Chereads / THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY (OH SEHUN) / Chapter 6 - Chapter 6 "PERMULAAN "

Chapter 6 - Chapter 6 "PERMULAAN "

Berhubung lagi semangat-semangat dengan api yang membara aku update dengan cepat,:v terimakasih guys telah menanam budaya vote pada diri kalian gua kali ini ngedit wajah Jiyeon and Sehun dengan sangat gemuassh ..,gua buat cerita ini seolah Drakor ya guys jadi percakapannya agak puanjang.., untuk chapter ini bacanya dengar lagu dari lee hi - my love dan Kyuhyun - A million Pisces enjoy bacanya

(。•̀ᴗ-) guys.. no skip-skip

___________________________________________

Canxu memberang

"KEPUTUSAN SUDAH MUTLAK TIDAK AKAN BERUBAH!!,JIKA KAU INGIN PERGI DARI SINI PERGILAH TAPI ITU TIDAK AKAN MENGUBAH APAPUN JIYEON TETAP AKAN MENIKAH DENGAN SEHUN!"bentaknya dengan kuat kemudian meninggalkan tempat itu dengan wajah kesal

Tae hee makin menguatkan tangisnya yang berada di pelukan Jiyeon dan Tyuzu putrinya.

'Sehun... Aku tidak akan memaafkan mu kau sudah buat keluarga ku seperti ini, semua ini aku akan membalasnya..' sorot mata Jiyeon begitu berapi-api.

~~

Seminggu lebih sesudah kegaduhan itu, Taehee benar-benar pergi dari rumah ia menginap di rumah nenek Jiyeon dan Tyuzu yaitu ibunya Taehee, Tyuzu dan Jiyeon tetap tinggal di rumah karena perintah ibunya yang menyuruh mereka menjaga ayahnya selama kepergiannya.

dalam seminggu itu hadiah mewah yang di minta Jiyeon pada Sehun benar-benar berdatangan padahal ia tidak serius mengatakannya tidak sepenuhnya menginginkan hadiah.

Jiyeon tidak lagi membaca buku-buku kesukaannya tentang percintaan ataupun buku-buku fiksi dan dongeng putri raja yang hidup bahagia di akhir cerita.

membaca buku-buku romansa di setiap malam sekarang membuatnya selalu di hampiri mimpi buruk, dalam mimpinya pangeran yang semula tampan meraih tangannya dengan kuda putih tiba-tiba berubah menjadi sosok pria berwajah lebar dengan mata sipit bertahi lalat tersenyum kepadanya.

pria itu adalah Chedol tangan berisinya meraih tangan mulus Jiyeon dan bibirnya yang di penuhi nasi dan minyak sisa makanan mencoba mencium punggung tangannya sebelum meraihnya.

Jiyeon langsung terbangun dan tersadar ia cukup bersyukur itu hanya mimpi,

tapi lagi-lagi jiyeon di sadarkan dengan kenyataan yang menamparnya mimpi itu bagaimanapun juga akan segera menjadi nyata nantinya.

membayangkan itu Jiyeon sering menangis diam-diam di malam hari Jiyeon selalu terbangun di tengah malam di hantui mimpi itu, dan tak jarang sumpah serapah untuk oh Sehun ia keluarkan karena telah hadir mengacaukan kehidupan dan mimpinya.

tapi Jiyeon tersadar setelah mendapati judul buku tentang pernikahan di buku itu tertulis ia harus mencintai pria yang berstatus sebagai suaminya, ia mencoba mempelajari buku itu.

isi dari buku itu adalah bagaimana kita harus menerima pasangan kita apa adanya, baik dan buruknya mencintai hal kecil yang baik darinya dan menerima dengan lapang dada sebesar apapun keburukannya, mencoba sedikit demi sedikit mengubah sifat buruknya dengan ketulusan yang istri miliki dengan begitu cinta dan bahagia akan datang ke pada kita dengan sendirinya.

Jiyeon berangsur-angsur bisa menerima semuanya ia berusaha menerima Sehun dalam bentukan Chedol karena bagaimanapun ini sudah menjadi takdirnya ia berharap buku itu bisa membantunya untuk tetap tegar.

