Chereads / will dream's come true? / Chapter 8 - Kenyataan

Chapter 8 - Kenyataan

Author

"maaf pa, bu. kami sudah melakukan semua prosedur yang memungkinkan. kondisi jantung nya memang memburuk dan tidak memungkinkan untuk dilakukan kembali operasi. dan jika dipaksakan melakukan operasi lagi kami khawatir bukan hasil baik yang akan didapat."

"kira - kira berapa lama lagi dok waktu yang tersisa bagi 'nya?"

"saya tidak bisa mendalui tuhan pak, yang harus kita yakini adalah tuhan selalu memberikan yang terbaik. dan kita harus selalu yakin kalau dream anak yang kuat, dia akan selalu bisa bertahan."

....

kata - kata dokter arman selalu terbayang dalam benak orang tua dream. 'tuhan, kenapa kenyataan bisa sepahit ini?' batin liliana.

setelah 3 hari dirawat dream diperbolehkan pulang. dengan catatan tidak boleh lagi ada obat yang terlewat diminum dan tidak boleh melakukan aktifitas fisik yang berujung pada kelelahan.

"sayang, gak ada yang ketinggalan kan?"

"kayak nya udah semua deh mah."

"de ni obat nya udah abang tebus. awas kalo sampe ketinggalan lagi atau lupa minum, kamu jangan harap bisa sekolah lagi di sekolah umum."

mendengar ultimatum dari sang abang dream hanya mampu memanyunkan bibir nya. karena kondisi nya kemarin keluarga nya mengultimatum jika sampai dream kelelahan lagi karena aktifitas nya di sekolah, maka dream harus melaksanakan home schooling. dan liliana yang mendengar nya hanya tersenyum kecut mengingat kenyataan pahit yang harus mereka hadapi. bahwa kebersamaan mereka dengan dream bisa kapan saja berakhir.

"bu sini biar indra yang bawa tas nya!"

mereka pun berjalan beriringan menuju parkiran.

....

dream masih tertidur di kamar nya.

"ma, apa kata dokter?"

"kita harus belajar ikhlas mulai dari sekarang bang. kita harus selalu buat dream kuat dengan dukungan dan kasih sayang kita bang."

"abang ngerti ma".

...

School 07.00 am

hari demi hari berjalan dengan lancar tak ada gangguan berarti bahkan hubungan pertemanan dream dan ocean kian baik. meskipun masih datar tapi dream mulai merasakan adanya kehangatan dalam diri ocean untuk nya. begitupun dengan ocean, walau pun menurut nya dream menyebalkan karena kecerewetan nya nyatanya ocean malah merasa nyaman dekat dengan dream.

" hai, OC. nih buat lo.! terserah lo mau makan sekarang, pas istirahat pertama ataupun pas istirahat kedua"

"tumben?!"

"sebenernya sih tadi gue gak sengaja ketemu sama penjual tu nasi uduk, jang jual nenek - nenek mana sambil jalan kaki lagi jualan nya. ya karena kasihan gue beli aja tu nasi nya. soal nya kalau di kasih uang cuma - cuma pasti gak akan mau."

"oh... terus kenapa lo kasih gue? kenapa gak lo kasih ke satpam aja di depan?"

"udah kok, pak satpam udah gue kasih duluan keles.."

"lo sendiri?"

"ini di tas masih ada satu lagi. udah ah tuh ambil gue ke kelas gue dulu."

dream menarik tangan ocean dan meletakan satu kantong nasi uduk di tangan nya. kemudian berjalan santai menuju kelas nya.

setibanya di kelas sudah ada beberapa anak - anak yang saling berbincang satu sama lain.

purnama

"hai my dream come true!"

dream

"jijik gue denger bualan lo pagi - pagi" sambil duduk di kursi nya.

purnama

"jangan galak - galak donk! nanti gue makin naksir gimana?"

dream

"bukan urusan gue"

saat purnama akan membuka mulut nya sebuah teriakan muncul dari arah pintu kelas. dan munculah 5 orang dengan pesona masing - masing mendekat.

dan seketika itu juga kelas jadi berisik layak nya stadion bola yang sedang mengadakan pertandingan big mach.

