Pukul 13.20 menandakan sekolah telah bubar,hamburan para siswa menuju gerbang sekolah,tapi tidak dengan dua wanita sedang bersembunyi di balik tembok sambil berjongkok.
"Apaansih al,ngapain sembunyi segala sih"kesal tiara sambil beranjak dari jongkoknya tapi di tahan oleh tangan alya.
"Ck..bentaran sini sini"ucap alya sambil menarik tangan tiara untuk berjongkok seperti alya.tiara memutar bola nya malas dengan kelakuan alya yang terlampau aneh.
"Ga usah jongkok juga"gumam tiara.
Alya celingak celinguk melihat ke arah samping supaya tidak ada yang mendengarnya pembicaraannya dengan tiara.
"Lo mau ngapain sih al..."ucapan tiara terpotong kala telunjuk alya menempel di bibirnya dan langsung di tepis oleh tiara.
"Kasar banget sih.."kesal alya sambil mengelus tangannya.dan mendapat cibiran dari tiara.
"Ini tuh rahasia ra"lanjut alya.
Tiara hanya mengangguk pasrah dengan ucapan alya barusan.
"Lo mau ke rumah sakit kan?"ucap alya.dan diangguki oleh tiara cepat.
"Bareng sama gue ya..ya"ucap alya.
"Iya alya"ucap tiara.
tiara menimbang nimbang percakapan dirinya dengan alya.apakah yang alya maksud rahasia?pikirnya.
"Jadi ini rahasia yang lo maksud"ucap tiara memasang wajah datar.
Alya menggit bibirnya sambil menatap wajah tiara,sebenarnya bukan rahasia itu yang alya maksud.
"Sebenarnya..."ucap alya sambil mengigit bibirnya.
"Lo inget ga pas kejadian di kantin..lo tau kan kalo gue deket gilang sama agam pasti berantem"ucap alya.
Tiara mengingat ngingat kejadian dikantin yang diceritakan alya.benar juga jika mereka bertiga bertemu pasti berantem,pikirnya?.
"Jadi..lo mau pas ketemu mereka berantem terus gitu?"ucap tiara
"Ck..ga gitu juga,tapi aga aneh aja gitu..tadi juga biasanya botol minum gue tuh udah abis..tapi sekarang masih penuh ra"ucap alya
"Jadi selama ini lo bawa botol minum itu buat mereka,gitu?"ucap tiara.
Alya mengeram kesal dengan jawaban tiara yang sangat menyebalkan baginya.
"Lo tu ngselin banget sih"ucap alya
"Lo nyadar ga sih,diantara mereka tuh suka sama lo?"ucap tiara
Alya terkesiap dengan pertanyaan tiara yang munurutnya merinding.
"Ga lah orang kita berantem terus"elak alya.
"Ck..berantem itu yang membuat lo sama mereka deket"ucap tiara.
Alya mengedipakn matanya berkali kali karna ucapan tiara yang sangat berbeda hari ini?tapi ucapan itu ada benarnya juga,pikirnya?.
"Sekarang lo banyak bicara ya ra"ucap alya mengalihkan pembicaraan
"Ngalihin pembicaraan dasar"cibir tiara.
Tanpa mereka ketahui ada seorang laki laki yang memperhatikan mereka dari jauh,sambil tersenyum manis.
"Kalo mereka suka sama lo,lo bakal pilih siapa?"ucap tiara.
"Apansih ga jelas pertanyaan lo"ucap alya salah tingkah.
"Jadi..."ucapan tiara terpotong kala suara lelaki memenuhi gendang telinga mereka.
"Ohh jadi lo..yang nyulik pacar gue"ucap laki laki itu sambil berjongkok dan memeluk lututnya.
Sontak mereka mengalihkan pandanya ke arah laki laki yang sedang berjongkok dekat mereka.
"Eh..raka"ucap alya sambil berdiri dan di ikuti mereka.
"Lo denger semua"lanjut alya sambil melototkan matanya.
raka mengangguk polos.
"Dasar penguntitt....anggap aja lo ga denger oke "ucap alya
"Emang ga denger"ucap raka
Alya menggeram kesal dengan ucapan raka barusan,jika bukan karena tiara di sini dia sudah menjambak rambut laki laki itu.