(。•̀ᴗ-)

~~

Akhirnya hari yang paling tidak diinginkan Jiyeon, Tyuzu,Tae hee, Xixi, Liu dan Chedolpun datang yaitu pertemuan untuk menentukan tanggal pernikahan yang harusnya di hadiri pihak keluarga calon mempelai Zhaou sudah mempersiapkan dan mengambil cuti dari pekerjaannya.

tapi Canxu tidak bisa mengambil libur karena urusan mendadak yang sangat penting dari kerajaan yang tidak bisa di tinggal, pertemuan itu harusnya di lakukan di kediaman Canxu tapi Canxu berpikir ulang dengan kepergian Taehee istrinya dari rumah tidak mungkin melakukan pertemuan di kediamannya ia khawatir Zhaou akan mempertanyakan ketidak hadiran Taehee.

ia takut Zhaou mengatahui istrinya begitu menentang perjodohan ini begitupun dengan Tyuzu, melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyambut Zhaou di rumahnya akhirnya dari persetujuan bersama pertemuan itu di lakukan di kediaman Oh Zhaou.

Dan yang datang ke pertemuan itu paman Jiyeon adik dari Canxu yaitu Menteri Park Weyi yang menggantikannya sebagai perwakilan.

~~

Di pagi yang dingin di selimuti salju di kediaman Jendral OH ZHAOU

Jiyeon dan pamannya di sambut begitu hangat oleh Zhaou sendiri, kini mereka sedang menikmati jamuan khusus begitu banyak hidangan di depan mereka dalam sebuah ruangan khusus tamu penting.

Zhaou sangat senang melihat Jiyeon calon menantunya duduk di depannya dengan anggun, Zhaou saat ini tidak sabar melihat reaksi Sehun dengan penampilan Jiyeon sekarang, bahwa calon istri dari anaknya  begitu cantik ia yakin bahwa Sehun akan sangat menyukai Jiyeon nantinya, kini mereka yang ada dalam ruangan itu menunggu kehadiran calon pria yaitu Sehun yang belum juga hadir.

"kenapa dia belum datang juga?di mana dia?"tanya Zhaou sedikit berbisik pada pelayan yang ada di dekatnya

"Saya akan segera memanggil tuan muda tuan.."

Belum pelayan itu beranjak dari tempatnya Sehun sudah terlebih dahulu datang dengan

berpakaian rapi saat ini, berjalan tenang masuk ke dalam ruangan yang sudah di penuhi tamu.

Saat Jiyeon melihat kedatangan Sehun dari pintu, ia terpesona dengan wajah dan tampilan Sehun yang begitu berwibawa dan elegan begitu pun Weyi paman jiyeon ia cukup terpukau dengan Sehun

mata Jiyeon tak lepas pada sosok pria tampan dengan manik tajam berkulit cerah, tingginya begitu ideal pria itu bagai wujud gambaran seorang pangeran dari buku fiksi yang sering ia baca selama ini, dan kini ia merasa cukup mengenali pria itu yang Jiyeon yakini kaka dari Sehun yaitu Menteri Yeonseok, suara Zhao menyadarkan keterpanahannya.

"Akhirnya kau datang!"ujar Zhao pada pria tampan itu

Jiyeon sedikit berpaling muka menyembunyikan wajahnya

'ya ampun bagaimana kalau dia mengenaliku saat aku berpura-pura menjadi pengawal tyuzu kemarin bagaimana kalau dia bertanya apa yang harus aku jawab' pikir Jiyeon

Jiyeon cukup khawatir terus menundukkan pandangannya dengan cepat tak lagi berani menatap Sehun yang ia kira yeonseok, setelah Sehun berjalan melewatinya Sehun hanya melirik sekilas pada Jiyeon dan kini duduk di kursi kosong di sampingnya, membuat Jiyeon terheran.

'apa yang dia lakukan ?! kenapa dia duduk di sebelahku? bukannya kursi kosong itu untuk Sehun?, dan apa yang mau di lakukannya di sini?'jiyeon masih berkutat dengan pikirannya

Jiyeon memberanikan diri melirik pada Sehun yang hanya terus menatap kedepan, tanpa sengaja Jiyeon malah mengamati wajah Sehun yang begitu bersinar dan sangat tampan.

