Hari demi hari terus berganti menjadi minggu, dan minggu berlalu menjadi bulan.
Keseharian siswa siawi di SMA Harapan berjalan seperti selayak nya.
Ada canda, tawa, kesal, marah, kecewa, putus asa, dan juga Cinta.
Tapi entah apa yang dirasakan Gerhana saat ini, dia pun masih ragu.
satu sisi dia merasa nyaman, senang, dan bahagia. Tapi di lain sisi dia merasa ini salah. Dan dia merasakan semua itu pada gadis yang baru saja di kenal nya. Ya bagi Gerhana waktu 4 bulan adalah waktu yang sangat sebentar untuk merasa nyaman dengan seseorang. Tapi berbeda pada Dream, bahkan ketika pertama kali bertemu saja dia merasa nyaman di dekat nya, walau pun sering ada perselihisan diantara mereka tapi itu tak merubah rasa nyaman itu. awal nya dia kira rasa nyaman itu karena Dream berbeda. Ya dia dan Oceanmemang beda. Tak terpengaruh pada pesona The Boys, lain dengan siswi lain di sekolah ini yang akan sangat histeris bila melihat The Boys, apalagi bisa diajak ngobrol dengan mereka.
" morring my Dream! "sapa purnama ketika mereka bertemu Dream di lorong menuju kelas masing - masing
" hm " sambil tersenyum kecil
Bintang, " lo gak bareng Ocean? "
Dream, " dia sakit, nih gue sampe harus kepaksa malsuin tanda tangan nyokap nya " sambil menggoyangkan amplop putih
Galaxy, " sakit apa? "
Langit, " kenapa gak lo telepon aja "
Galaxy, " gue gak punya nomor nya " jawaban polos Galaxy tak ayal membuat tawa teman - teman nya menggelegar.
Purnama, " anjir, ha.. ha... sampe sakit ni perut gue " sambil terus memegangi perut nya
Galaxy, " terus aja kalian ketawa, tapi awas aja kalau sampe minta bantuan gue soal sastra. apalagi untuk ujian kelulusan nanti " yup. Galaxy ini anak bahasa, dan dia amat menggilai sastra, selain basket tentu nya.
sektika itu juga suara tawa yang tadi sempat menggelegar menjadi sunyi.
Fajar, " mau dikatakan apa lagi kita tak akan pernah satu." sambil bersenandung
Dream, " udah ah berisik kalian semua, gue cabut duluan " sambil berjalan lebih cepat menuju kelas Ocean untuk menyerahkan surat keterangan sakit nya.
setelah memberikan surat Ocean, di depan kelas nya sudah berdiri Gerhana. begitu tatapan mereka bertemu Gerhana tanpa aba - aba menarik lembut sebelah tangan Dream. sentuhan itu membuat jantung Dream berhentik untuk sepersekian detik.
'ah gila, kalau gini terus beneran cepet mati deh gue' batin nya
" masih gak mau cerita ?" Dream hanya menatap dengan tatapan penuh tanya. sadar akan tatapan Dream, Gerhana menghela nafas panjang.
" kenapa lo bisa pingsan waktu di Resto ? "
Seketika tatapan Dream berubah tangan nya tekepal di kedua sisi tubuh nya.
" gak semua hal tentang gue lo harus tahu. setiap orang punya batasan nya. dan pertanyaan lo udah melewati itu." Dream berlalu begitu saja.
Kata - kata Dream begitu menohok perasaan nya, seakan diri nya sudah ditolak bahkan sebelum mengutarakan perasaan nya.
" kenapa setiap gue tanya yang menyangkut pribadi lo, elo selalu jawab dengan batasan lo itu? " teriak Gerhana frustasi.
saat itu juga Dream menghentikan langkah nya. Sadar mendapat perhatian Dream lantas dia kembali bersuara.
" SEBESAR APA BATASAN LO, DAN SEJAUH APA BATASAN LO ITU ? " napas nya terengah dada nya naik turun pertanda dia telah tersulut emosi.
seketika itu pula Dream berbalik. Gerhana melihat tatapan itu, tatapan sedih dan penuh penyesalan.
' kalau dia benci gue, kenapa dengan tatapan itu? ' batin nya
" sebesar apa? " beo nya sambil tertawa sumbang. namun tak lama suara nya kembali tegas.
" sebesar semua rasa yang lo simpen buat gue "
Gerhana menatap nya dengan tatapan tak percaya " Bagaimana..... "
" karena gue gak buta ge, gue punya mata, telinga, dan hati yang masih berfungsi. gue bisa lihat, denger, dan ngerasain. tebakan gue bener kan? Gerhana William Smith"
Gerhana hanya terdiam
" jadi selama lo masih memiliki dan menyimpan semua perasaan itu, selama itu juga lo gak akan pernah bisa ngelewatin batasan itu."
Mendadak Dream kehilangan semua semangat nya untuk memulai hari ini. dia pun memutuskan untuk putar arah ke perpustakaan, meninggalkan Gerhana yang mengerang frustasi di tempat nya tadi. Satu hal yang sama pasti mereka rasakan saat ini yaitu SAKIT. Sakit nya Gerhana karena di saat dia yakin rasa sayang nya hanya untuk Dream tapi gadis itu malah menolak nya mentah mentah. Dan Sakit nya Dream karena dirinya harus membohongi diri nya dan perasaanya, bahwa sebenarnya dia juga menginginkan Gerhana selalu ada di sisi nya. Namun karena alasan bodoh nya, dia harus melakukan semua itu.
sadar atau tidak pertengkaran mereka menyita perharian sebagian warga sekolah. Membuat seorang Gadis yang sudah memiliki kebencian terhadap Dream, semakin memupuk rasa benci nya.