Raka tidak mempedulikan gadis yang sedang kesal padanya.raka menatap tiara sambil tersenyum,sedangkan tiara mengangkat sebelah alisnya.
"Yuk pulang gue anter"ucap raka.
"Tiara pulang sama gue"ucap alya
"dia pulang sama gue titik"ucap raka
"raka gu...."ucapan tiara terpotong kala ucapan alya
"Apaansih orang dia sahabat gue"ucap alya
"Orang dia pacar gu..."ucap raka
"Palsu...lo sama dia ga resmi soalnya gue ga restuin hubungan kalian"ucap alya
"Emang lo emaknya apa?"ucap raka
"Hello...gue sahabat nya kenapa,lo tu bukan pacarnya tapi pengganggu?"ucap alya.
Raka dan tiara terdiam setelah ucapan alya yang sangat menyakitkan untuk raka.tiara melirik raka yang terdiam,sebenarnya ia ingin memutuskan pembicaraan mereka tapi ia tidak tau harus apa?.
"Hello..gue ga peduli"ucap raka menutupi rasa sakit didadanya.
Sedaritadi tiara hanya mendengar perdebatan mereka bersandar di tembok memijit pangkal hidungnya.karna tidak tau harus berbuat apalagi.
"Yuk ra pulang"ucap raka mengambil pergelangan tiara tapi ditepis oleh alya langsung.
"Bukan muhrim..gue sama alya mau kerumah sak"ucapan alya terpotong kala tiara menepuk lengan alya supaya berhenti bicara.
Raka mengerti arah pembicaraan alya barusan yang masuk ketelinganya.
"Kerumah sakit??"beo raka
"Lo sakit ?"ucap raka khawatir sambil menempel tangannya di kening tiara.
"Gue ga sakit"ucap tiara sambil menurunkan tangan raka.
"lo ga mau gue kasihanin kan...makanya lo pura pura sakit kaya di film fi.."ucapan raka terpotong kala tiara berbicara.
Sedangkan alya melongo dengan ucapan raka yang menurutnya drama.
"Lo nyumpahin gue sakit"ucap tiara
"Nga hehe.. jadi lo ga sakit...syukur deh"ucap raka .
"jadi..."ucap raka sambil menatap tiara
" biarin gue sama alya pulang bareng"ucap tiara sambil menatap raka
"Yaudah kita barengan kalo gitu"ucap raka
"Raka..."ucap tiara
"Gue pacar lo ra"ucap raka
alya mencibir ucapan raka barusan dan dihadiahi pelototan dari raka.
"Yaudah kalo gitu putus"ucap tiara
Raka melototkan matanya karna ucapan tiara yang sangat menyebalkan baginya.
"Maennya putus putus"ucap raka
"Yaudah iya iya lo boleh pulang bareng alya"ucap raka pasrah.
"Yu al"ucap tiara sambil menarik tangan alya.
"Dari tadi ke"ketus alya sambil mengikuti langkah tiara.
Raka bibirnya di menyemenyekan karna ucapan alya yang menyindir dirinya.
"Hati hati"teriak raka karna tiara dan alya sudah sedikit jauh dari tempatnya berdiri.
Raka menghela nafasnya pelan,karna ucapan alya yang masih tergiang ngiang di kepalanya.apakah benar dia hanya pengganggu di hidup tiara,raka berdecak kesal karna ucapan alya yang menurutnya menyebalkan dan membuat hatinya tidak karuan.
"Apa iya gue penggangu?"batin raka
Raka menghela nafasnya lagi, kali ini ia harus menghapus ucapan alya yang sudah menyakiti hatinya.raka tak ambil pusing karna tujuannya sekarang adalah pulang.
Raka berjalan santai ke arah motornya sambil memutar kunci motor miliknya,beberapa saat kemudian kunci itu terjatuh di dekat gelang berwana biru.raka membungkukan badannya untuk mengambil kuncinya dan gelang itu.
"Gelang"batin raka.
Raka tau siapa pemilik gelang itu,dan sepertinya ia harus mengikutinya.
Raka tersenyum sambil berjalan ke arah motornya dan menaiki motor itu untuk menemui seseorang.