Chereads / implicit: it's just you and me / Chapter 1 - Kau yang ada di dalam diriku.

implicit: it's just you and me

🇮🇩MackenCloy
  • 39
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 75.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Kau yang ada di dalam diriku.

"Ah,"

"Uh"

"Aaah"

"A-anu..."

"Mmmmmmmhhhhhhhhh....."

Terdiam sejenak.

"Loh? Kok berhenti?" Tanya ku.

"E-eeh, ini gapapa?" Balasnya.

Tanganku meraih jarinya dan meletakkan kembali di kemaluanku.

"Gerakan seperti tadi, ayo.."

Dia lalu melakukan seperti apa yang tadi aku contohkan. Jelas, aku sudah kehilangan kendali. Entah apa yang dilakukannya. Aku sudah terbang ke angkasa. Jarinya yang terampil mengaduk-aduk semua bagian kewanitaanku, sembari itu dia menjilati payudaraku. Mungkin aku terlena, saat itu aku sudah ejakulasi. Aku sudah tak berdaya lagi.

Dia lalu membuka baju dan celananya, mungkin memang tidak terlihat berotot, tapi tubuhnya lumayan enak dipandang. Tak lama dia terlihat ingin memasukan penisnya ke dalam vaginaku. Aku menolak.

Sembari memegang penisnya yang ereksi itu, aku berbicara dengan lembut, "pakai saja mulutku".

Aku membuka mulutku. Lalu penisnya mulai memasuki rongga mulutku. Dia memasukannya dengan perlahan hingga semua bagiannya memenuhi mulutku. Dia gerakan penisnya maju dan mundur. Awalnya dia menggerakkan dengan perlahan, namun makin lama semakin cepat. Sedangkan aku terbaring lemas di kasur ketika dia di atas kepalaku dengan kaki menekuk. Entah mengapa, aku merasa mati rasa.

Dengan halusnya dia memegang kepalaku dengan kedua tangannya, aku kira dia akan membelai. Ternyata dia menggerakkan kepalaku maju dan mundur.

Dasar nakal.

Aku melihat wajah nikmatnya yang polos itu.

Lucu juga.

Aku merasakan Penisnya menghangatkan rongga mulutku. Berkali-kali aku merasakan penisnya mengenai gigiku, tapi dia tidak bereaksi apapun. Mungkin dia menahannya, atau rasa nikmatnya mengalahkan rasa sakitnya. Aku hanya terpaku melihat wajahnya sembari pasrah akan kepalaku yang digerakkan maju mundur. Kalau aku tidak salah dengar, dia memanggil namaku dengan halus.

"Hanaaaa....Hanaaaa...hanaaa...sedikit lagi...."

Dan begitu hingga akhirnya dia menumpahkan semua spermanya itu di dalam mulutku.

Tapi spermanya itu terlalu banyak, aku harus menelannya. Tak lama dia mengeluarkan penisnya dari mulutku. Aku lalu membuka mulutku, menunjukkan bahwa spermanya sudah ditelan.

Wajahnya berubah. Dia terlihat panik. Dia menjadi gagap.

"D-d-d-d-d-d-d-ditelan?!"

"Emangnya kenapa?" Tanyaku.

"T-t-t-t-t-t-tapi kamu nanti---"

"Nanti apa? Hamil?"

Aku menahan ketawa. Aku tidak mengira dia tak tau dampaknya.

"Kamu ini, berani melakukan ini, tapi gatau apa yang akan terjadi..."

Aku tersenyum kepadanya.

"Tidak apa-apa kok. Aku tidak akan hamil. Spermamu gak akan bisa sampai"

Aku rasa jawabanku cukup membuatnya lega sedikit.

*****

Aku rasa itu yang terakhir aku ingat. Saat itu sudah larut malam. Pastinya dia langsung pergi dari rumahku setelah dia sudah membersihkan sisa di celananya. Saat aku terbangun, aku masih setengah telanjang. Tanpa celana, dan kemeja yang tidak dikancing. Aku lalu pergi membersihkan kasur dan membersihkan diri. Sembari mandi aku berpikir. Aku rasa dia baru pertama kali. Mulai sekarang dia akan mengenal sex dan akan terus ketagihan. Ya begitulah cowok.

Sangean.

Ini bukan pertama kalinya aku melakukan sex, tapi aku masih perawan. Banyak cara sex selain lewat vagina. Sudah 6 orang rasanya. Dan mereka hanya datang untuk dipuaskan, tanpa menghargai perasaanku. Mereka datang dan langsung pergi. Namun aku tidak keberatan, hanya saja aku sudah paham betul cowok. Pacaran? Pernah. Tapi tentu hanya untuk sex. Dia ingin berpacaran denganku hanya untuk memuaskan hasratnya.

Orang ke 7 ini pastinya juga sama.

Dia akan berpura-pura tidak mengenalku di kelas, dan nantinya akan datang lagi saat nafsunya naik.

"Hmm, engga kaget sih" gumamku sambil memakai sepatu.

Setelah selesai, aku keluar dan mengunci pintu. Aku mulai meninggalkan apartemenku yang ada di lantai tiga itu. Saat menuruni tangga apartemenku, aku dikejutkan oleh pemandangan yang jarang aku lihat. Aku sangat terkejut. Orang nomor 7 itu ada di depan gerbang apartemenku.

Ya, itu beneran dia.

"Loh?! Kok kamu di sini? Ngapain?!" Tanyaku.

"Aku hanya ingin berangkat bareng, dan mungkin berbicara sedikit?" Balasnya.

