Chereads / will dream's come true? / Chapter 10 - kenapa

Chapter 10 - kenapa

setelah siuman dream memutuskan untuk kembali ke kelas.

jam di pergelngan tangan nya menunjukan bahwa jam pelajaran kedua akan segera di mulai.

ketika dream sedang berjalan di koridor menuju kelas nya sebuah tepukan di bahu membuat nya otomatis menghentikan langkah nya.

" lo sakit ya? "

dream hanya tersenyum jahil

"cie... OC khawatir ni ye sama gue..."

sebenernya kata - kata itu hanya untuk menutupi situasi yang sebenarnya.

" gue sebenernya bukan khawatir sama lo tapi khawatir sama tugas gue yang lo janjiin bakal bantu."

dream tersenyum lega karena sepertinya ocean tidak akan bertanya lebih lanjut.

" yah.... gue di php in dong?!"

" makanya buruan ke kelas lo bantuin gue!"

" tunggu, tunggu? emang boleh? lo gak belajar? terus guru nya?"

" guru rapat semua free class, masuk lagi nanti jam pertama setelah istirahat pertama "

" oh.... ya udah buruan, tau gitu gue mending tidur aja di uks."

mereka pun berjalan menuju kelas yang ternyata sudah sepi.

di lapangan basket out door para the boys tengah asik mendribel bola melawan anak osis.

tak ayal pertandingan itu membuat kaum hawa satu sekolah histeris.

bagaimana tidak the boys yang most wanted melawan anak osis yang so cool.

.....

" lo jadi kan traktir gue?"

" iya "

dream pun tertawa kegirangan, awal nya dream hanya bercanda menagih imbalan pada ocean atas bantuan nya. tapi ocean menanggapi ucapan nya, kalau kayak gitu ya mana bisa dream tolak.

ketika asik manyuap makanan pada mulut masing masing, para the boys memasuki kantin dan membuat semua cewek alay di sana teriak histeris.

" mau kemana lo?"

tanya dream saat melihat ocean hendak berdiri.

" habisin makan lo! dan jangan coba ngehindar."

Ocean menautkan alis nya

"apa maksud lo?"

" gue tahu lo punya masalah dengan salah satu dari mereka, ya walau gue gak tau, siapa dan apa masalah lo. tapi lo gak bisa terus menghindar dari masalah lo harus belajar terima terus hadapi."

" jangan sok tahu!"

" gue emang gak tahu, tapi semua sikap lo sangat jelas memperlihatkan ada yang gak beres antara lo dan salah satu dari mereka?" ocean hanya diam.

" berarti gue bener. denger C masalah lo gak bakal kelar dengan cara dihindari. seperti tadi gue bilang 'terima lalu hadapi' "

dengan terpaksa ocean pun duduk kembali. dalam hati dia membenarkan ucapan dream mungkin ini saat nya dia menerima kejadian di masa lalu nya dan mulai menghadapi masalah yang timbul setelah nya. iya dia harus menyelesaikan masalah nya dengan pria itu. Galaxi Albyana Goght.

tanpa basa basi gerhana langsung menempati kursi yang berada di samping dream. galaxy di samping ocean. tak ayal itu membuat purnama panas dan ocean merasa tak nyaman, ocean pun merapatkan duduk nya ke dream.

karena bangku yang mereka tempati sekarang adalah meja yang yang menyatu dengan kursi memanjang. sedangkan yang lain nya sudah duduk dengan tenang di seberang dream.

" ocean geseran napa sih gue engap tau lo pepetin. dan lo juga ge jauhan sana." ocean otomatis melolot ke arah dream dan gerhana tampak tak acuh dan fokus pada cemilan nya.

" iya ge harus nya gue ni yang duduk di sebelah my dream."

ucap puma sambil menarik tangan gerhana, namun gerhana tak bergeming.

baru akan menjawab seseorang telah menggeser paksa tubuh gerhana.

