Chereads / Wir sind alle Jingo / Chapter 4 - Melarikan diri

Chapter 4 - Melarikan diri

Setelah selesai dengan tugasnya, Sayya langsung pergi dari tempat kejadian. Akan menjadi masalah lain jika dirinya terus berada di sana. Tidak lupa, Sayya membuat laporan ke markas dengan jalur komunikasi khusus.

"Disini Kode 23,misi garis belakang telah selesai. Aku ulangi misi garis belakang telah selesai. "

Sayya harus mengulang laporan untuk beberapa kali di karena terjadi masalah terhadap jaringan komunikasi dengan pusat.

'Tidak biasanya komunikasi markas mengalami gangguan.' Pikir Sayya sambil terus terbang di atas lautan.

"... Markas pusat disini...Terjadi perubahan rencana... Pihak sekutu tiba-tiba saja berkhianat! batalkan semua misi!... "

Suara yang terputus-putus dari markas pusat, membuat Sayya terkejut.Karena rencana awalnya bukan seperti ini Sayya sama sekali tidak memperhitungkan penghianatan sekutu sementara, sekalipun ada itu seharusnya ketika bangsa Crinesa sudah hancur! kecuali...

Sayya langsung menyadari sesuatu yang tidak ia perhitungkan. Bangsa besar Wermania! memang awalnya bangsa besar tidak terlalu tertarik dengan adanya aliansi sementara bangsa kecil di sekitar mereka. Tapi itu semua bisa berubah ketika, ada yang menghasut mereka!

"Tch, mereka lagi! Sial sial sial. "

Saat sedang mengumpat dan meluapkan kekesalannya. Sayya tiba-tiba mendapatkan serangan sihir dari belakangnya, beruntungnya Sayya dapat menyadari lebih cepat dan segera membuat perlindungan dari sihirnya.

Asap hitam hasil dari ledakan benturan serangan sihir dan perisai sihir, perlahan-lahan menghilang dan menampilkan sebuah pasukan berjumlah 1 batalyon penyihir.

Jika di lihat lebih baik, baju yang mereka gunakan adalah baju Bangsa Wermania! 'Sial bagaimana mereka bisa sampai di sini! 'Sayya tidak diam saja dan menunggu di serang lagi.

Melakukan manuver udara dengan ketinggian serendah mungkin dengan laut, membuat serangan sihir para penyihir Wermania tidak mudah mengenai Sayya. Meskipun ada yang hampir mengenai Sayya, tapi itu sia sia karena terdapat perlindungan otomatis di belakang Sayya.

"Mereka benar-benar gila!"Kesal Sayya yang sedari tadi dihujani serangan sihir.

Melihat Sayya yang terbang sangat rendah dan hampir menyentuh air laut, untuk dapat menghindari dan mengacaukan pandang mereka. Komandan penyihir tersebut, segera menyuruh anak buahnya terbang lebih rendah.

Menyadari bahwa, para penyihir Wermania mulai terbang rendah. Sayya tidak membuang kesempatannya untuk membalas serangan. Dengan menembakkan air di bawahnya yang membuat sebuah kabut air yang singkat.

Sayya langsung, terbang tinggi dan menyerang ke bawahnya dengan sihir ledakannya. Pasukan penyihir Wermania tidak menyadari jika, Sayya sudah berada di atas mereka dibuat kocar-kacir dengan serangan serangan mereka terima. Hampir saja mereka mati akibat serangan tersebut atau jatuh ke dalam laut, jika saja mereka terlambat memasang sihir perlindungan.

Komandan penyihir Wermania, masih mencoba mengejar Sayya. Tidak ragu ragu, bahkan komandan tersebut mengunakan sihir anti baja untuk menebak Sayya!Beberapa kali Sayya terkena serangan, tapi akibat perlindungan otomatis di belakang punggungnya membuat dirinya hanya sedikit terpental saat terkena serangan.

Sayya juga tidak kabur tanpa menyerang balik komandan penyihir Wermania tersebut. Beberapa dirinya mencoba menyerang komandan tersebut dengan berbagai sihir!Sayangnya hasil membuat, Sayya tambah kesal. Setiap serangan pasti bisa di hindari dengan mudah.

"Terkutuk kalian Wermania! "Teriak Kesal Sayya, melakukan manuver ke atas dan bawah dengan cepat. Sayya juga menyerang ke belakang dimana komandan tersebut masih saja mengikuti dan meninggalkan begitu saja pasukan penyihir Wermania yang lain.

Adu tembak di atas langit, menjadi pemandangan yang mengerikan! Ledakan dan asap terus saja bermunculan setiap serangan yang mereka lontarkan adalah serangan sihir terbaik masing-masing.

Sayya merasakan hal aneh dengan komandan penyihir Wermania tersebut. Jumlah sihir yang di keluarkan dan daya ledakannya terlalu mengerikan! Sampai sampai Sayya di buat kerepotan. 'Sebenarnya siapa dia! kenapa dia terus mengejar diriku!'

