Wuuuunnnnggg
Sebilah kapak melayang deras ke arah Ranjit. Sang target pun dengan cepat menangkis serangan tersebut dengan pedang lebarnya.
Tranggg....
Kapak tersebut jatuh ke tanah setelah ditangkis Ranjit. Selanjutnya Ranjit menatap tajam ke arah orang yang baru melemparnya dengan kapak tersebut.
"Begitukah sambutan dari seorang ahli kapak di Kalangga?" kata Ranjit sambil berjalan ke arah pria pelempar kapak itu.
Si pelempar kapak tertawa, "Hahaha, aku sudah lama menunggu kedatangan bajak laut. Aku merasa bosan di sini. Merampok lagi, merampok lagi, sungguh membosankan."
"Katakan siapa namamu, pendekar kapak," ucap Ranjit sambil menyarungkan pedangnya.
"Panggil saja Turman. Nama panjangku Turman Michael Red. Aku adalah seorang perampok dan korbanku sangat banyak, tapi aku ingin lebih daripada sekadar perampok," jawab Turman sambil mengusap jenggotnya yang sedikit beruban.
Jika ditaksir dari segi umur, maka Turman berada di usia 50 tahun lebih. Laki-laki pengguna kapak itu mengenakan pakaian yang biasa digunakan anggota persilatan berwarna cokelat dengan sabuk putih melingkar di pinggangnya. Di kepalanya yang berambut ikal melingkar ikat kepala yang juga berwarna putih.
"Michael Red? Aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Apa kamu ada hubungan dengan orang-orang yang memiliki nama belakang seperti itu?" ucap Ranjit sambil menatap penasaran ke arah Turman.
"Hahaha, tentu saja kamu pernah mendengar nama seperti itu. Itu karena di seluruh penjuru dunia ini banyak sekali orang yang memakai nama klan Michael Red. Yang paling terkenal adalah Safran. Dia merupakan buronan paling dicari pemerintah dunia," tukas Turman sambil melihat ke arah kedatangan kapten bajak laut Rose.
"Kau anggota baru itu?" ujar Rose saat berada di hadapan Turman dan Ranjit.
"Anggota baru apa, nona cantik? Hahaha, kamu pasti salah satu anggotanya, kan?" kata Turman kemudian menunjuk ke arah Ranjit.
Ranjit berdehem, "Kau salah. Justru aku yang anggota dia," katanya sambil menatap ke arah Rose.
Turman melongo mendengar kata-kata Ranjit. Ia beberapa kali melihat ke arah Rose dan Ranjit bergantian.
"Bajak laut dipimpin perempuan? Ini gila! Benar-benar luar biasa! Hahaha," ucap Turman kemudian terbahak-bahak.
"Jadi kau percaya kalau aku adalah kapten bajak laut yang membawahinya?" kata Rose sambil menunjuk Ranjit.
"Sebetulnya aku tidak peduli kau benar-benar kapten atau bukan. Yang terpenting adalah aku bisa meninggalkan daratan ini untuk melihat dunia. Oh iya, kalian pasti hendak pergi ke Pulau Firdaus, kan? Nah, aku benar-benar bersemangat untuk itu," tukas Turman sambil menatap riang ke arah Rose.
"Oke. Mulai sekarang kau adalah anggota bajak laut Rose. Aku Kapten Rose, akan menjadi atasanmu di kapal yang akan berlayar ke Pulau Firdaus," kata Rose dengan mantap kemudian menghampiri Ranjit seraya berbisik. "Apa kapal kita punya nama?"
"Des Cortez adalah nama kapal kita, kapten," tukas Ranjit.
Rose tersenyum puas kemudian berkata kepada Turman, "Apa kau tahu di mana kita bisa mendapatkan calon kru kapal kita yang baru? Des Cortez masih membutuhkan banyak awak."
"Aku tidak merekomendasikan orang-orang yang pernah menjadi anggota kelompokku saat merampok. Aku tidak mau di atas kapal ada pengkotak-kotakan anggota karena kedekatan sejak awal. Jadi, kupikir kita harus mencari orang yang sama sekali tidak kita kenal untuk dijadikan kru," tukas Turman sambil menatap ke arah Ranjit dan Rose.
"Idemu boleh juga, pendekar kapak. Baiklah, kita akan mencari calon anggota baru yang benar-benar tidak kita kenal," tukas Ranjit sambil melirik ke arah Rose.