CUP

sebuah kecupan mendarat di pipi mulus dream, membuat sang pemilik menoleh seketika dan membekukan orang - orang di sekitar.

" nih " pria itu menyerahkan peperbag dan menaruh nya tepat di depan dream.

"awas kalo sampe ketinggalan lagi gue hukum lo tidur di kamar gue" lalu mencubit lembut hidung dream.

"trus lo jangan nakal kalo jauh dari gue!" mengedarkan pandangan nya pada setiap cowok yang ada di sana, kemudian kembali mencium dream namun kali ini di kening dream dan berlalu begitu saja.

kejadian itu berlalu begitu cepat sehingga membuat dream mamatung, sementara orang di sekitar nya menganga tak percaya. ada sedikit kekecewaan di hati gerhana, tapi kecewa untuk apa ia sendiri belum faham.

sampai akhir nya dream mengerjap dan sadar atas apa yang di lakukan abang nya, ya laki - laki tadi tidak lain dan tidak bukan adalah bang rion.

" aaaaaaaa, dasar kurang ajar lo. malu - maluin gue, gue sumpahin dikejar banci lo!"

dream berteriak histeris lalu kembali mendudukan tubuh nya dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

bintang

" cakep juga pacar lo, berkarisma."

dream

" huh, dia tuh bukan pacar gue cuma orang gila yang suka gangguin gue."

purnama

" tapi kok dia bisa kayak tadi? pake ngancem tidur di kamar dia lagi"

dream

"nama nya juga orang gila,"

langit

" jadi.... jomblo nih?"

dream

" kenapa emang lo mau daftar?"

purnama

" kalau gue kan dari awal juga mao."

dream

"tapi gue gak terima lowongan."

fajar

"la tadi katanya jomblo, bukan nya itu lowongan."

dream

" gue jadi jomblo bukan karena keadaan, tapi karena pilihan. jadi bukan nya gue gak ada yang mau tapi karena gue yang menutup semua akses untuk mereka. gue cuma mau punya temen, bukan pacar."

ucap dream sambil berlalu meninggalkan mereka, baru beberapa langkah ia menghentikan langkah nya.

" OC jangan ikutin gue, gue butuh sendirian. dan lagi kayak nya lo punya masalah yang harus lo selesaikan"

kemudian benar - benar meninggalkan mereka.

....

saat ini istirahat kedua. dream sedang ada di roof top manikmati cuaca panas dan angin dari ketinggian. di roof top tersebut terdapat kanopi kecil yang digunakan untuk melindungi perkakas dari guyuran hujan. dan ada beberapa bangku di sana. jadi dream bisa memakainya untuk sedikit bersantai.

ia mengeluarkan isi dari papper bag yang diberikan abang nya. isi nya ternyata obat dan infused water.

" ah ternyata abang bawain obat gue ya?! pantes sampai berani banget bikin malu gue kayak tadi."

dream memakan terlebih dahulu roti yang tadi sempat ia beli dari kantin sebelum meminum obat nya.

tanpa di sadari sepasang mata tengah memperhatikan tingkah dream dari pintu roof top.

" dia lagi apa sebenernya? botol kecil? obat ? lo sebenernya kenapa dream?"

pria itu terus memperhatikan dream. dia sempat kaget ketika dream tiba - toba berdiri namun ia langsung bersembunyi di balik pintu sambil terus memperhatikan dream.

" berapa lama lagi tuhan ?" teriakan dream terdengar amat frustasi dan ia terus menempelkan sebelah tangan nya di dada kiri nya.

" sakit ini aku gak kuat lagi tuhan, kuatkan mereka untuk ku" ucap dream lirih dengan seulas air mata membasahi pipi nya.

pria yang dari tadi memperhatikan dream pun tak dapat lagi menahan sesak di dada nya.

" lo sebenarnya kenapa ge? kenapa dada gue sesek denger tu cewek ngomon gitu. apa arti semua ini?" tanya nya pada diri sendiri.