Chereads / #Rasi Bintang / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

'Titik terlemah diriku bukan kelemahan ku, karena kuat ku karena lemah diriku~' Leofia

***

Planet Venus, Southeptic Pole

Di gurun es yang dingin dan menusuk, terlihat sesuatu yang melaju kencang. Begitu kencangnya sampai tidak bisa dilihat apa yang sedang melaju itu. Sehingga yang terlihat hanya garis garis warna buram. Sesuatu itu menerjang angin badai di gurun es itu.

Setelah badai bertambah besar, sesuatu itu mulai melambat. Dan akhirnya bisa dilihat tiga orang juga tiga hewan. Mereka membelokkan kendaraan mereka, lalu tak lama mereka berhenti di sebuah gua. Kondisi gua itu sebenarnya sudah sepenuhnya tertutup salju. Hanya saja mata singa itu cukup untuk menemukan hal ganjil pada tumpukan es di sana.

Mereka meleleh kan es itu dengan sesuatu alat yang di keluarkan oleh seorang gadis. Lalu seorang gadis dengan tiga hewan di gendongan nya masuk. Dan di belakangnya ada juga seorang gadis yang mengeluarkan benda tadi. Dia membopong tubuh seorang pria yang penuh akan luka.

Saat masuk di dalam mereka masih di penuhi rasa waspada. Berjaga jaga jika ada hewan buas yang menghuni gua ini. Ternyata gua ini kosong, dan juga tidak terlalu dalam. Seorang gadis menurunkan tiga hewan di gendongan nya. Lalu dia mengumpulkan beberapa ranting kecil yang ada dalam gua ini.

Setelah ada cukup ranting walau tidak banyak. Dari tangannya muncul api dan dia mengarahkan api itu pada ranting tadi. "Lunax! kau hangat kan tubuhnya dan dirimu juga di dekat api ini!" perintahnya

Yap, mereka adalah rombongan Leofia! lalu Leofia juga mengangkat satu persatu hewan tadi ke dekat api. Meskipun mereka memiliki bulu, tapi tetap saja bulu itu tidak cukup menghangatkan tubuh mereka.

Leofia sendiri tidak merasa kedinginan sama sekali karena di dalam tubuhnya mengalir darah api. Darah apinya itu tercipta dari element yang dia miliki. Dia lantas memutar pergelangan tangan kanannya di udara. Lalu dari sana muncullah kain yang terlipat rapi.

Dia juga memutar pergelangan tangan kirinya dan muncul sebuah kotak putih. " Ini kain untuk kalian, dan Lunax ini! obatilah dia, kasihan tubuhnya penuh luka. Lagi pula sangat tidak bagus baginya karena menerima dua suhu yang berlawanan seperti tadi." ujarnya perhatian, " dan mungkin kau harus menjadi perawatnya untuk beberapa waktu! Kau tau? biasanya saat tubuh penuh luka dan mendapat dua suhu secara bergantian, maka dia akan demam. Tapi jika suhu tubuhnya semakin memburuk ada kemungkinan dia akan mati juga sih!" tambah nya mengetok- etokkan jari telunjuknya di dagu.

Mendengar itu membuat Lunaxia ketakutan, dia panik!! Sungguh tak ada niatan dalam hatinya untuk membuat Yi Sun Shain meninggal. Dia memandang wajah pria itu dengan sedih. Seberkas rasa bersalah muncul dalam benaknya. Andai dia tidak egois! andai dia tidak begitu membenci gila pria ini, mungkin pria ini tidak akan seperti ini.

"Mengapa kau sedih Lunax? Bukankah hal seperti ini sudah biasa bagi kalian? Jika salah satu tidak mati maka pertarungan kalian tidak akan berakhir! Lantas kenapa sekarang kau bersalah melihat kondisinya saat ini?" ucap Leofia dengan sengaja

Sebenarnya saat di perjalanan tadi dia tidak tega melihat perlakuan Lunaxia ke pria itu. Dia sengaja mengucapkan kata tadi untuk menarik hati sahabatnya yang penuh akan dendam itu. Dia ingin sahabatnya berdamai dengan musuh bebuyutannya selama ini. Dan ternyata ucapannya tadi sangat manjur.

Dia berhasil membuat Lunaxia merasa bersalah sekaligus bersedih. Dan dia berharap mereka akan menjadi teman nantinya. Jika mereka berteman, maka dia juga akan mendapat teman tambahan. Sungguh dia memang berencana membuat pria ini ikut bersamanya.

