"I-Ini ..." Larisa gelagapan, jadi bingung sendiri harus memberi alasan seperti apa. "... aku lagi ngobrol sama Pretty. Dia ngirim pesan WhatsApp gitu."
"Terus kenapa kamu senyum-senyum sendiri?"
"Kamu kan tahu sendiri kalau Pretty itu orangnya lucu. Jadi ya, aku ketawa."
Kebohongan demi kebohongan meluncur mulus dari mulut Larisa karena dia takut berkata jujur apalagi sampai Reza melihat foto yang dikirimkan Arvan padanya. Gadis itu hanya tak ingin kekasihnya salah paham karena itu dia memilih jalan aman dengan menjadikan Pretty tumbal karena nama pemuda kemayu itu dia pinjam untuk dijadikan alasan.
"Oh, kamu lagi ngobrol sama si Pretty. Dia kabarnya gimana?" tanya Reza lagi tapi kali ini tatapannya sudah kembali menghadap ke depan, fokus pada jalan raya.
"Dia baik kok."
"Udah lama aku nggak ketemu dia."
"Iya, soalnya kamu juga udah lama kan gak ikutan kumpul sama kita-kita. Padahal Pretty suka nanyain kamu terus."
