"Muka lo ngapa? Nahan boker?" tanya Sophie.
"Bukan, kampret. Lo liat ndiri dah," kata Via sambil menyodorkan ponselnya pada Sophie.
"Njir, oh jadi fokus cita-cita kayak gitu, ya," kata Sophie dengan nada menyindir setelah melihat foto Dio yang mungkin dengan gebetan barunya.
"Pokoknya gue harus move on! Titik!" kata Via mantap.
"Woi! Guru pada rapat! Nggak boleh keluar kelas katanya!" kata Virsya si ketua kelas.
Surganya bagi para pelajar, guru mengadakan rapat. Via dan ketujuh teman dekatnya mulai merapikan kursi. Mereka ingin menonton film bersama. Dan tiga teman lelaki Via-Sandy, Yasha dan Dava- ikut bergabung juga.
Waktu terasa berjalan lebih cepat. Kalau ada guru waktu terasa sangat lama, jika tidak ada guru justru sebaliknya. Mereka pun menyudahi kegiatan nobar lalu mulai bersiap-siap untuk pulang.
"Phie, gue nebeng dong!" kata Via setengah memaksa.
"Dih, ogah!" jawab Sophie cepat.
"Jahat lo, nggak friend, ah!" kata Via cemberut.
"Iye iye, bawel amat!" cibir Sophie.
"Asyiikkk!! Sophie baik, deh!" kata Via sambil merangkul Sophie. Walaupun harus berjinjit.
"Pendek, ya, pendek aja! Nggak usah sok-sokan ngerangkul yang lebih tinggi!" ledek Sophie yang langsung disambut tawa dari teman-teman.
"Shit!" umpat Via.
Via sampai di rumah tepat pada waktunya. Baru saja Via menghempaskan tubuhnya di king size, ponsel yang dia simpan di saku roknya bergetar.
Sandy N: PING!!!
Sandy N: siang kecil
Alivia Anna: ape?
Sandy N: nggak
Alivia Anna: gaje lo
Dava: PING!!!
Tumben amat Dava bm gue. Batin Via.
Alivia Anna: iya
Dava: kerja kelompok geo kapan lagi?
Alivia Anna: terserah gimana yang lain aja bisanya kapan, gue sih bisa terus
Dava: berarti jalan sama gue juga bisa dong, ya?
Alivia Anna: wkwk au ah elap
Dava: gimana?
Alivia Anna: ya tanya yang lain aja.
Dava: yee, bukan itu. Lo mau nggak jalan bareng gue?
Alivia Anna: oh, kemane?
Dava: bioskop?
Alivia Anna: gue pikir pikir dulu, deh
Dava: oke
Disisi yang lain Sandy terus mengirimiku pesan.
Sandy N: woi!
Sandy N: di read doang, kampret
Sandy N: koran kali ah
Sandy N: koran, koran!
Alivia Anna: spam anjer!
Sandy N: nonton, yuk!
Gue harus apa sekarang? Batin Via bingung.
Alivia Anna: au ah
Sandy N: ye, mau nggak?
Alivia Anna: gimana nanti
Jika kalian ada diposisi Via, ajakan dari siapa yang akan kalian terima? Dari Sandy si cowok tinggi, berisi, hitam manis, mancung, mata sayu dan slengean. Atau dari Dava si cowok berkulit tidak putih namun tidak hitam juga, kurang tinggi, berkacamata dan sedikit pemalu?
Mereka berdua akhir-akhir ini memang sering mengirimi Via pesan singkat di BBM, dan juga mengajaknya bercanda pada sela-sela waktu di sekolah. Via bingung harus menerima ajakan siapa.
***
"Kalo gue di posisi lo, ya jelas terima ajakan Sandy, lha!" kata Sophie dengan lantangnya setelah Via pintai pendapat tentang kejadian kemarin siang.
"Ssttt!" kata Via panik sambil melihat sekitar, "Jangan kenceng kenceng, taik!"
"Eh, sorry," Jawab Sophie dengan wajah yang sok merasa bersalah.
"Ih, gue tolak dua-duanya aja kali, ya?" kata Via bingung.
"Jangan! Lumayan dibayarin nonton, elah!" kata Sophie yang mata duitannya kambuh.
"Ya udah, jalan sama lo aja, gih." Jawab Via.
"Najong!" jawab Sophie. "Kalo mereka berdua nembak lo, lo pilih siapa?" tanya Sophie yang membuat Via terkejut.
