"Hei, Van. Pagi," sapa Larisa sambil menyengir lebar walau dalam hati sedang waswas karena takut Arvan melihat adegan memalukan tadi di dalam mobil Reza.
"Pagi juga. Lo dianter siapa barusan?"
Larisa tercekat, mendengar pertanyaan Arvan itu membuatnya semakin waswas. "Hm, itu ... kenapa emangnya? Kok nanya gitu?"
"Nggak kenapa-napa sih. Cuma biasanya gue lihat lo suka bawa mobil sendiri. Tumben dianter."
Dan Larisa pun ber-oh panjang, lalu tiba-tiba tertegun seolah baru mengingat sesuatu. "Kok lo tahu gue suka nyetir sendiri? Waah, lo suka merhatiin gue diem-diem ya?" goda Larisa sambil menaik-turunkan alisnya.
"Nggak juga tuh. Gak sengaja aja pernah lihat. Jangan kegeeran deh lo," sahut Arvan, kaku seperti biasa.
Larisa mendengus tapi dia tak ingin memperpanjang masalah tak penting ini. "Oh, iya. Lo juga baru dateng, Van?"
Arvan mengangguk, mengiyakan.