Chereads / Wir sind alle Jingo / Chapter 9 - Kekacauan tugas pertama

Chapter 9 - Kekacauan tugas pertama

Tidak terasa beberapa bulan berlalu, sudah banyak terjadi di kehidupan Sayya selama di Kekaisaran. Mulai dari dicurigai sebagai mata mata musuh atau yang lainnya itu semua terjadi dalam kurung waktu setelah dirinya sadar dari koma.

Dalam beberapa bulan di Kekaisaran, Sayya juga mendapat pengamatan baru. Dimana di ibukota Kekaisaran sendiri terbilang sangat damai! omong kosong tentang perang yang terjadi di luar! mereka disini hidup dengan damai dan bersenang-senang!

Mereka seperti tidak mengenal arti perang dan darah! hal ini sangat berbalik dengan beberapa negara dan kotanya yang mengalami perang secara langsung atau tidak.

Ketakutan dan duka selalu menghantui mereka, bayang bayang omong kosong perdamaian selalu mereka makan mentah mentah tanpa ada rasanya! Di ibukota Kekaisaran, perekonomian juga stabil dimana harga pokok seperti gandum bisa dikatakan normal, bahkan terlalu normal dalam masa perang!

Tidak hanya itu, Sayya juga tidak melihat adanya patroli prajurit atau pasukan di dalam kota selama awal bulan. Sayya juga sempat bertanya tanya apa dirinya masih di dunia yang ia kenal atau tidak, perdamaian di ibukota sangat tidak kontras dengan julukan Kekaisaran sebagai naga perang!

Karena penasaran, Sayya akhirnya mencoba mengikuti tes ujian masuk dalam militer dan hasilnya membuat dirinya tercengang. Nilai sempurna! dan ujiannya hanya ujian lisan terkait kemiliteran dan sumpah setia kepada Kekaisaran. Tidak ada tes fisik atau tes kelayakan lainnya.

Saat Sayya bertanya, kenapa tidak ada ujian fisik saat ujian masuk militer kepada instruktur. Mereka hanya menjawab bahwa itu bukan tugas mereka, padahal syarat di bangsa lain untuk sebuah tes masuk militer terbilang sangat ketat.

Tes fisik, kelayakan, ujian bertahan hidup dan pengenalan medan tempur. Itupun masih harus di pilih lagi dengan hasil akhir diterima atau tidak. Dan tanpa ada semua tes tersebut, Sayya langsung mendapatkan jabatan mayor dengan sekali jalan! benar benar terlalu mudah.

Sebelum bertugas juga, Sayya diberikan waktu untuk melakukan persiapan untuk tugas pertamanya selama setengah bulan. Tugas pertamanya, terbilang cukup simpel. Hanya melakukan patroli di barat Kekaisaran bersama peleton 8.

Peleton 8 terdiri dari, satu penyihir dan sisanya adalah prajurit biasa. Jika di tambah Sayya akan menjadi dua penyihir. Ok, sampai sini Sayya memahami bahwa Kekaisaran lebih mementingkan jumlah dari pada kualitas! Penyihir untuk tugas patroli? bangsa lain pasti akan mengutuk Kekaisaran jika mereka mendengar hal tersebut.

Penyihir biasanya, ditugaskan di medan perang garis depan atau sebagai pasukan kejutan dan pasukan utama suatu bangsa. Terlebih lagi, jumlah penyihir yang sangat sedikit itu menjadi masalah tersendiri untuk bangsa kecil.

Selama setengah bulan persiapan, Sayya tidak langsung bermalas-malasan. Tapi dirinya benar-benar mempersiapkan semuanya! mulai belajar tentang Kekaisaran di perpustakaan, menjalin hubungan antara jendral pasukan lain, dan mencari beberapa informasi dengan hati hati.

Itu semua ia lakukan dengan seorang diri. Sampai hari keberangkatannya untuk tugas pertamanya telah datang. Di sebuah stasiun kereta api, Sayya bersama beberapa prajurit yang mendapatkan tugas yang sama menaiki kereta api.

Sayya awal tidak terlalu terkejut jika ada prajurit lain yang ditugaskan tapi ini... Hampir sekitar 70 prajurit! hanya untuk patroli di perbatasan! asal mereka tau jumlah peleton 8 sendiri di sana ada 200 lebih! untuk apa lagi mengirim 70 prajurit! benar-benar pemborosan sumber daya manusia!