bintang

"puma, puma pokok nya lo harus bantuin gue!"

purnama

"apaan sih lo, panik bener emang nya kenapa lo? buntingin anak orang ?"

fajar

"lebih gawat lagi bro"

gerhana

"tugas fisika lo tentang perbandingan grafitasi udah beres?"

purnama

"mampus gue lupa! woy guys kelas kita harus ngumpulin tu tugas kapan ya?"

dream

"hari ini , jam pertama setelah istirahat pertama"

purnama

"berarti lo udah kan my dream?" dengan tatapan penuh harap nya.

dream

"ngapain lo mandang gue kayak anak anjing minta tulang? gue gak mau bagi jawaban gue sama lo, or your geng!"

bintang

"oh come on, bantuin ya... ini urusan hidup dan mati gue"

KRUKUUUKKKKKK

hening sesaat

"huft..... hahahaahaha....."

gerhana

"bahagia banget lo kayak nya"

dream

"hahaha.... huft.... hmmm. sorry sorry.... haha. nih!"

dream dengan susah payah meredakan tawa nya lalu menyerahkan kantong kresek yang berisikan nasi uduk. sontak membuat semua pasang mata memandang kedua nya.

gerhana

"kenapa lo kasih ke gue?"

dream

"karena dari sekian pasang mata cuma lo yang tersinggung sama ketawa nya gue. berarti yang bunyi barusan perut lo. gue bener kan?"

gerhana

"hm, maksud gue bukannya ini sarapan lo?"

dream

"gue udah sarapan, tadi gue beli itu cuma kasian aja sama yang jual soal nya udah sepuh"

pandangan mata nya seolah menewarang memikirkan sesuatu.

purnama

"ah my dream curang kenapa gue gak dikasih juga!"

melihat purnama yang tampak merajuk membuat seulas senyum tipis terpatri di wajah gerhana, seolah puas atas perhatian dream pada nya dan mengabaikan purnama. lalu dengan santai nya dia memulai acara sarapan nya di kelas dream.

sedangkan dream tampak tak acuh atas protesan purnama pada nya.

fajar

"woy lupain dulu masalah sarapan. balik lagi ke urusan genting. dream please bantuin kita ya, soal hidup dan mati itu beneran, gak bohong."

dream

" kenapa mesti gue? kan banyak anak - anak yang lain?"

gerhana

"gak ada waktu buat nyari yang lain." sambil mengunyah sarapan nya.

dream

" oke. tapi ini gak gratis"

gerhana

" deal." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya, setelah mengunyah suapan terakhir sarapan nya. sontak perlakuan gerhana membuat teman - teman nya melotot. karena bukan gaya gerhana untuk langsung menyetujui sebuah syarat apalagi belum jelas syarat yang di ajukan dream itu apa.

dengan sedikit ragu dream menjabat tangan nya.

gerhana

"jadi apa yang mau lo mau?"

dream

" gue bakal biarin kalian nyalin tugas gue dengan sayarat, masing - masing dari kalian ber enam harus kabulin satu permintaan gue" ucap dream sambil mengoyang goyang kan buku catatan nya.

galaxy

" kenapa gue dan langit harus ikutan? secara kita gak butuh tugas itu" ucap nya sambil menunjuk buku dream.

dream

" well karena kalian itu geng. of course, one for all, and all for one. jadi jika salah satu diantara kalian semua ada yang menolak, maka gue bisa kantongin lagi tugas gue. gimana?" sambil mengangkat alis nya.

langit

" emang apa yang lo mau dari kita?"

dream

" untuk sekarang gue gak butuh apa pun jadi kalian bisa tenang. tapi gue bakal simpen permintaan gue sampai gue butuh itu. dan kalau gue nagih janji sama salah satu diantara kalian, kapan pun itu kalian harus tunaikan."

gerhana

" oke, gue gak masalah! mana buku lo?"

sebelum memberikan buku nya dream melihat raut wajah galaxy dan langit terlebih dahulu. tapi dari wajah kedua nya tak tampak raut wajah keberatan, jadi dream pun menyerahkan buku nya pada gerhana.