Chapter 4 - Part 4

Sudah hari ketiga Zuka bersekolah disekolah barunya. Jangan tanyakan, apa ia akan tetap merasa kesepian seperti disekolah lamanya. Tentu saja tidak.

Ada banyak sekali siswa yang ingin berteman dengannya, bahkan tak segan-segan meminta kepada Zuka agar gadis itu menerima suatu ajakan untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih dalam. Walaupun itu sedikit freaky , tetapi Zuka tetap tersenyum menanggapinya dan berusaha sesopan mungkin untuk menolak ajakan tersebut.

Seperti saat ini, ia hanya bisa tertawa ringan menatap lembaran foto yang terpajang rapi di mading sekolah. Gambaran dirinya yang terlihat manis nan anggun seakan candu bagi mereka yang meliriknya walaupun hanya sekilas.

Tidak hanya itu, Ia lebih tidak menyangka lagi ketika para pengurus OSIS dan Juga ketua MPK dengan senang hati menaruh harapan agar Zuka menjadi primadona sekolah. Jika boleh jujur, Zuka merasa sedikit risih jika diperlakukan seperti itu. terkesan berlebihan. tetapi, ia akan berusaha menerima dan menyetujui pendapat orang lain terhadap dirinya.

"Zuka!" Alice berlari mendekati Zuka, mengajak gadis itu memasuki kelas bersama-sama. Alice tersenyum ketika menyadari hal apa yang membuat sahabatnya mematung menatap mading yang padahal sama sekali tidak ada menarik-menariknya. Kini mading itu sudah terhiasi oleh gambaran diri Zuka yang terlihat cantik, membuat orang-orang selalu tertarik untuk mengunjungi mading tsb. Gadis itu sudah membuatnya terlihat menarik.

"Aku seneng banget, waktu orang-orang pada bilang kalau kamu primadona baru disekolah ini" ucap Alice dengan senyum nya yang mengembang. Ia meraih pundak gadis itu lalu mengusapnya ketika sang empu menatapnya bingung.

"Kamu gak tau? Kamu masuk Lambe ISS. Kamu lagi diperbincangin selama 3 hari ini. Tapi aku baru tau nya semalam" ucap Alice memberi tahu hot news yang ada di ISS. Jadi, sekolah baru Zuka namanya ISS

(Internasional Shemonic School). Sekolah favorit yang di impi-impikan oleh semua kalangan. Huft, Bahkan Zuka baru tahu kepanjangan dari sekolahnya sendiri. Segitu tidak perduli nya dia sampai-sampai tidak mengetahui bahwa dirinya menjadi perbincangan hangat seantero.

"Selamat yaa" seru Alice seraya tersenyum lebar. Lalu ia menarik Zuka menuju kelas sebelum bel masuk berbunyi.

*

"Mizuka Reyyata" panggil guru perempuan yang sedang berdiri di ambang pintu kelas. Matanya mengedar mencari sosok Zuka yang selama 3 hari ini membuatnya mati penasaran, sebab para siswa-siswi menyatakan sosok primadona yang selama ini didamba-dambakan oleh mereka. Oleh sekolah.

"Alice?! Ibuk itu manggil aku?" Tanya Zuka setengah berbisik. Karna takut dimarahi, Zuka menundukkan kepalanya agar tatapannya tidak beradu pada guru tsb. Alice yang mengerti gerak-gerik Zuka yang ketakutan, ia mengelus punggung tangan gadis itu sebelum mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. tidak ada yang perlu ditakuti, karna Zuka tidak melakukan kesalahan apapun.

"Mungkin gurunya mau ketemu primadona sekolah, kan mereka belum kenal sama kamu" ucap Alice lembut.

"Itu buk! yang lagi duduk sama Alice" seru Nicho seraya menunjuk kearah nya. guru tsb berjalan mendekati tempat duduk Zuka, lalu menyapa gadis itu ramah. Sontak saja Zuka menoleh dan tersenyum canggung ke arah guru tsb.

"P-pagi buk" sapa Zuka gugup. guru tsb tersenyum sebelum memperkenalkan dirinya "nama saya Amanda. pengajar pelajaran IPA kelas 11" ucap nya seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Zuka menerimanya lalu memperkenalkan diri pada guru tsb. Zuka tersenyum ketika mereka menyudahi obrolan ringan yang dilakukan olehnya dan buk Amanda. Seisi kelas dibuat cengo ketika melihat aksi keduanya yang terbilang akrab. Padahal Zuka hanya menjawab beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepadanya.

"GUYS!! BU ENGGI GAK MASUK!! KATA NYA LAGI ADA PERTEMUAN PENTING!!"

teriak Nicho yang terlihat bahagia. Tak hanya dirinya, seisi kelas juga tak kalah bahagia ketika mendengar berita yang dibawa oleh lelaki asal German itu.

