Chereads / VIRA MORENO / Chapter 11 - 11-

Chapter 11 - 11-

PRANG!!

Suara lemparan kaca terdengar, lampu LED dan beberapa kosmetik didepan meja rias nya menjadi satu-satunya sasaran yang empuk bagi lavi untuk menuntaskan seluruh hasrat mengamuk nya.

Ya, Lavi mengamuk.

Ia berteriak histeris di kamar nya, menangis sejadi-jadinya, melempar, menendang, menghancurkan segala barang di depannya.

Ia bodoh.

Sangat bodoh, ia adalah seorang gadis paling bodoh yang belum pernah kau temui.

-----------

Lavi terlonjak kasar, mata nya terbuka lebar dengan air mata yang membasahi kedua kelopak mata indah nya dengan pupil yang mengecil.

Menandakan betapa syok nya ia mendapat mimpi yang lagi-lagi menyergap kalbu nya.

Dada nya naik turun tak beraturan, pandangan mata nya tak fokus, keringat sebesar biji jagung mengalir di antara pelipis nya.

Peluh di leher membuat ia semakin gemetar menjadi-jadi, ia bodoh. Sangat bodoh dan akan menjadi manusia paling bodoh.

Lavi mengusap wajah berkali-kali, menenangkan diri semampu yang ia bisa, meskipun diantaranya menjadi sia-sia.

Ia kembali meringis, ketakutan menyergap tubuhnya, mejadikan beberapa anggota badan nya beku.

"T-tolong"

Suara parau nya terdengar, berusaha menggapai segelas air di nakas tak jauh dari dirinya terbangun.

Hampir, tangan putih itu menggapai gelas hingga kesalahan fatal terjadi.

PRANGG !!

Gelas terjatuh.

Suara pecahan yang nyaring membuat ketakutan Lavi semakin menjadi-jadi, pupil nya mengecil dengan pelupuk mata yang basah.

Menarik diri dan menggelung tubuh menggunakan selimut mahal nya. Dengan tubuh bergetar, mata menatap nyalang sekitar dengan pandangan tak fokus.

Bibir pucat nya bergetar, berusaha menahan nafas mati-matian dengan pandangan kosong menatap cermin rias cantik didepan nya.

'DIAM ! TAK USAH BERNAFAS ! Jika aku sampai mendengar suara yang kau hasilkan sedikit saja, aku akan menamparmu', bisikan itu mengalun merdu diseputar pikirannya.

Lavi mengangguk kencang, "hiks, i-iya, tidak bersuara. Jangan bersuara, hukuman.. tidak."

'hisap !!, Atau kepala mu akan ku hancurkan !', teriakan perintah itu melengking tajam.

Pelukan diri semakin mengerat, dada naik turun dengan nafas semakin memberat, lagi-lagi ia mengangguk secara brutal.

"H-hisap, hiks hisap, akan ku hisap", bibir nya gemetar, pandangan kosong nya semakin menusuk.

Pikirannya melalang buana, seperti kaset rusak. Memutar seluruh adegan yang menjadi ketakutan terbesarnya, sampai pada penghujung waktu, ia terjatuh karena hitam mengambil alih.

'anak pintar', bisikan itu kembali terdengar.

----------------

-TBC-

#alv