Chereads / will dream's come true? / Chapter 7 - Curahan Hati

Chapter 7 - Curahan Hati

home, 04.20 PM

Dream

"dream pulang!"

"udah mandi dulu sana de!"

"bang de tiduran dulu ya, dada de sesek"

"de lu gak lupa minum obat kan tadi di sekolah?"

"hehe, ketinggalan di rumah bang"

"ya ampun udah tau genting masih aja ceroboh. sini baringin aja di sofa.

dra, indra... cepet ambilin obat kak dream di kamar nya! "

tak berapa lama indra datang sambil ngos ngosan.

jujur sekarang gue udah gak kuat, napas gue udah tersenggal - senggal. jantung gue udah berdetak tak beraturan, keringet udah membanjiri tubuh gue.

walau pun males gue memaksakan duduk buat minum obat.

trus berbaring kembali.

"de ke rumah sakit ya?"

"iya kak mending ke rumah sakit ya, kita gak tenang nih."

"kalian... hah.... tenang.... hah... aja.... hah... hah..."

ucapan ku ter engah engah karena sesak yang kian menjalar. tapi gue masih keukeuh gak mau ke rumah sakit, karena jujur gue setengah muak sama tempat itu. gimana enggak setengah waktu hidup gue, selalu aja di pake di sana.

"de jangan bandel deh!"

"iya kak nurut aja napa, kita tau kakak pasti muak sama tempat itu. tapi tolong kak pikirin diri kakak, pirkiran gue sama abang juga kak. apa kaka tega biarin gue sama abang hidup dalam penyesalan karena gak bisa jagain kakak? dan pikirin ayah sama mamah kak. indra mohon kak!"

gue tersenyum getir melihat gimana khawatir nya bang rion dan indra. mendengar indra yang tengil, nyebelin, tukang onar bisa berucap demikian membuat sudut hati gue melemah, apalagi gimana reaksi ayah sama mamah kalau gue masih bandel trus sampe kehilangan nyawa. gue yakin mereka gak bakal nyalahin gue tapi mereka bakal nyalahin diri mereka sendiri. apalagi sekarang ayah sama mama gak ada di rumah.

akhir nya gue hanya mengangguk lemah.

bang rion segera menggendong gue ala bridal munuju mobil.

"dra, buruan buka kunci mobil nya!"

"bentar bang gue juga panik nih!"

Bip Bip

"nah biar kakak duduk ama gue di belakang!"

bang rion cuma ngangguk dan segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

Hospital 09.25 PM

"bang....!"

dengan mata masih serengah terpejam gue manggil abang gue.

"ini mama sayang, abang lagi beli makan dulu"

begitu mata gue bener - bener terbuka wajah mama langsung menyambut gue dengan segala kehangatan nya.

"Aw"

"kenapa sayang? apa yang sakit?"

"gak papa kok mah cuma kaget aja.

karena ini!"

jawab ku sambil duduk dan menunjukan sebelah tangan yang di infus.

melihat itu gue yakin kondisi gue saat ini jauh dari kata baik.

hah.... sampai kapan gue begini? gue masih ingin hidup, tapi gue juga gak kuat kayak gini. Tuhan....

"mah"

ucap ku sedikit menjeda, sambil tertunduk.

"hm"

"boleh dream peluk mama?"

mama pun dengan senang hati merentangkan tangan nya. gue langsung menghambur dalam dekapan hangat nya.

merasakan kehangatan kasing sayang tulus mama. perlahan tangan mama terulur mengusap rambut gue. gue pun semakin mengeratkan tangan gue di pinggang mama.

"ma..."

sambil terus bersembunyi dalam pelukan nya.

"apa sayang?"

"kalau suatu hari nanti dream dipanggil tuhan mama dan yang lain boleh sedih, tapi jangan sampe putus asa ya ma. dream bakal gak tenang nanti. terus jangan pernah menyalahkan diri satu sama lain ya. ini bukan salah siapa - siapa.

kalau tuhan ngasih pilihan sama dream 'apakah dream mau, hidup sehat dan sempurna tapi dilahirkan dari keluarga yang lain, atau terlalir dari keluarga mama sama ayah tapi harus menanggung sakit yang gak bisa sembuh?'

dream tetap akan memilih mama sama ayah untuk jadi keluarga dream. karena walaupun dream kayak gini semua orang di keluarga sayang sama dream, sayang yang bener - bener sayang. gak ada rasa kasihan di dalam nya. selalu ada di saat apapun dream butuh. walau pun dream harus menutup mata sekarang, dream gak pernah menyesal dengan apa yang sudah dikasih tuhan sama dream. berkat kalian dream bisa merasakan kasih sayang yang sempurna, kehidupan yang begitu berarti tanpa merasa berbeda dengan yang lain.

maafin dream ya, cuma bisa bandel dan ceroboh. dream sayang kalian semua, until here after!"

setelah mencurahkan seluruh isi hati gue mama masih setia memeluk gue. rambut gue terasa sedikit basah tapi tak ada kata yang terucap. hanya saling memeluk dan menyalurkan segala yang dirasa satu sama lain.

Author Pov

saat dream mulai mencurahkan segala kegundahan nya. tiga lelaki tegar dari keluarga itu telah berdiri di depan pintu.

awal nya mereka hendak masuk namun urung ketika satu persatu kata mulai terucap dari bibir dream.

indra hanya mampu memeluk ayah nya sambil menangis.

ayah pun mematung sambil mengelus punggung indra berharap bisa menenangkan, padahal yang ayah nya rasakan pun membuat dada nya sesak.

bang rion bersandar pada dinding dengan mata terpejam dan mulai mengeluarkan butiran bening di sudut matanya.

semua terdiam merasakan kesesakan yang tiba - tiba hinggap di hati ketiga nya. saat hari itu tiba akan kah mereka siap? dan merelakan salah satu orang yang paling berharga bagi mereka?

Just Time can Answer