"Asiikk! Zuka, kantin yuk?" Ajak Alice dengan wajah gembiranya. Sedari tadi gadis itu menahan lapar pada perutnya karna tidak sempat sarapan. Zuka menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. dirinya juga lapar karna tidak sempat menyiapkan sarapan, jadi ia akan menerima ajakan Alice dengan senang hati.

*

"Pesen apa zuk?" Tanya Alice seraya melihat-lihat daftar menu makanan dan minuman yang sudah disediakan oleh ibu kantin. Keduanya tidak perlu repot-repot seperti biasanya mencari tempat duduk yang kosong, karna ini masih jam pelajaran dan kelas yang diberi kebebasan hanya kelasnya(11D), 11C, dan kelas 12A. Jadi tidak heran jika saat ini kantin sedang tidak ramai pengunjung.

"Nasi goreng sama minum nya lemon tea ya" ucap Zuka lalu Alice menyamakan pesanannya sebelum akhirnya pergi memesannya pada bu kantin.

Diseberang sana, terdapat segerombolan laki-laki yang Zuka ketahui adalah Zey dan teman-temannya. Tidak heran mengapa mereka disini, kelas 12A yang sedang diberi kebebasan adalah kelas mereka. Saking asik nya mengobrol, Zey tidak menyadari keberadaan Zuka saat ini. Sampai akhirnya-

"AKHIRNYA MAKAN!" Sahut Alice dengan lantang membuat seisi kantin bahkan pemilik kantin memandang kearah tempat duduk mereka berdua.

semua orang terkejut oleh suara gadis itu termasuk dirinya yang tengah sibuk melamun(?) entah lah, yang penting sekarang Zey sudah mengetahui keberadaannya dan apa lagi yang akan terjadi selanjutnya kalau bukan-

"Zuka! Sini gabung" suruhnya. Zuka tidak merespon perkataan kakaknya. ia mulai memakan nasi goreng nya hingga beberapa suap lalu berhenti ketika Zey dan teman-teman nya ikut bergabung dimejanya dan Alice.

"K-kenapa?" tanya Zuka pada Zey yang duduk diaamping kanan nya. Lelaki itu mencomot nasi goreng milik Zuka sebelum akhirnya menjawab pertanyaan gadis itu "kamu lupa kakak juga belum sarapan?" Ucapnya tanpa dosa. Zuka dibuat cengo oleh lelaki itu, mengapa dia tidak memesan saja untuk dirinya sendiri? toh duit nya juga tidak akan pernah habis mengingat dia bekerja keras selama ini.

"Yaudah sih kak, pesan lagi aja" ucap Zuka lalu kembali memakan nasi gorengnya.

"Berdua ya Zuka, kakak lagi males mesan. jangan pelit2 kamu. ntar pulang sekolah mampir mcd kakak yang traktir"

Seketika Zuka tersenyum atas tawaran yang kakaknya berikan. Beberapa hari ini mereka juga sedang disibukkan oleh pemotretan dan latihan biola untuk menghadiri suatu undangan di Korea Selatan. Jadi tidak ada waktu bagi mereka untuk bersenang-senang ala anak pada umumnya.

"Janji ya!"

Zey menganggukkan kepalanya mengiyakan, lalu menyuapi dirinya dan adiknya secara bergantian.

"Kalian adik kakak atau pacaran sih?" Ucap salah satu laki-laki yang ku ketahui namanya Jonathan. 

"Ya kali gue inces, jingan" kesal Zey. Ia juga mengakui bahwa Zuka itu cantik, tapi tidak mungkin juga ia sampai jatuh hati pada gadis itu. Begitu juga sebaliknya pada Zuka. gadis itu juga mengakui ketampanan yang Zey miliki, tetapi ia masih mengingat batasannya sebagai seorang adik. Persatuan paras dari masing-masing gen orang tuanya seakan membentuk kesempurnaan pada mereka berdua.

"yaa mana tau lo naksir ma adik lo sendiri. gak ada yang tau kan?" sahut Daniel.

"Nah iya! Secara kan Zuka cantik juga anaknyaa. bisa aja lo mendam perasaan" timpal Luhan

"Ngomong sekali lagi gue basmi tu mulut" ancam Zey. semua terdiam dengan Fikiran masing-masing sebelum akhirnya Zuka membuka suara agar suasana tegang tak lagi berlanjut.

"Kakak kok gak masuk ke kelas?" Tanya Zuka basa-basi. Bohong jika ia tidak tahu, ia hanya ingin mengalihkan tatapan dari seseorang yang juga menatapnya sedari tadi.

"Gurunya lagi pergi. Gak perduli juga gue mau dia pergi nya kemana" jawab Zey dengan wajah dinginnya. Mengapa tiba-tiba menjadi seperti itu? Apa Zuka melakukan kesalahan?

Tidak ada percakapan setelahnya. semua orang disibukkan dengan aktivitas masing-masing. Zuka yang tengah meng-scroll2 ig nya, Zey yang tengah mabar PUBG bersama Daniel, Kris, dan Luhan.

