor sambil terus mendengarkan mereka.
dan.... I Get a jackpot!
bagus kalau Dream secara gak langsung udah nolak Gehan, ber arti ini kesempatan gue.
Disaat Gerhana ditinggal kan Dream aku bisa lihat dia cukup frustasi. ' sebesar apa rasa yang kamu punya itu Ge? apa masih ada sedikit saja untuk ku? '
namun pikiran itu langsung ku enyah kan, aku harus yakin kalau aku bisa taklukin dia.
aku pun mulai mendekat.
" dia emang gak pantes buat kamu Ge "
aku bisa lihat dia cukup terkejut dengan kehadiran ku, tapi itu tak lama.
" gak usah ikut campur urusan gue! lo gak berhak kasih penilaian lo tentang dia " desis nya
dia hendak pergi namun ku cekal tangan kekar nya dengan kedua tangan kecil ku.
" sebesar apa rasa yang kamu punya untuk dia? tak ada kah sedukit saja untuk kau bagi bersama ku? " "apa kurang nya aku Ge? aku bahkan rela kasih kamu 'semua' yang ada pada diri ku"
mata ku sudah mulai panas.
dia menyentak tangan ku dan menatap ku tajam.
" lo mau tahu? oke fine ! " ucap nya tegas, lalu menarik nafas panjang.
" sebesar apa perasaan gue ke dia? jawaban nya 'sebesar gue takut kehilangan nyawa gue sendiri, bahkan lebih' puas lo?!
dan satu hal lagi, gue gak 'butuh' bitch kayak lo " dia ninggalin aku gitu aja, jadi bahan tontonan.
........
" sekarang lo paham Dream? " sambil mencengkram rahang Dream
'ah sial.... kenapa gue harus punya jantung lemah kayak gini? jangankan melawan bernapas aja sekarang gue mulai susah' pikiran Dream terus menerawang, sampai suara gadis itu terdengar lagi
" Bahkan setelah penolakan gak langsung lo, setelah gue rela ngasih apa aja buat dia. Gehan masih cinta sama lo. dan itu bikin gue benci banget sama lo. bahkan gue gak akan menyesal kalau seumur hidup gue, gue habiskan buat ngenci lo! "
sekarang Lea beralih menjambak rambut Dream, sedang Dianra mulai mengawasi sekitar, takut kalau penjaga perpus sudah kembali.
" Lea, waktu kita udah habis. gue yakin tu penjaga sekarang udah serengah jalan ke sini." ya... sebelum nya mereka telah memastikan bahwa perpus bebas dari penjagaan kerena penjaga nya sedang dipanggil kepala sekolah.
Alea hanya mengangguk lalu tanpa diduga Alea mendorong Dream hingga kening nya menghantam rak buku di depan nya. seketika itu juga Dream tersungkur ke lantai. Sedangkan Alea dan Dianra langsung meninggalkan perpustakaan.
Dream masih sadar, tapi energi nya sudah terkuras habis. pertengkaran nya dengan Gehan, ketersiksaan nya, dan perundungan barusan membuat nya kian lemah. dia hendak berdiri dengan menggapai rak buku di samping nya. namun
BRAK....
Rak buku itu jatuh menimpa Dream. untung nya itu tidak benar - benar menimpanya secara langsung karena rak buku tinggi itu berjatuh tepat ke arah dinding di samping nya.
Dream berusaha keluar dari bawah rak, dengan merangkak namun banyak nya buku yang turut berserakan cukup menghambat pelarian nya.
dengan banyak usaha Dream berhasil mengeluarkan sebagian tubuh nya dan
KREK...
"ARGHHHHHH!"
Rak buku itu benar - benar jatuh dan langsung menghantam kaki Dream.
Petugas perpustakaan yang baru membuka pintu langsung terkejut dengan teriakan Dream, dan mencari sumber suara.
"pak, tolong.... engh.... kaki..... saya " Dream mengerang sambil meminta tolong " kaki.... saya.... gak bisa... saya gak bisa merasakan nya..."
Bapak penjaga itu pun nampak panik melihat bagai mana Dream merintih, kaki nya terhimpit, dan... darah segar mengucur dari dahi nya.
" kamu bertahan sebentar saya cari bantuan "
tepat setelah itu dia melihat dua murid melintas di di depan perpustakaan, tak pikir panjang dia pun langsung memanggil mereka dan meminta bantuan.
" ya tuhan Dream! " seru Galaxy
ternyata kedua murid itu Galaxy dan Fajar yang baru saja dari ruang guru.
mereka pun lantas mengevakuasi Dream dan membawa nya ke rumah sakit didampingi penjaga perpustakaan, pak Arya pria berusia 31 tahun dengan perawakan sedang dan rupa sedang juga.
.......
Rumah Sakit 09.00
" kalian kenal dengan siswi yang di dalam?" tanya pak Arya sembari menunjuk pintu IGD.
Galaxy dan Fajar mengangguk.
" tahu nomor keluarganya? "
mereka menggeleng
" terus gimana sekarang? orang tua nya harus tahu"
" ah... bego lo Lax!" seru Fajar
" maksud lo apa ngatain gue Jay?" balas Laxy
" itu yang lo pegang dari tadi apa ogeb? itu tas nya Dream kan? pasti hp nya juga ada di situ" seketika itu juga Laxy sadar dan menpuk jidat nya. Langsung saja dia menggeledah tas Dream dan benar saja Hp nya ada di situ. tak buang waktu Laxy mendiall nomor telepon terakhir yang dihubungi. Bang Orion
"....."
" benar ini bang Orion? "
"....."
" saya teman sekolah nya, gini bang. Dream masuk rumah sakit...."
"...."
" buakn bang, tadi dia ketimpa rak buku di perpus terus kaki nya kehimpit. takut nya patah bang"
"...."
" iya tolong segera ya bang, di Rs Fatma"