Chereads / Queen Crystalina / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Semua orang bertepuk tangan terdengar di telinga Beril membuatnya muak karna berisik.

"Ehem... Oke nak Beril, karna kau yang dipilih maka dipersilahkan untuk pulang dan berpamitan dengan keluargamu, begitu pula para murid sekalian jangan berkecil hati dan tetap semangat" Ucap kepala sekolah mengakhiri lalu turun dari panggung diikuti dengan Mr. Vando dan Mrs. Alena.

Disisi lain Beril hanya mendengarkan dan langsung menuju gerbang untuk pulang walau ia tak yakin dengan orang tuanya. Namun saat ingin melangkah masuk kedalam mobil, ia di panggil oleh Mr. Vando dan Mrs. Alena yang sedang berlari kearahnya.

"Akhirnya kau berhenti juga" Ucap Mr. Vando

Beril tak menjawab ia hanya menaikan sebelah alisnya bertanda 'apa?'

"Oh ya, kami ikut bersama mu karna hari ini juga kau akan ke Wich academy bersama kami" Jelas Mrs. Alena yang mengerti raut wajah Beril. Sedangkan Beril hanya mengangguk kan kepalanya kemudian masuk kedalam mobil yang sudah ada supir pribadi nya diikuti Mr. Vando dan Mrs. Alena.

Sesampainya di rumah Beril langsung masuk tanpa memperdulikan Mrs. Alena dan Mr. Vando. Sang supir pun mempersilahkan mereka berdua masuk kedalam dan duduk di ruang tamu.

"Mommy mana?" Tanya Beril datar

"Kenapa sayang?!" Sahut Sang mommy dari dapur

Beril yang mendengar suara Sang mommy pun menghampiri Friska mommy nya dan membawa ke ruang tamu.

"Eh... Ada tamu toh." Ucap Friska kaget

"Iya mom."

"Dari Wich academy ya?" Tanya Friska dengan senyum paksa kepada Vando dan Alena.

"Ah... Iya Mrs." Jawab Alena sopan.

Friska pun tetap tersenyum paksa pada mereka berdua, dan mengalihkan pandangannya pada Sang putri.

"Queen sayang kamu siap-siap dulu gih" Suruh Friska pada Beril seakan tau selanjutnya bagaimana. Sedangkan Beril hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya.

Friska mengalihkan pandangannya pada Alena dan Vando yang sedang menegang.

"Saya sudah tau kalian dari mana, semoga anak saya dapat menemukan jati dirinya" Ucap Friska tiba-tiba

"Mak-maksudnya?" Tanya Alena dan Vando kompak

Friska tak menjawab dan hanya tersenyum paksa pada mereka berdua tak kuat berpisah dengan putrinya walau Beril bukan putri kandungnya ia dan sekeluarga sudah mengangap Beril keluarga kandung mereka.

Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan lelaki yang tak lain adalah Sang ayah Beril Girdan. Girdan tersenyum kala melihat Vando dan Alena lalu berjalan mendekat dan duduk di samping Sang istri.

"Sudah waktunya ya?" Gumam Girdan.

Bertepatan dengan Beril yang turun dari arah tangga ia menggunakan pakaian santai. Kaos putih polos dengan lengan panjang, jins hitam, dan sepatu nik* oh jangan lupakan jubahnya dan juga tas kecil yang tersampirkan di pundak sebelah kanan.

"Sini sayang" Ucap Girdan pada putrinya. Sekali lagi Beril hanya mengangguk dan berjalan ke arah orang tuanya itu.

"Kamu tau bukan kamu bukan anak mommy dan daddy" Ucap Friska menahan sakitnya, Beril sekali lagi hanya mengangguk ia tau kedua orang tua angkatnya tidak tega mengucapkan itu, Beril mengetahui fakta itu saat beberapa hari yang lalu tapat ulang tahunnya yang ke 17 fakta bahwa ia bukan anak kandung dari orang tuanya saat ini. Sedangkan Vando dan Alena hanya menyimak.

