Seharian itu aku berpikir harus dengan cara apa aku memutuskan Winna. Namun saat kulihat wanita itu keluar dari sebuah kafe sambil bergandengan tangan dengan Hendro, rekan kerjaku di perusahaan, aku tahu alasan apa yang harus aku katakan padanya. Kesempatan itu datang tanpa diduga dan tanpa perlu bersusah payah mencari alasan, aku dapat memutuskan Winna tanpa perlu ada drama diantara kami. Wanita itu juga tampak menerima begitu saja keputusanku saat aku mengajaknya bicara. Dia bilang kalau aku sudah tidak lagi seperti dulu yang penuh perhatian dan kasih sayang. Aku rasa itu wajar kalau Winna merasa demikian, karena akupun merasa telah mengabaikan dia selama beberapa bulan ini.