Saat ingin menebak kembali, tiba-tiba saja senjatanya tidak mengeluarkan serangan.'Energi senjata habis! Sial, kenapa harus saat seperti ini! 'Dengan terpaksa, Sayya memilih membuat senjatanya dan beban di punggungnya.

Setelah membuang semua itu, Sayya langsung terbang ke atas langit setinggi dia bisa. Komandan penyihir Wermania tersebut, juga masih saja mengikutinya dari belakang.

Menyadari komandan tersebut terperangkap dalam perangkapnya, Sayya langsung mematikan energi sihir yang membuat dirinya terjadi ke bawah dengan cepat. Memaafkan gravitasi, Sayya langsung terjun bebas ke arah komandan penyihir Wermania tersebut. Anehnya bukannya menghindari atau menyerang Sayya yang jatuh ke arahnya.

Komandan penyihir tersebut melakukan hal di luar perkiraan Sayya!

"Kena Kau! "

Suara itu seperti menggema di seluruh langit, dan ledakan besar tiba-tiba saja terjadi saat pria tersebut mengatakan hal tersebut. Sayya tidak sempat membuat perlindungan karena energi sihirnya ia matikan tadi!

Akibatnya dirinya, terkena ledakan bom bunuh diri tersebut. Dengan luka ledakan yang ia terima, Sayya sudah hampir tidak bisa merasakan seluruh tubuhnya. Yang terakhir ia rasakan hanya benturan keras tubuhnya ke air laut, kemudian ia tidak sadarkan diri.

Saat membuka matanya, Sayya menyadari dirinya tidak tenggelam di lautan. Melainkan dirinya berada di sebuah rungan berwarna putih, yang Sayya injak juga tidak terlihat seperti tanah. Melainkan seperti sebuah kabut putih yang tipis.

Sayya melihat sekitar dan sekelilingnya. Semua berwarna putih dan putih sejauh mata memandang. 'Apa aku sudah mati? tapi dimana ini? 'Kebingungan dirinya sedang berada, sebuah suara tiba-tiba muncul mengucapkan sesuatu dari atas langit.

"Pendosa... pendosa... pendosa... "

Tidak hanya satu sosok yang mengucapkan hal itu, melainkan puluhan ribu sosok seperti manusia tapi memiliki sayap putih di punggungnya, terus menerus mengucapkan kata 'pendosa.'

Sayya di buat tercengang dengan apa yang ia lihat sekarang, tapi bukannya ketakutan atau merasakan rendah diri di hadapan sosok "Malaikat" Sayya sendiri merasakan kebalikan, darahnya memacu dengan cepat, amarahnya tiba-tiba menggebu-gebu.

"Hahahaha, jadi ini surga? atau pengadilan!? Persetan tentang itu. Kalian para malaikat, temukan aku dengan pada Dewa! "

Ucapan Sayya yang lantang dan dipenuhi kebencian membuat semua malaikat terdiam. Mereka di buat terkejut dengan manusia di depan mereka. Biasanya manusia yang sudah mati, akan menyesali semua tindakan mereka di dunia. Dan baru kali ini, mereka melihat manusia yang berani berteriak di hadapan puluhan malaikat!

Sayya sendiri semakin kesal, karena para malaikat itu tidak ada yang menjawabnya dan malah diam di tempat mereka. Benar benar membuatnya kesal!

"Sialan! Apa kalian mendengarkan aku! Kalian Para Dewa memang penakut, kalian hanya sembunyi di balik tahta kalian!"

Ucapan Sayya kini, mendapat respon dari para malaikat tapi keliahatan bukan respon yang baik. Puluhan malaikat itu, mengeluarkan sebuah tombak emas dari sayap mereka dan menargetkan Sayya sebagai sasaran.

Beruntungnya sebelum semua tombak itu di luncurkan, sebuah suara yang terdengar agung dan berkharisma menggema di langit. Para malaikat itu seperti ketakutan ketika mendengar suara tersebut.

"Hentikan! "

Dengan satu kata itu saja, semua malaikat tidak ada yang berani membantah sang pemilik suara. Sesaat setelah itu, sebuah langkah kuda bak melodi indah terdengar. Rentetan suara kereta kuda juga di susul suara kuda yang menggema membuat siapa saja pasti terpanah dengan apa yang mereka lihat.

Sebuah kereta kuda, yang di tarik oleh kuda putih bersih dengan sebuah tanduk. Tiba-tiba saja muncul dari atas langit, para malaikat yang di sana segera berlutut memberikan hormat.Kecuali Sayya yang masih biasa saja, dirinya masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak.

Jika di tanya apa dirinya kagum dan terpanah dengan apa yang ia lihat sekarang, maka jawabnya ya. Tapi rasa kesalnya dan kebencian mengalahkan rasa kagum tersebut. Bahkan sejak dulu, dirinya sudah di buat membenci sosok yang berada di kereta kuda tersebut.