"Jadi sekarang waktunya kamu mencari jadi dirimu Queen" Ucap Friska yang sudah meneteskan airmata nya, membuat Beril tak tega langsung saja ia memeluk Friska yang selama ini menjadi sandaran nya.

"Ekhem... Maaf nyonya dan tuan. Waktu kami tinggal sebentar lagi" Sela Vando

"Ah... Ya" Ucap Friska dan Girdan.

"Saya titipkan dia pada kalian berdua" Ucap Girdan tersenyum paksa.

"Pasti tuan" Jawab Alena

"Oh ya, Queen kamu ingat ucapan mommy ini. Jaga kesehatan mu, gunakan kekuatanmu untuk merubah warna rambut dan mata mu, sembunyikan tanda yang berada di tubuh mu, sampai kau menemukan kedua orang tua kandungmu Queen, dan tetaplah sembunyikan nama keluarga kandung mu sayang. " Peringat Friska Queen hanya tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

Vando dan Alena sekali lagi dibuat bingung oleh mereka bertiga.

Sebenarnya siapa Beril ini? Kenapa harus menyembunyikan nama keluarga kandungnya? Dan apakah dia bukan anak kandung dari tuan dan nyonya ini? Kenapa harus merubah warna rambut dan mata dengan kekuatan? Kekuatan? Kekuatan apa yang di miliki gadis ini? Mengingat peristiwa di sekolah? Siapa keluarga kandungnya? Apa nama keluarga kandungnya? Dan tanda apa yang dimiliki Beril dan dimana?

Berbagai pertanyaan melintas dipikiran mereka berdua, sampai Friska menyadarkan dari kebingungan.

"Kapan kalian berangkat?" Tanya Friska

"Ah ya sekarang nyonya" Jawab Alena

Friska menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah berangkat sana itu supir kalian sudah menjemput" Suruh Girdan

"Oh ya mari" Ucap Vando sopan

Mereka bertiga pun masuk kedalam mobil, dan segera menuju portal yang berada di tengah hutan.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, karna Mr. Vando dan Mrs. Alena berbicara lewat telepati sedangkan Beril membaca buku yang orang tuanya kasih pada saat ia berulang tahun.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di tengah hutan dan didepan mereka sudah ada portal menuju Wich academy, saat mereka masuk keluar cahaya begitu terang cahaya yang tidak seperti biasa saat mereka ingin merekrut murid dari salah satu sekolah dibumi. Saat cahaya itu agak meredup mereka sudah berada di depan Wich academy.

"Yuk turun Beril" Ajak Mrs. Alena lembut

"Aku akan merubah rambutku terlebih dahulu" Ucap Beril datar

"Baiklah kami akan tunggu di luar" Ucap Mr. Vando kemudian mereka berdua pun turun dari mobil dan menunggu Beril. Namun lima menit kemudian terlihat cahaya yang begitu terang dari dalam mobil. Disaat cahaya meredup Beril pun keluar namun masih dengan tudung yang menutupi wajahnya.

"Ah... Bukankah kau sudah merubah warna rambutmu lalu kenapa masih memakai tudung mu itu?" Tanya Mr. Vando

Dan tanpa aba-aba Beril membuka tudung nya menampilkan wajah nya yang begitu cantik, namun tak ada senyum di wajah cantik yang hanya menampilkan wajah datar.

"Wow" Kagum Mrs. Alena dan Mr. Vando melihat kecantikan Beril yang seperti dewi.

"Mari masuk" Ajak Mrs. Alena lalu menarik tangan Beril lembut menuju ruang kepala sekolah, disepanjang perjalanan menuju ruang kepala sekolah banyak yang mencibir Beril, iri, kagum, sinis, dll.

"Ehh itu murid baru ya?"

"Mana-mana"

"Ituu aaa cantik banget deh"

"Iya cantik banget ih"

"Datar banget ya mukanya"

"Iya tapi datar juga cantik tau"

"Ihh apaan masih cantik kan juga aku"

"Cantik dari mana ke adonan kue nya bibi Mar iya"

Dll.