√Lapangan tanah merah, Desa Wijen
Ado dan kawan-kawan disambut serbuan para pendekar yang menjadi bawahan pria pesulap yang sedang duduk di atas panggung. Pada akhirnya terjadi pertempuran sengit yang berakibat pada banyaknya anak buah si pesulap yang berjatuhan.
"Aku datang untuk menemui tuanmu, dasar tikus!" Ado menempeleng pipi musuh yang berusaha merobohkannya.
"Trikmu boleh juga, Jango. Pasti pria itu yang mengajarimu," kata Uday sambil melecutkan cemeti sihir berwarna oranye ke arah musuh yang ternyata seorang penyihir juga.
Sementara Marcell tampak sedang melesatkan beberapa anak panah ke arah beberapa orang musuh yang sedang menyerbunya.
Farha dengan dua pedangnya, menebas beberapa orang musuh hingga berdesingan ke beberapa penjuru.
Listi yang telah mahir dengan serangan stealth-nya, melakukan serangan cepat dan mendadak dari belakang musuh yang sedang kecolongan. Tipe serangannya yang seperti ninja tersebut, berhasil merobohkan banyak sekali musuh.
Kelompok Ado pun berhasil merobohkan pasukan musuh yang berjumlah sangat banyak. Karena itulah, sang bos pun turun tangan.
Namun, terlebih dahulu, pria berpakaian seperti pesulap tersebut melakukan suatu trik aneh di mana salah seorang tawanannya mendadak terbakar. Padahal pria tersebut hanya mengibaskan tangan kanannya ke arah tawanannya tersebut.
"Aaaaaaaaaaahhhhhh!! Tolooooooong! Panassssss, panassss sekaliii!" Tawanan tersebut terbakar hidup-hidup, menjerit-jerit ketika badannya melepuh oleh api yang menyelimutinya.
"Oh, tidak!" gumam Uday seraya menciptakan sihir air dengan tujuan menyelamatkan tawanan tersebut.
Namun, tiba-tiba seutas tali membelit kedua tangannya tanpa diketahui siapa yang melakukannya. Akibatnya Uday gagal menggunakan sihirnya.
Saat mengangkat wajah, tampak pria tersebut telah berdiri di hadapannya sambil menatap penuh ejekan ke arah Uday.
"Uday?" seru Ado tertahan saat melihat Uday kepayahan ketika seutas tali yang kuat itu membelit tubuhnya juga.
"Eheheheh, ternyata hanya segini kemampuanmu, penyihir. Kau tidak tahu siapa aku?" Pria pesulap itu berkata sambil tertawa.
"Matilah kau, Yaswar!" Farha dengan cepat menebaskan kedua pedangnya ke arah pria itu.
Namun, sepasang jebakan tikus yang entah siapa yang memasangnya, terpicu dan menjepit kedua telapak kaki Farha.
"Aaaahhh, sialan! Keparat!" Farha mengumpat sambil mengaduh kesakitan.
Kedua telapak kakinya berdarah karena terjepit jebakan tikus. Ia pun hanya bisa diam di tempat tanpa bisa melakukan apapun.
Wuuuunnnggg....
Sebatang anak panah meluncur ke arah pria pesulap. Namun, suatu hal tidak diduga terjadi. Marcell yang meluncurkan anak panah tersebut mendadak menjerit kesakitan.
Saat dilihat, ternyata anak panah yang sama menancap di punggung Marcell. Entah trik apa yang digunakan pria itu hingga anak panah tersebut malah mengenai orang yang melesatkannya.
"Yaswar, hah? Kau salah orang, pendekar pedang. Aku bukan Yaswar. Namaku Tricker David. Kalian bisa memanggilku Tricker atau David, terserah kalian saja. Kalian telah lancang memasuki wilayah kekuasanku, hah. Tak ada ampun kalau begitu," ucap pria bernama Tricker David itu sambil melihat ke arah Ado dan Listi yang hanya terpaku melihat teman-temannya dipecundangi pria itu.
"Apalagi kalian telah membantai sebagian anak buahku. Sangat-sangat tidak dapat dimaafkan. Bisa dimulai permainannya?"
Tricker menjentikkan jari tangannya sambil berucap, "Boom!"
Mendadak sebuah ledakan yang cukup besar menghantam di mana Ado dan Listi berada. Ledakan tersebut saking besarnya membuat Ado dan Listi tidak terlihat.
"Ado! Listi!" teriak Uday dengan panik. "Sial! Kita menghadapi ahli trik terburuk yang pernah ada!"
Marcell dan Farha yang masih belum berkutik hanya bisa merutuk. Mereka merasa sangat marah karena tidak dapat melawan musuh yang ternyata sangat kuat itu.