"Ya nggak tau. Emang napa, kok, lo nanya kayak begituan?" tanya Via bingung.
"Kemarin pas istirahat, gue nggak sengaja denger si Sandy lagi rumpi no secret mwah gitu sama Yasha," Kata Sophie dengan gaya pembawa acara rumpi no secret yang entah siapa namanya.
Najis, punya temen alay bat da ah! Batin Via.
"Terus si Yasha nanya gini kalo nggak salah "gue perhatiin akhir-akhir ini, lo suka merhatiin si Alivia. Lo naksir, ya?" gitu, terus si Sandy jawabnya "dih, sok tau banget lo!" sambil salting gitu. Terus si Yasha ngomong lagi, "elah, pake ngelak segala! Eh, tapi hati-hati temen lo juga ada yang suka kayaknya." terus si Sandy jawab lagi tuh, ya, katanya "masa sih? Siapa? Lo?" si Yasha langsung jawab "bukan, lha! Itu, tuh, si Dava." gitu. Kalo kata gue sih Sandy sama Dava tuh naksir sama lo." Kata Sophie panjang mengalahkan rel kereta di indonesia.
"Oh gitu." Jawab Via masih menyaring perkataan Sophie. "Ngomong-ngomong, lo, kok, bisa nguping sih?"
"Pas istirahat kemarin 'kan gue duduk di kursinya Vina di belakang tempat duduk Yasha sama Sandy. Udah gitu, mereka taunya gue lagi pake headset. Gue emang pake headset, tapi pas gue lagi matiin lagunya mereka rumpi-rumpi gitu, 'kan jarang banget tuh, ya, si Sandy curhat-curhatan gitu. Ya udah gue nguping." Jawab Sophie dengan bawelnya.
"Lo makin bawel, ya, Phie. Kuping gue ampe pegel dengerin lo cerita." Cibir Via.
"Yee, gini-gini juga gue kasih informasi buat lo, nggak tau terimakasih banget da, ah. Dasar daki kutu!" Kata Sophie yang di sambut toyoran dari Via.
"Enak aja, berarti gue kecil banget dong, ya? Kutu aja kecil apalagi daki nya coba?" kata Via lalu mereka pun tertawa.
"Woi! Rumpi nggak ajak-ajak!" kata Mila yang di sambut anggukan oleh kelima teman Via yang baru saja kembali dari kantin.
"Hehe, sini ikutan." Ajak Via.
Mereka pun memulai acara rumpi no secret mwah. Mulai dari ngomongin gebetan, ngomongin sodara Via yang kece abis, sampe ngomongin orang yang nggak salah apa-apa.
Tiba-tiba tiga orang osis memasuki kelas mereka membawa sebuah karung yang langsung membuat seisi kelas sunyi seketika.
"Assalamualaikum. Wr. Wb. Maaf ganggu waktunya sebentar. Semuanya maju ke depan. Cepetan!" kata osis itu garang.
Razia dadakan pun di mulai. Mereka di panggil satu persatu sesuai absen oleh satu orang osis perempuan yang langsung memeriksa penampilan mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merazia yang badged nya tidak lengkap, kaos kaki berwarna selain putih, sepatu selain hitam, rok yang terlalu pendek dan ketat (P), celana yang ketat (L), rambut yang gondrong (L) dan aksesoris selain jam tangan.
Sedangkan dua teman lainnya mulai menggeladah tas siswa satu persatu untuk mencari siswa yang membawa headset, carger, kaset yang mencurigakan, alat kosmetik, dan alat lainnya yang tak pantas di bawa ke sekolah. Teman sekelas Via yang terkena razia hanya cowok-cowok bandel yang duduk di kursi paling belakang. Mereka memang terkenal bandelnya seantero sekolah. Dan satu teman perempuan yang memang jika ke sekolah dandanannya seperti cabe kiloan. Ups.
"Si tante kena razia, tuh. Lagian ke sekolah bawa kosmetik," Bisik Vina yang memang paling hobi ngomentarin orang. Sepertinya memang cita-citanya menjadi seorang komentator.
"Cabe kiloan udah biasa kena razia, keles." Timpal Diany yang langsung membuat mereka berdelapan tertawa pelan.
🧁🧁🧁
Gmna awal 2021 nya? Semangat dan banyak resolusi baru kah? atau sama aja kaya 2020? 😂 semoga lebih baik lagi ya ditahun ini dan seterusnyaaaa