Chereads / will dream's come true? / Chapter 15 - Forgive 2

Chapter 15 - Forgive 2

Setelah menyusun beberapa rencana nya dengan gerhana. hari ini adalah hari yang mereka berdua sepakati untuk menuntaskan rencana itu.

" ocean gimana laxy?"

" gak tau"

" dasar batu lo! kalau emang lo udah tau dimana salah lo, ya tinggal turunin dikit ke gengsi lo"

" siapa yang gengsi D?"

" terserah lo dah, gue gak tau lagi gimana cara nya ngomong ama orang kepala batu kayak lo."

" terserah! "

" aaargghhhh.... beneran cepet mati deh gue...."

" APA?! "

'sial. gue gak boleh panik entar dia tau'

" eng- gak! ya udah deh sorry! lo mau gak temenin gue makan ntar sore?"

" dimana emang?"

" gak jauh dari rumah lo sih"

" tumben?"

'aduh, mampus gue! gue harus nyari alesan apa coba? kalau gak jawab dia nanti curiga, kalau kagak gagal dong' batin dream

" heh? mau jawab gak?"

" eh? gimana ngomong nya ya...." ketika dream kebingungan memilih kata ocean sudah berencana untuk pergi.

" eh eh... iya iya gue jelasin jangan pergi dong!

jadi gini gue tuh diajak dinner ama gerhana, tapi gue oggah harus makan berdua doang ama dia" ucap dream sambil menggaruk pelipis nya.

'maafin gue g-han, gue kepaksa mengkambing hitamkan elo' ringis nya dalam hati

" ogah ah. entar gue jadi nyamuk"

dream mengernyit

" heh, gue ama dia itu gak lagi terikat hubungan apa - apa ya! gue itu pernah bantuin dia bikin tugas yang dia gak bisa. ya jadi kata dia ini ucapan terima kasih gitu, dia juga bilang boleh ajak temen. jadi... mau ya.... kan temen gue cuma elo. lagian kapan lagi gue makan enak. ya... ya....?"

dream pun terpaksa memasang puppy eyes.

sedangkan di dalam hati nya ' ya tuhan... ampunilah sebagian kebohongan hamba mu ini,'

ocean tampak menimang

" ya udah... lo yang dateng ke rumah gue, nanti kita berangkat dari rumah gue."

" yes! thank you!"

...

di lapangan basket sekolah tampak dua pemuda tampan tengah beristirahat di tepi lapangan sambil berbincang.

" lax, lo mau gak entar temenin gue?"

" kemana? mau ngapain? apa untung nya buat gue?"

gerhana mencebikan bibir nya

" ck, sejak kapan lo jadi ketular si puma?"

galaxy hanya mengendikan bahu nya.

" gue mau ajak dream makan!"

" lah... lo yang mau ngajak dia kenapa harus ada gue. yang ada entar gue ganggu kali." jawab laxy sambil mengerlingkan mata nya.

' sial, kenapa ide lo kayak gini sih dream? nyusahin gue. emang gue ada rasa sama lo, tapi gak kayak gini juga... eeh? iya gak sih? tau ah.

" bukan gitu bego! lo inget tentang satu permintaan dream dari kita?"

laxy tampak mengangguk, seketika dia pun teringat akan apa yang sudah diminta dream pada nya. ' gue masih akan usaha. pasti!' batin laxy.

" dia... minta gue traktir dia di restoran steak. gue gak enak lah harus makan berdua ama dia makanya gue ajak lo, lagi pula dia juga bakal ajak temen nya"

deg!

'apa mungkin?' batin laxy

merasa tak ada respon gerhana pun menepuk bahu laxy

" eh?"

" gimana? lo kan sohib gue."

" kenapa gak minta yang lain?"

" lo gila ya... biarpun alasan nya udah logis mereka gak akan terima gitu aja. dan pasti mereka akan tetep sama spekulasi mereka. dari pada gue jadi bahan ghibah, ya gue cari aman aja."

" kayak nya gue gak lo kasih pilihan kan?"

gerhana pun tersenyum menyiratkan kemenangan.