Lalu kami jalan berdua. Di jalan dia menyodorkan aku nanas. Aku memakannya bukan karena kegunaannya tapi karena memang aku sedang mau nanas.

"Terima kasih untuk tadi malam ya..." Ujarnya.

"I-iya sama-sama"

Entah kenapa rasanya aneh.

Aku tidak mengira orang ke 7 ini akan berbeda dari yang lain. Atau mungkin aku yang terlalu cepat menyimpulkan? Sembari membalas percakapan dengannya. Aku berpikir bagaimana ini bisa terjadi.

Oh ya aku ingat. Ini terjadi Jumat lalu.

*****

Pada saat itu aku baru terbebas dari datang bulan. Sebelumya juga aku menonton anime yang membangkitkan hasratku. Jadi hari itu aku sedang dalam puncaknya. Selama jam pelajaran berlangsung aku benar-benar tak bisa memikirkan apapun selain pikiran kotor. Aku bahkan sempat berimajinsi guru fisika yang paling ganteng itu sedang menjilati vaginaku. Saat istirahat pun payudaraku tak sengaja tersenggol tangan-tangan orang saat di kantin.

Aku sudah tidak kuat lagi.

Saat pelajaran terakhir, kebetulannya gurunya tidak hadir. Aku langsung pergi ke toliet. Toilet sekolahku memang sangat nyaman, sudah 10 kali aku pernah masturbasi di toilet sekolah. Aku masuk langsung mengeluarkan smartphone untuk menonton video porno sebagai penggugah nafsu. Aku menggunakan earphone. Aku mulai memanjakan vaginaku dengan jari. Tanpa kusadari waktu sekolah sudah berakhir. Di sekolahku ada kewenangan bahwa ruang kelas harus sudah kosong 20 menit setelah bell pulang berbunyi. Namun aku tidak menghiraukannya, masturbasi ini membuatku lupa dunia.

Ini nikmat sekali.

~~~

Tak lama aku dikagetkan dengan seseorang yang mendobrak bilik toilet di mana aku sedang masturbasi. Ternyata aku lupa belum mengunci bilik. Aku lupa bahwa aku menggunakan earphone. Pastinya desahanku tidak terkontrol dan terdengar. Orang itu juga kaget melihat diriku yang setengah telanjang sedang masturbasi.

Orang itu adalah cowok.

Aku langsung menutup bilik dan mengunci biliknya. Dengan gemetaran dan panik dalam hati, aku kembali memakai rok dan celana dalamku. Padahal sebentar lagi aku ejakulasi. Orang itu menunggu di luar toilet, aku sangat takut untuk keluar. Tapi bagaimanapun juga aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Lalu aku memberanikan diri untuk keluar dari toliet. Aku menghampirinya.

"Ma-maaf, a-aku kira sudah tidak ada orang di toilet" Ujar orang itu.

Aku memalingkan wajahku.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan.." sahutku.

"Eh? Maksudnya?"

"Aku akan sex dengan mu."

"Ehhhh?! Kok?!" Jawabnya dengan kaget.

"Ini gratis, asal kamu janji takkan bilang ke siapa-siapa".

Aku pun memberikan alamat rumahku. Kami sepakat untuk melakukannya besok malam yaitu hari Sabtu. Setelah itu aku langsung berlari ke kelas untuk mengambil tasku. Saat berjalan pulang, aku pun sadar bahwa orang itu adalah salah satu teman di kelasku.

*****

Begitulah yang menyebabkan aku bercinta dengan orang nomor 7 ini.

Sekarang kami menuju sekolah untuk foto buku tahunan kakak kelas. Sekarang hari minggu. Dan aku berjalan berdua dengan orang yang baru saja aku telan penisnya.

Sangat aneh.

Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

Oh ya, dari pertama ketemu. Aku belum tahu namanya.

"Jadi, namamu siapa?" Tanyaku.

"Reyan Aditya. Panggil aja Adit." Jawabnya.

"Oke, Rey"

"Hmm.."

Kami lalu berfoto bersama. Tanpa sadar saat foto aku berada tepat di sebelahnya. Kami berada di baris kedua dari depan, bahuku dan bahunya menempel. Setelah selesai, dia juga menemaniku pulang kerumah.

Lalu Rey bertanya, "Hana, boleh ga aku duduk di sebelah kamu? Di sebelah kamu kan kosong"

Ya, aku duduk sendiri di kelas. Aku tidak terlalu suka duduk berdua dengan orang lain, karena aku tidak begitu suka berkomunikasi dengan orang lain.

Namun entah mengapa aku setuju.

"Iya, silahkan"

Tapi lalu aku tersadar. Rey sangat aneh. Kalau memang mau lagi, langsung bilang aja kan. Ga perlu harus duduk bersama.

"Bentar! Kenapa dah? Ada apa kamu minta hal kek gitu?"

"Hah? Emang kenapa? Engga boleh?"

"Bukannya engga boleh, tapi aneh aja. Ada apa sih? Kalau mau sex lagi bisa langsung minta kan, ga perlu harus duduk berdua"

"Eh? Tapi yang aku maksud bukan itu.."

"Lalu apa?"

"Y-ya, karena aku mau berteman denganmu.."

Seketika pandanganku berubah.

Kakiku bergemetar.

Aku terkejut.

Bagaimana bisa Rey mau berteman denganku?,

apalagi setelah dia sudah tau aku cewek yang seperti apa.

Apa Rey bersungguh-sungguh ingin berteman denganku?