Chereads / Wir sind alle Jingo / Chapter 5 - Kebencian yang mendasar

Chapter 5 - Kebencian yang mendasar

Dahulu kala ada sebuah bangsa kecil yang bernama Holan. Negara tersebut adalah negara industri cukup maju di bandingkan bangsa lain. Yang dimana bangsa lain sibuk berperang, negara Holan lebih fokus ke arah perekonomian dan perkembangan industri.

Bangsa Holan sendiri tidak mendapatkan serangan dari bangsa lain, alasannya cukup simpel. Jika mereka menyerang Holan, sama saja mereka membakar gudang gandum mereka sendiri! Bangsa Holan juga, bangsa yang netral dalam peperangan yang terjadi.

Bisa di bilang, kehadirannya penting tapi tidak terlalu berbahaya. Tidak bahaya dalam arti'Tidak mengancam dalam perang.'

Sayangnya bangsa Holan harus di hapus dari peta dunia untuk selamanya. Kejadian tersebut, terjadi ketika adanya krisis makanan di bangsa tengah yang mengalami musim panas yang luar biasa, yang menyebabkan gagal panen di mana mana.

Bangsa Holan, dapat bertahan karena memiliki persediaan makanan cadangan yang sangat cukup untuk bangsa kecil bertahan selama 5th di cuaca ekstrem sekalipun.

Krisis makanan yang paling parah terjadi di Bangsa Wermania pada waktu itu, dimana prajurit yang kelaparan di paksa untuk tetap berperang untuk mendapatkan makanan dari musuh mereka.

Entah ada angin apa, Bangsa Wermania dan beberapa bangsa besar lainnya tiba-tiba membuat sebuah aliansi.

Dan sebuah peringatan di keluarkan untuk bangsa Holan agar tunduk ke bangsa besar dan menjadi bagian bangsa besar tersebut. Peringatan tersebut, tidak di pedulikan oleh pemimpin bangsa Holan.

Malahan, pemimpin bangsa Holan. Langsung menyatakan perang terhadap Aliansi bangsa besar yang berani mengancamnya. Hal itu juga di dukung oleh para penduduk bangsa Holan. Semua orang di bangsa Holan mengangkat senjata mereka untuk menolak tunduk kepada aliansi bangsa besar.

Sontak berita tersebut. Memancing amarah bangsa besar yang ikut aliansi. Hasilnya pernah besar terjadi antara aliansi bangsa besar melawan bangsa kecil yang berani mengangkat pedang mereka.

Tapi yang membuat semua orang terkejut adalah, hampir kalahnya aliansi bangsa besar. Hal itu membuat semua bangsa terkejut, mereka hampir tidak percaya dengan berita tersebut. Tapi setelah melihat kekuatan tempur bangsa Holan, akhirnya mereka percaya.

Bagaimana tidak? hampir semua haris pertahanan Holan dengan bangsa lain berdiri artileri berjumlah tiga baris! Di belakang juga, ada sebuah barisan ribu artileri anti penyihir. Jumlah itu benar-benar, jumlah gila untuk sebuah bangsa kecil, tapi anehnya bagaimana bangsa Holan menyembunyikan semua artileri tersebut?

Tentunya ada trik di lengan baju, yang di lakukan bangsa Holan untuk menyembunyikan semua artileri adalah sudah menyiapkan semuanya dari awal! Mereka sudah menyiapkan komponen utama yang di tanamkan di tanah perbatasan jadinya prajurit yang datang hanya perlu membawa komponen ringan untuk memperlengkapi artileri.

Sayangnya, pertahanan yang di gadang gadang adalah pertahanan mutlak dalam sejarah harus tertembus dan hancur, kehancuran tersebut juga diikuti oleh runtuhnya bangsa Holan. Tatik yang di gunakan Aliansi terbilang cukup gila.

Mereka menerbangkan, puluhan pesawat yang berisi orang orang yang memiliki penyakit menular untuk di jatuhkan di Girnja, ibukota Holan. Hasilnya, hampir 70% orang mati dalam waktu setengah bulan. Melihat melemahnya bangsa Holan, Para pihak aliansi segera menyuruh para prajuritnya yang memakai sebuah masker militer untuk menjarah sekaligus menyerang penuh bangsa Holan.

Setelah selesai, mereka meninggalkan bangsa Holan yang begitu saja.Tidak sampai situ, para pihak aliansi sepakat untuk menghancurkan bangsa Holan dengan sebuah sihir besar.

Dalam satu malam, sebuah bangsa yang berdiri dengan megah dapat hancur tanpa bekas.Selalu ada keajaiban di mana saja. Perkataan tersebut menggambarkan apa yang terjadi oleh, anak kecil berusia 7th yang secara ajaibnya dirinya bisa bertahan dari ledakan tersebut.

Sebelum ledakan sihir terjadi...

Di sebuah kota yang terlalap api dan kehancuran dimana mana. Terlihat seorang bocah laki-laki berambut pirang dengan mata emas, berjalan tanpa arah menyusuri kota tersebut.

Beberapa kali dirinya batuk darah, bocah tersebut terus saja mengulangi kata yang sama di mulut kecilnya.

"Dewa tolong selamatkan bangsa ini... Dewa tolong selamatkan bangsa ini... Dewa tolong selamatkan bangsa ini..."