.....

di roof top seperti biasa, seorang gadis tengah menikmati makan siang nya. dan di samping nya nampak tote bag yang biasa ia bawa seriap hari.

sebuah tepukan behasil membuat nya terlojak. dan sontak mambuat nya langsung sesak nafas, dia pun lantas memegang dada nya yang berdenyut. keningnya berkerut menyiratkan rasa sakit.

si pembuat masalah merasa ada yang aneh, dan membuat nya sedikit panik.

" eh... eh.... kok reaksi lo berlebihan gini sih.... kayak yang sakit..."

dia tak melanjutkan kalimat nya. fikiran nya sibuk menerka - nerka apa kah spekulasi benar atau tidak.

" gue emang sering sesak nafas belakangan ini" ucap sang gadis sambil tersenyum miris. belakan ini sakit nya agak sering kambuh, walaupun tidak sampai koleps. tapi itu cukup menyiksa nya.

"kok gue gak percaya" ucap si pembuat masalah sambil bersedekap dan memicingkan mata nya ke arah sang gadis.

" terserah gue gak bakal maksa lo juga kok buat percaya. btw gimana rencana kita?"

dia berusaha mengalihkan pembicaraan

" ah iya gue sampe lupa. dia setuju. tapi rese juga rencana lo. gue sampe harus jadi seorang pendusta."

sang gadis terkekeh kecil.

" ya udah lah! lo gak mau kan tanding basket lo kacau karena kapten cemen lo? lagian gue juga gak jauh beda sama lo"

si pria hanya mengangguk - anggukan kepala nya saja. seolah memiliki pemikiran yang sama dengan sang gadis.

" eh, gue minta maaf juga ya... lo harus keluar duit banyak buat rencana ini. dan gue akui juga kalau rencana ini emang rese."

" hm, ya tentu aja ini gak gratis"

" WHAT.....?"

" berisik.!" sang gadis hanya bisa mendengus jengkel.

" gue bakal minta satu permintaan dari lo sebagai gantinya sama kayak lo waktu itu."

sang gadis seketika membelalakan mata nya. dia hendak menjawab namun

" dan mengenai satu permintaan lo dari gue, lo udah gunain itu untuk minta bantuan gue atas rencana rese lo ini."

" lo itu tamak banget ya, gak mau rugi. kalau emang lo anggap ini sebagai pengkabulan dari satu janji gue tagih dulu, harus nya lo gak balik minta imbalan." jujur dia sudah dongkol saat ini.

" tapi..."

" heh cowok picik, kalau lo emang gak mau ya udah. gue bisa telepon dia dan batalin semua nya, dan lo harus tetep bayar tempat yang udah lo booking, dan lagi... selamat menikmati kegagaln lo di pertandingan nanti.

lo fikit tadi gue gak liat waktu kalian main basket pas istirahat pertama? gue bisa liat dengan sangat jelas kapten lo ' k.a.c.a.u ' masih mau keras kepala?"

" iya " dan jawaban singkat iru berhasil menyulut emosi sang gadis.

" arghhhhhh beneran mati muda deh gue..."

'eh jangan! entar gue gak punya temen hidup. gue cuma mau goda lo doang, lo imut banger kalau kesel.' tapi sayang semua itu hanya terucap dalam hati saja

" kalau gini gimana?

lo tetep punya satu permintaan yang harus gue kabulin suatu hari nanti, dan gue juga punya satu permintaan yang sama dari lo"

" lo beneran gak kasih gue pilihan ya?!"

" gue anggap itu bentuk persetujuan lo"

sang gadis pun hanya bisa memejamkan mata nya menhan emosi.

" gue liat kenapa lo selalu bawa itu tote bag, atau gak tote bag pasti papper bag?"

" oh.... itu ya karena cowok gila itu " jawab nya sarkas

sang pria nampak berubah kesal

" jadi apa gubungan lo sama dia? dan emang lo pernah tidur kamar dia?"

si gadis mendelik dan menatap tajam pada si pria, tapi tak ayal pertanyaan si pria mampu membuat dia terbahak.

" hahahahaha..... udah deh.... mending lo gak usah penasaran kejauhan. dan gue rasa itu semua bukan urusan lo."

sang gadis pun menepuk pundak si pria dan berjalan meninggalkan nya

" kenapa gue selalu tinggalin sendiri "

lirih si pria sambil menatap punggung orang yang dia rasa... mulai dia sukai.