Chereads / Cinta Seperti Janjimu / Chapter 41 - Anak Perempuan dari Keluarga Mana?

Chapter 41 - Anak Perempuan dari Keluarga Mana?

"Tuan Muda, yang baru Anda katakan tadi, apakah mau menjawab nyonya seperti itu?"

"Ya."

"Kalau begitu aku akan memberi jawaban kepada nyonya!"

"Tunggu."

Saat Paman Qin baru saja membalikkan badannya, terdengar lagi suara Qin Sijue yang lembut dan dalam.

Paman Qin menoleh dan menunggu instruksi selanjutnya dari Qin Sijue.

"Katakan kepada nyonya, kalau ingin cepat menimang cicit, maka jangan datang menggangguku dan nyonya muda yang ingin berduaan."

Paman Qin terdiam.

Maksud tuan muda jelas, yaitu dia tidak ingin nyonya datang. Apakah dia takut nyonya akan menanyakan latar belakang keluarga Nona Gu?

Walaupun dia juga tidak tahu Nona Gu adalah anak perempuan dari keluarga mana, tapi kalau nyonya dan tuan tidak setuju, maka hal ini akan menjadi lebih rumit.

Tapi begitu nyonya mengetahui bahwa tuan muda mau menikah, pasti dia mau datang untuk melihat Nona Gu. Ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa dihindari, bagaimana menghentikannya?

Paman Qin menatap Qin Sijue dengan wajah yang terlihat kesulitan, "Tuan Muda, itu… sepertinya agak sulit."

"Kamu benar."

Walaupun tidak mengerti maksudnya, namun Paman Qin tidak bicara apa-apa lagi. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya lalu segera keluar.

Ketika nyonya menerima jawaban dari Paman Qin, awalnya dia sangat gembira. Tapi kata-kata Paman Qin yang berikutnya membuatnya gelisah, tawa di wajahnya langsung membeku.

"Dia bilang agar aku jangan mengganggu mereka berduaan?"

"Benar, Nyonya!"

"Mengapa?"

"Ini…" Paman Qin ingin berbicara namun ragu, "Mungkinkah dia takut Anda tidak setuju?"

Nyonya itu pun tertegun.

Nyonya keluarga Qin di masa depan tentu saja harus diseleksinya dengan ketat. Bagaimana pun juga keluarga Qin bukanlah keluarga biasa.

"Gadis itu anak perempuan dari keluarga mana? Apa pekerjaan orang tuanya?"

"Itu… aku benar-benar tidak tahu. Tuan muda tidak menyebutkannya."

"Lalu apa kamu melihatnya? Bagaimana menurutmu?"

"Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setelah melihatnya, nyonya pasti juga akan suka!"

"Itu belum tentu. Ada banyak sekali gadis yang kusukai, tapi apa gunanya? Bocah busuk itu sama sekali tidak menghargai kebaikanku!" Begitu teringat kalau malam ini cucunya itu lagi-lagi mengabaikannya, wajah nyonya itu langsung tidak senang!

Tapi saat dia berpikir kalau akhirnya ada kandidat untuk cucu menantunya, kemarahan dalam hatinya pun agak mereda.

Tapi apa maksudnya dengan tidak membolehkannya mengganggu? Dia adalah nenek kandungnya! Dasar bocah busuk tidak berbakti!

Mendengar perkataan si nyonya, Paman Qin mau tidak mau juga agak khawatir. Sesuka apa pun tuan muda kepada Nona Gu, kalau nyonya dan tuan tidak setuju, maka Nona Gu tidak akan bisa masuk ke dalam keluarga Qin.

"Sudah dulu!"

Si nyonya menutup telepon lalu duduk di sofa dengan cemberut.

Kalau bukan karena usia mereka yang sudah lanjut, maka mereka juga tidak akan terburu-buru menggendong cicit.

"Nyonya, sudah larut malam. Apakah Anda ingin naik ke atas untuk istirahat?"

Malam sudah larut. Ketika si nyonya baru saja duduk, seorang wanita paruh baya datang dan menyapanya dengan hormat.

Si nyonya memalingkan pandangannya lalu melirik wanita paruh baya itu dengan sebal, "A Xian, menurutmu di umurku yang setua ini, apakah dalam hidupku ini aku masih mungkin menimang cicit?"

A Xian tersenyum, "Nyonya berumur panjang, mana mungkin tidak bisa menimang cicit?"

Mendengar perkataan A Xian, suasana hati si nyonya sepertinya menjadi jauh lebih baik, dia lalu mendengus tertawa, "Huf, hanya kata-katamu yang bisa membuat suasana hatiku nyaman."

Setelah itu dia akan berdiri. Melihatnya, A Xian pun bergegas maju untuk membantunya.

Keesokan paginya, Gu Qiangwei akhirnya terbangun.

Tapi dia terbangun karena suara dering telepon!

Dengan kepala yang sangat berat, Gu Qiangwei mengangkat tangan dan meraba-raba telepon di atas nakas yang sedang berdering.