Seperti yang dikatakannya tadi, Anton benar-benar mengajak Larisa mengobrol berdua. Sambil menikmati udara malam yang sejuk serta memandang langit yang dihiasi taburan bintang, mereka duduk di gazebo taman belakang.
"Jadi gimana? Kamu belum jawab pertanyaan papa tadi," ucap Anton, menagih jawaban Larisa yang belum dia dapatkan.
"Aku cinta kok sama dia, Pa. Kalau gak cinta mana mungkin aku mau jadi pacar dia," jawab Larisa yakin, tanpa keraguan.
"Terus sekarang kamu lagi berantem ya sama dia?"
Larisa gelagapan, padahal dia sudah berulang kali menjawab mereka baik-baik saja tapi malam ini ayahnya kembali menanyakan pertanyaan yang sama.
"Nggak kok, Pa."
"Kamu inget tadi papa bilang apa?"
Larisa meneguk ludah, entah kenapa dirinya tiba-tiba tak nyaman mendapati tatapan serius dan tajam ayahnya yang biasa jenaka itu. "Aku harus jawab yang jujur semua pertanyaan papa."
"Nah, bagus kamu inget. Jadi mana kejujuran kamu? Papa tahu kamu lagi bohong."
���Kok bisa papa tahu?"