Serta sisanya juga sama. Sibuk memainkan ponsel seraya mengobrol ria.

***

"El, lo pulang sama siapa?" Tanya Zuka seraya berjalan menuju parkiran. Ia meminta kepada Zey untuk menunggu nya sebentar karna ia harus menjalankan piket harian. Jadilah Zey menunggunya.

"Dijemput, lo sama siapa?" Ucap Alice balik bertanya.

"Sama kaka gue lah, siapa lagi" jawab Zuka dengan iringan tawa diakhir kalimatnya. sesampainya diparkiran, mereka berpisah karna Alice yang sudah ditunggu didepan gerbang sekolah.

"Lama banget Zuk, kakak laper nih" keluh Zey saat gadis itu sudah berada dihadapannya. Zuka segera menaiki motor ninja hitam yang akan membawanya menuju mcd yang sangat ia rindukan. Tetapi, ia tidak bisa berjanji untuk tidak mengatakan bahwa ia ingin menjelajahi Amerika Serikat seharian ini.

"Langsung ya"

Melihat anggukan kepala Zuka, Zey segera melajukan kendaraannya menuju McDonald's.

Skip*

"Langsung pulang kan" tanya Zey sebelum menaiki motornya. mereka baru saja selesai makan siang sambil sesekali mengobrol tentang undangan ke Korea nanti.

"Jalan-jalan dulu ya kak, aku bosen dirumah" jawab Zuka cepat.

"Jalan kemana?" Tanya Zey seraya mengerutkan dahinya.

"Terserah kakak" ujar Zuka lalu menaiki motor dengan berpegangan ke pundak Zey. hampir saja motornya tumbang jika Zey tidak menyadarinya.

"Central park, mau?" Tanya Zey.

Hmm. Ide bagus! Zuka juga sedang menginginkan sesuatu yang bisa menetralkan fikirannya. dengan sigap gadis itu menganggukkan kepalanya setuju dengan usulan yang kakaknya berikan.

Di lampu merah, Zey baru mengingat hari ini adalah jadwal Zuka latihan biola. tetapi gadis itu malah mengajaknya pergi jalan-jalan.

"ZUKA! HARI INI KAMU ADA LATIHAN BIOLA!" ucap Zey mengingatkan. Angin yang kencang juga bising nya bunyi kendaraan pengguna jalanan mulai memenuhi kota sore ini yang mengharuskan keduanya saling berteriak.

"IYA TAU! TAPI AKU MAU JALAN-JALAN! SEKALIII AJA" balas Zuka berteriak. di dalam hatinya, ia memohon semoga Zey memperbolehkannya. Tapi.. seperti nya itu tidak mungkin mengingat sebentar lagi ia harus menghadiri acara penting di Kor—

"YAUDAH, SEKALI-KALI KAMU BOLOS GAPAPA. LAGIAN KAMU JUGA CAPEK KAN?"

"HAH?! BENERAN KAK?!" Sahut Zuka merasa begitu senang. Zey memperhatikan wajah cantik Zuka di kaca spion, seukiran senyum yang menampakkan deretan gigi putih gadis itu membuat ia merasa rindu dengan orangtu—

CIIITT!!

UNTUNG! saja Zey menarik pedal rem dengan cepat sebelum perempuan gila yang baru saja menyebrang mati tertabrak oleh kendaraannya yang mulai melaju.

Zey sudah menunggu selama 2 menitan untuk mendapatkan lampu hijaunya kembali dan apa itu tidak cukup untuk 'nya' bagi pejalan kaki yang diberi waktu lebih dari 2 menit dipersilahkan untuk menyebrang jalanan?

Lihatlah, wanita itu berlagat seolah dirinya lah yang menjadi korban atas kesalahan seseorang. Wajah tirusnya yang terolesi make up tebal itu, menunjukkan tampang shocked nya juga tubuh kurus yang terlihat menegang.

Zey bisa merasakan pelukan Zuka yang semakin mengerat karna kejadian beberapa detik yang lalu. Ia mengelus tangan mungil gadis itu sebelum mengatakan semuanya baik-baik saja.

"Hei! Kalau naik motor liat-liat pakai mata! Hampir aja saya ketabrak!" Bentak wanita itu tepat di depan wajah Zey. beruntung dirinya sedang menggunakan helm, yaa yang setidaknya bisa melindungi wajah tampan nya dari cipratan saliva wanita itu.

"Salah ibuk dong, liat tuh! Pejalan kaki yang lainnya aja lagi nunggu. Ibuk aja yang gak kesabaran pengen cepet2 nyebrang. Untung dia nya langsung nge-rem" tidak. Bukan Zey atau pun Zuka yang membuka suara. baru saja Zey ingin menjawab, tetapi lelaki yang berada disamping kirinya dengan cepat membalas perkataan wanita paruh baya itu. mungkin ia juga terlanjur kesal melihat kekonyolan yang ada didepan mata.