Entah karena kelelahan atau luka yang semakin parah. Bocah tersebut langsung jatuh ke tanah.

".. Dewa? Apa.. mereka ada? " Ucap terakhir bocah tersebut. Setelah itu sebuah cahaya mengerikan menyelimuti kota tersebut yang membuat semuanya hancur dengan tanah.

Tapi sebuah keajaiban terjadi, di sekitar tubuh bocah itu tiba-tiba sihir perlindungan muncul dan menyelamatkan. Luka lukanya, juga sembuh dengan perlahan lahan, seperti mendapatkan berkah dari para dewa sendiri.

Lalu apa bocah itu senang? tentunya... tidak... bocah tersebut membuka matanya dengan tiba-tiba, perasaan kesal dan amarah membuat energi sihir di sekitarnya tidak terkendali.

"Begitu ya... Para dewa itu tidak ingin aku mati dengan mudah... mereka senang dan sedang menertawakan nasibku... "

Tubuh kecilnya berusaha berdiri, bocah tersebut menatap sekitar yang sudah hancur dan rata dengan tanah. Tanpa sepatah apapun dirinya, berjalan ke tengah benua.

Kembali ke Sayya, setelah mengingat kilasan ingatannya. Emosinya semakin bertambah dengan sosok di hadapan.Sosok di hadapan Sayya memiliki tubuh mirip manusia bedanya hanya aura yang berwarna putih dan terkesan suci di sekitarnya.

"Untuk manusia pendosa seperti dirimu, keberanian dirimu ini benar-benar sebuah kesombongan. "

"Hahahaha, sungguh lucu kau mengatakan hal tersebut. Sialan! "

Tanpa peringatan, Sayya membuat sebuah tombak cahaya dari tangan dan melemparkan tombak tersebut ke sosok di hadapannya. Hal tersebut tidaklah mustahil untuk Sayya yang memiliki berkah dewa.

Sementara sosok tersebut, tidak bergeming saat melihat serangan Sayya. Dirinya tidak perlu takut serangan Sayya melukainya, karena kekuatan saya sendiri berasal darinya sendiri.

Dan tepat ketika serangan tersebut hampir mengenai sosok tersebut, tombak cahaya tersebut langsung lenyap menjadi butiran cahaya kecil.

Melihat serangan tidak berhasil, Sayya sama sekali tidak terkejut. Karena dirinya juga mengerti konsep elemen yang sama tidak bisa melukai elemen sama.

"Untuk kesombongan mu itu mungkin bisa dimaafkan, tapi menyerang sosok dewa adalah hal yang tidak pernah dimanfaatkan! "

"Tch, omong kosong suci! jika kau ingin memasukkan aku ke neraka masukan saja! aku tidak peduli! asal kau tau, aku tidak mempercayai sosok seperti mu di dunia ini- tidak bahkan di seluruh alam semesta ini! "

Ucapan Sayya, sempat membuat sosok di hadapan terkejut sebentar. Tapi ekspresi itu tidaklah lama sampai dirinya mengatakan hal sesuatu yang membuat Sayya terkejut.

"Seharusnya kau akan di bakar oleh api surgawi untuk mensucikan jiwamu. Tapi karena keputusan sudah bulat oleh kamu para dewa, sudah di putuskan kau akan dikembalikan ke duniamu untuk menembus semua dosamu... "

"...dan lagi setiap kau membunuh/melakukan dosa besar lainnya. Kau akan merasakan sakit di jantungmu. "

"Tunggu! sialan! "

Ucapan Sayya tidak di gubris sama sekali, dengan sekali ayunan pelan. Sayya sudah di kirim kembali ke dunianya.

Di dunianya, kabar tentang hampir hancurnya kerajaan Grebiana menjadi hal yang sempat di bahas. Pasalnya hampir sebagain pulau di mana kerajaan Grebiana sudah hancur dan tidak layak di tempati.

Kejadian itu di tumpahkan oleh bangsa Wermania, yang pada saat itu ada beberapa peleton penyihir yang terbang di laut bela Wermania. Tentunya Wermania, tidak mau mengakui hal tersebut dan mengatakan bahwa peleton tersebut adalah bukan peleton penyihir Wermania.Tapi tidak semua orang percaya begitu saja dengan bantahan Wermania.

Sementara, bangsa Furnika kini kemampuan mereka meningkat dengan pesat. Hal ini dikarenakan adanya sebuah pasukan kecil yang sangat terlatih dan berbakat. Pasukan tersebut adalah pasukan para prajurit baru yang pernah Sayya latih, selama seminggu penuh.

Kabar hilangnya Sayya, juga di tutupi sangat rapi hanya beberapa petinggi yang tau tentang hilangnya Sayya dan keberhasilan Sayya dalam melakukan tugas terakhirnya juga sembunyikan dengan rapi.

Kejadian hampir hancurnya Kerjaan Grebiana, sudah berlalu selama 5th.Furnika juga kini dikenal dengan bangsa kecil yang cukup tanggung di tengah benua hal tersebut tidak lain karena adanya sebuah pasukan yang benar-benar tanggung.

Perang antara bangsa di benua kini juga reda, dengan di sepakati nya gencatan senjata di seluruh benua dan dunia. Perjanjian tersebut akan berlaku untuk 20th ke depan, tapi apa benar-benar peperangan sudah berhenti?