Sebenarnya dia sudah tahu jika pria itu sudah sadar saat dia akan membangunkan Lunaxia. Hanya saja dia berpura pura tidak tahu, dia diam karena punya tujuan. Dan saat ini satu tujuannya membawa pria ini sudah terkabul. Sekarang dia hanya berharap satu tujuannya lagi juga terkabul.

Lunaxia tetap diam tak bergeming, dia terus memandang pria itu. Tapi pikirannya yang sekarang dipenuhi kata yang diucapkan Leofia tadi. Benar apa yang dikatakan Leofia! Mengapa selama ini mereka saling benci? ingin saling membunuh tapi saling mengkhawatirkan. Sebenarnya nya selama ini ada rahasia yang tersembunyi dari diri Lunaxia.

Setiap kali mereka bertarung habis habisan, dan terluka parah. Akan selalu ada hal ganjil dalam hati Lunaxia. Dia selalu khawatir tidak jelas, dia mengkhawatirkan musuhnya. Dia juga tidak mengerti mengapa tapi itulah kenyataan yang selalu dia sembunyikan. Tidak ada satupun yang mengetahuinya!

Leofia mengabaikannya, dia yakin saat ini temannya itu sedang mencerna kata kasar darinya. Dia berjalan dan membuat tenda dalam gua itu. Tenyata gua itu cukup luas untuk menampung tiga tenda sekaligus. Lalu dia masuk ke dalam tenda berwarna merah meninggalkan yang lainnya.

Catiras mengikuti tuannya kedalam tenda merah. Tidak hanya Catiras, ternyata dua hewan lainnya malah ikut masuk ke tenda Merah. Dari tingkah mereka ini seakan mereka tau jika kedua tuannya itu butuh waktu berdua. Leofia pun tidak menolak mereka yang masuk ke tendanya. Dia malah menerimanya dengan senang hati.

Dia tidur dalam gelungan hangat selimut sutra, disekelilingnya ada tiga hewan manis ikut tidur bersama. Dia lelah dalam perjalanan, sebenarnya di tempat ini menjadi kelemahan nya. Sama seperti bara api yang akan padam di terpa angin dingin. Seperti itu pula lah tubuh panasnya yang menolak suhu dingin.

***

Di dalam tenda lainnya, tampak dua orang remaja. Satu perempuan dan satu laik laki. Dia Lunaxia dan Yi Sun Shain! Lunaxia sedang mengobati luka pada tubuh pria itu. Sedangkan pria itu dalam keadaan tidak sadar.

" Yi Sun Shain, maaf karena aku kau jadi seperti ini!!! Sungguh aku tidak berniat untuk membuat mu seperti ini. Aku menyesal, saat kau sembuh kau boleh membalasnya padaku nanti. Atau kau juga boleh meminta apapun padaku sebagai tanda maaf ku." ujarnya lirih

Yi Sun Shain yang mendengar itu juga merasa bersalah. Sebenarnya dia masih sadar! hanya saja matanya terasa berat untuk dibuka. Mungkin itu efek dari luka yang ada di pelipisnya. Jadi dia mendengar semuanya, termasuk ucapan Leofia tadi.

Dia merasa bersalah pada gadis yang sedang mengobatinya ini. Jujur, sebenarnya dia adalah yang selalu membuat ulah terlebih dahulu dari pada gadis ini. Awalnya dia melakukan itu hanya agar dia bisa masuk kehidupan si jenius klan Libra. Dia sangat kagum pada semua karya si jenius. Sayangnya si jenius itu sangat tertutup, padahal dia sangat ingin berteman pada gadis itu.

Jadilah dia menyusun rencana untuk masuk ke dalam zona nyaman gadis itu. Tapi jadinya malah hal seperti ini, sungguh semua ini di luar rencananya. Saat mereka bertarung dia akan selalu mengurangi kekuatan energinya. Dan saat mereka selesai bertarung dia akan selalu menghawatirkan keadaan gadis itu.

Mereka berdua sibuk dengan pemikiran masing masing. Sampai Lunaxia selesai mengobati dan mengompres pria itu. Lalu dia pergi masih dengan keadaan rasa bersalah yang teramat besar. Sedangkan si pria merasa kekosongan saat Lunaxia pergi. Dia ingin meminta gadis itu tetap disisinya. Tapi apalah daya saat ini dia sedang berpura pura tidur. Dia juga malu jika mengingat perlakuannya selama ini.