Chereads / will dream's come true? / Chapter 17 - Petandingan

Chapter 17 - Petandingan

Sudah tiga hari sejak kejadian dimana Dream pingsan di resto. Dan sampai saat ini Gerhana belum mengetahui apa yang menyebabkan Dream bisa pingsan dan harus dirawat.

Setiap berkunjung keluarga Dream tidak mengijinkan siapa pun masuk ke ruangan Dream, termasuk Ocean. Keluarga Dream selalu memiliki alasan untuk membuat dia dan teman-teman nya tertahan di luar.

Rasa penasaran Gerhana semakin memuncak tatkala menemukan lelaki yang pernah mencium pipi Dream keluar dari ruangan rawat Dream.

" ah... sudah lah semoga lo bisa cepet ketemu gue lagi cewek unik " Gerhana menghembuskan nafas nya pelan seakan pasrah akan ketidak tahuan nya akan keadaan Dream.

Gerhana kini telah selesai latihan basket di lapangan indoor sekolah.

" Ge, gimana my Dream? " tanya Puma

Bintang

" sejak kapan Dream milik lo Pu ?"

Langit

" udah itu gak penting. Tapi sekarang lo juga belum dapat kabar tentang dia? "

Gerhana hanya mampu menggeleng

" emang Ocean masih belom dibolehin jenguk juga? " kini Gerhana yang bertanya pada Galaxy

" semalem sih dia kasih kabar kalau dia emang gak dibolehin masuk, tapi menurut keluarga nya 2 hari lagi kayak nya bisa pulang"

Fajar

" tunggu! jadi bener lo deket sama si Cold Ocean itu?" todong nya pada Galaxy

Galaxy

" ya kan gue udah pernah bilang kalau dia itu temen kecil gue"

Purnama

" kapan?"

Galaxy

" gue lupa kapan nya, tapi yang jelas gue pernah bilang. kalian aja yang pelupa"

Gerhana

" udah cukup, lebih baik kita pulang istirahat. kita harus jaga stamina buat pertandingan."

Langit

"Gue setuju ama Gehan apalagi waktu kita tinggal tiga hari lagi."

Galaxy

" Oke berarti kita latihan sama sampai H-2, untuk H-1 kita gunakan untuk istirahat dan pemulihan stamina. Gue sebagai kapten mohon kerjasama dari kalian."

" SIAP CAPT "

ucap kelima rekan Galaxy.

Sampai H-1 sebelum pertandingan pun Dream masih belum masuk sekolah. padahal menurut kabar dari Ocean Dream sudah keluar dari Rumah Sakit. Hal ini membuat Gerhana semakin khawatir dan sulit berkonsentrasi.

di atas roof top Gerhana terdiam sambil memandangi langit siang, berharap mendapat sedikit ketenangan.

" lo tahu? kalau ada lo di sini suasana jadi berisik. tapi justru dengan keberisikan lo gue bisa dapat ketenangan gue. karena dengan lo cerewet, itu tanda nya lo baik - baik aja. gak kayak gini, sepi tapi gue justru gelisah."

entah pada siapa Gerhana mengungkapkan semua kegundahan nya.

merasa tidak mendapatkan ketenangan nya Gerhana memutuskan untuk turun dari roof top dan menemui teman - teman nya saja di kantin.

Galaxy

" Ge sini ! " sambil melambaikan tangan nya pada Gerhana.

Bintang

" ya elah, makin hari tu muka makin dilipet aja "

Gerhana

" mana ada biasa aja " gerhana mencoba mengelak

Fajar

" alah lo kira kita buta apa? "

Langit

" yoi. sejak lo kasih tau kalau Dream masuk Rumah Sakit jelas lo gak biasa aja." sambar nya

Purnama

" tenang aja, gue gak akan marah kok kalau lo emang suka sama Dream. tapi kita harus bersaing secara sehat oke?"

Gerhana hanya mampu terdiam, meresapi setiap kata yang terlontar dari bibir teman satu team nya.

sebenar nya dia masih ragu apakah benar perasaan ini perasaan seorang lelaki terhadap wanita nya atau hanya kekaguman semata atas semua keunikan Dream.

Bintang

" elah malah ngelamun, SADAR WOY!!!" Bintang berteriak di telinga Gerhana.

" asu lo.... kalau gue sampe masuk THT gue jejelin lo ke lobang buaya "

" kampret lo, serem banget pake bawa - bawa lobang buaya "

" Laxy, boleh gue bicara bentar?" itu Ocean

Purnama

" a elah neng, kalau mau ngomong gak usah pake ijin Laxy dulu kali. ngomong aja sini sama abang " ucap nya sambik menepuk dada nya.

Galaxy

" dia mau ngomong nya ama gue, bukan lo! " sentak nya sambil menarik lengan Ocean menjauh dari teman teman nya.

semua teman Galaxy saling pandang dan terkekeh akan sikap kapten mereka.

.......

Hari yang di tunggu pun tiba. Hari pertandingan basket antar sekolah. Hari ini tim SMA Harapan akan melawan musuh bebuyutan mereka SMA Pertiwi.

kedua SMA itu tak hanya bersaing dalam urusan basket tapi juga dalam semua bidang. baik akademik maupun olah raga.

namun yang patut di contoh oleh kedua sekolah itu adalah istilah 'RIVAL IN THE GAME AND FRIEND IN OVER' Istilah itu selalu ditanamkan oleh setiap pengajar di kedua sekolah itu. sehingga walau pun mereka bersaing tidak pernah terjadi tawuran antar pelajar diantara mereka.

Begitu kedua tim memasuki lapangan teriakan - teriakan penyemangat dan pujian saling bersahutan dari kedua kubu.

' Galaxy lo yang terbaik '

' Langit dan Bintang the best partner pokok nya '

' Gehan melted deh gue '

' ah.... Purnama ngedipin gue '

' Fajar you're my sun shine '

dan masih banyak lagi pujian - pujian yang terlontar.

begitu pertandingan dimulai saling kejar mengejar skor terjadi sangat sengit. kedua tim bertanding dengan segenap kemampuan mereka.

tidak pernah terjadi selisih yang jauh dari skor kedua nya.

hingga peluit tanda berakhir nya pertandingan berakhir pun skor mereka seri.

wasit mengambil kepusan untuk adu shooting sebagai penentu kemenangan.

dari adu shooting tersebut SMA Harapan unggul 4-3

dan yang menjadi penetu adalah Gerhana.

Sebelum memulai shoot Gerhana mengedarkan pandangan nya pada seluruh penjuru stadion. sampai akhir nya netra nya menangkap sosok gadis yang memang dia harapkan keberadaan nya.

gadis itu mengangkat kepalan tangan nya seolah memberi semangat.

seakan menemukan kembali harapan nya shooting Gerhana berakhir dengan mulus, hinggan berhasil memberikan kemenangan pada sekolah nya.

selebrasi pun tak dapat terelakan seluruh siswa SMA Harapan yang menonton pertandingan ikut turun kelapangan guna merayakan kemenangan sekolah mereka.

di tengah keriuhan tersebut Gerhana berusaha mencari keberadaan gadis yang sudah di tunggu nya itu, tapi sampai keriuhan itu usai dan dia memasuki ruang ganti sosok itu tidak terlihat lagi.

' apa tadi hanya halusinasi gue ? ' batin nya

drrt...

drrt....

1 message

From : Dream Alive

Selamat ya atas kemenangan kalian. shooting lo keren!

" thank you, itu semua karena lo " lirih Gerhana yang hanya mampu didengar oleh dirinya, tanpa sadar bibir nya terangkat membentuk lengkungan halus nan tulus di sana.