Untung bagi Sayya, karena dirinya berada di gerbong terpisah di prajurit biasa lainnya. Fasilitas yang didapatkan sangat lengkap di dalam kereta, bahkan rasanya seperti berada di dalam penginapan bintang 5.

Perjalanan berlangsung sangat lama dan membosankan, Sayya hanya sesekali berbicara kepada orang lain yang satu gerbong dengannya. Mereka rata rata yang satu gerbong dengannya adalah anak bangsawan dan prajurit berpangkat letnan kolonel paling rendah.

Sampai saat menikmati makan siangnya, seseorang dengan pakaian prajurit biasa mendatangi dan melaporkan sesuatu.

"Permisi Pak, keadaan prajurit dalam keadaan tidak baik baik saja. "

Meski hanya mengucapkan hal tersebut, Sayya langsung mengetahui apa yang terjadi. Tapi tetap saja! membicarakan hal tersebut kepada orang yang sedang makan? yang benar saja! bahkan Sayya hampir menyemburkan wine yang baru ia teguk.

"Uhuk... bagaimana dengan prajurit yang lain? "

Tanya saja memastikan keadaan prajurit yang lain.

"Sebagai besar mengalami muntah dan pusing pak! "

Ucapan sekali lagi dari prajurit tersebut membuat, Sayya untuk kedua kali hampir menyemburkan wine nya. 'Bisakah kau tidak berteriak! apalagi ini berada di dalam kereta! ' batin Sayya. Sejak awal prajurit itu datang, para penumpang di gerbong makan memperhatikan mereka apalagi dengan laporan yang diberikan prajurit tersebut.

Terpaksa Sayya harus meninggalkan makanan dan pergi ke gerbong belakang dimana para prajurit biasa berada. Sesampainya di sana, apa yang ia lihat benar-benar membuatnya mengerutkan dahinya.

Hampir semua prajurit di sana mengeluarkan sarapan pagi mereka di sembarangan tempat di dalam gerbong. Ada yang membantu prajurit lain untuk mengeluarkan sarapan mereka.

'Apa apaan mereka! ini baru 3 jam perjalanan dan mereka sudah mengeluarkan sarapan mereka!'

Kehabisan kata kata, Sayya menghampiri prajurit yang masih berusaha mengeluarkan sarapan pagi nya. Wajahnya terlihat sangat pucat dan berkeringat dingin.

Tanpa aba aba, Sayya menarik prajurit tersebut untuk menghadap ke arahnya dan menendang perut prajurit tersebut. Hal tersebut membuat prajurit yang masih baik baik saja terkejut dan ingin menayangkan apa yang dilakukan Sayya.

Sebelum mereka sempat bertanya, suara prajurit tersebut yang mengeluarkan sarapan terdengar cukup keras. Mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat, baru pertama kali mereka melihat hal semacam itu.

"Dengarkan kalian para sampah Kekaisaran! jika kalian tidak bisa bertahan sampai tempat tujuan, lebih baik kalian mati! Kekaisaran tidak memerlukan prajurit yang tidak berguna! "

Perkataan Sayya membuat beberapa prajurit yang di sana sebagian menjadi marah. Beberapa dari mereka juga langsung menyerang Sayya dengan terhuyung huyung karena pusing.

Dengan mudah Sayya menghindari beberapa serangan tersebut dan melancarkan serangan balik ke arah perut mereka dengan mudah, yang membuat mereka langsung mengeluarkan kembali isi perut mereka. Melihat itu Sayya, menghela napas dengan lemas.

"Aku bisa menganggap penyerangan ini tidak pernah terjadi! kalian pasti tau menyerang atasan kalian sama saja dengan pemberontak Kekaisaran! Maka aku ulangi sekali lagi! Jika kalian tidak bisa sampai tujuan lebih baik kalian mati! Tanamkan kepada otak kecil kalian! Kekaisaran adalah tanah air kalian! maka korbankan jiwa kalian dan ucapkan kesetiaan kalian untuk Kekaisaran! "

Mendengar pidato singkat tersebut, mereka para prajurit tersebut mulai menyadari. Bahkan tugas prajurit bukan hanyalah menghisap tembakau dan duduk di meja dengan tenang. Tugas prajurit adalah untuk melindungi tanah air, menjadi jalan untuk tujuan Kekaisaran yaitu kejayaan!

Melihat ekspresi berubah dari prajurit, yang sebelumnya menyepelekan tugas mereka dan tidak mengerti arti tugas mereka. Sayya mengangguk pelan dengan puas, setidaknya untuk awalnya mereka tidak akan terkejut jika ada sesuatu yang buruk terjadi.