'ouh dewa... wajahnya tampan sekali,yak ampun apa yang telah ku pikirkan!, tapi..seandainya saja dia yang jadi calon suamiku mungkin bisa berbeda ceritanya..hem' kini Jiyeon kembali tersadar dari lamunannya ia hanya menunduk tapi masih dengan kebingungannya.

"dari mana saja kau Sehun? ayah cukup mencemaskan mu, kenapa kau bisa terlambat datang ke pertemuan penting ini?"tegur Zhao pada Sehun rautnya serius

Sehun menjawab dengan tenang

"maafkan aku ayah ada beberapa masalah yang harus aku selesaikan terlebih dahulu~"  melanjutkan perbincangan dengan Zhaou

Mendengar Zhaou memanggil pria yang ia kira Mentri Yeonseok di sampingnya ini dengan nama panggilan Sehun Jiyeon cukup terkejut, bahkan amat terkejut ia mengangkat wajahnya dengan mata membelalak tak percaya.

Tanpa sadar ia sampai berdiri dari duduknya maniknya mengarah pada sehun di sampingnya yang ikut memandangnya sekilas kini Sehun menautkan alisnya menoleh pada Jiyeon, dan membuatnya berhenti berbincang dengan ayahnya, keterkejutan jiyeon itu berlangsung cukup lama sampai Zhaou dan Weyi mengamatinya.

"Ada apa anak ku Jiyeon?, kau seperti terkejut saat ini ?"Zhao bertanya pada Jiyeon yang masih tercengang

Jiyeon tidak membalas pertanyaan Zhaou ia masih terus memandangi Sehun dengan keterkejutannya.

Weyi merasa heran dan berusaha menyadarkan Jiyeon

"Jiyeon..jiyeon !"panggil pamannya sambil beberapa kali tersenyum malu kepada Zhaou

"Ji..yeon !" Pekik weyi berhasil mengambil kesadaran Jiyeon

Jiyeon mengalihkan pandangannya dari Sehun dan melihat pamannya "ya paman?"

Weyi menjelaskan pada Jiyeon

"Tuan Zhaou bertanya padamu ?"

Jiyeon terkesiap sembari tersenyum gugup

" Oh maafkan saya paman Zhaou Saya rasa saya salah mendengar tadi, anda memanggil tuan ini dengan panggilan Sehun?,bukannya dia anak pertama anda Mentri Yeonseok?" Dengan raut wajah bingung menunjuk Sehun

Zhaou kini menautkan alisnya kemudian tertawa

"Aha..ha.. mungkin wajah mereka sedikit mirip tapi yang di sebelahmu ini tentu saja Sehun putra bungsu ku,kau sampai tidak mengenalinya,hahah..ya mungkin karena pakaiannya yang membuatnya sedikit berbeda jadi kau tidak bisa membedakannya tapi Yeon Seok punya janggut di wajahnya"

Jelasnya

Sehun masih menautkan alisnya memandang Jiyeon dan Jiyeon juga balas menatapnya kini, mereka sedari tadi terus saling bertatap-tatapan.

Jiyeon terduduk masih tak percaya dengan apa yang ia lihat dan dengar saat ini, cukup membingungkan dan mengejutkan untuknya.

Sehun mengetahui pikiran jiyeon tentangnya, tapi ia tidak terlalu memperdulikan dan ambil pusing mencoba untuk bersikap tenang kini mengalihkan pandangannya kembali pada ayahnya yang tengah berbincang dengan Weyi.

"putra bungsu mu ini tidak kalah tampan dari Yeon seok tuan Zhao" dengan semburat senyum Weyi bertutur

Zhaou bala tertawa

"Ahaha.. tentu juga.. tidak kalah tampan dariku dia sedikit lebih mirip denganku dari pada ibunya..,baiklah mari kita langsung saja membahas tanggal perjodohan ini~".

*

Di luar ruangan

Xixi dan Liu kini saling berpandangan dari kejauhan.

Xixi yang dari tadi hanya menunduk kini memandang pada sosok orang yang ia curigai sebagai penipu matanya lekat-lekat memandang pada Liu dengan raut wajah tidak suka.

Liu di seberang yang merasa tidak nyaman di pandangi  Xixi bagai seorang penjahat,dengan rasa penasaran dan heran ia beranjak dari posisinya mendekati Xixi.

"Hey ..sejak kapan kau menjadi pelayan setia nona Jiyeon !"ujarnya

Xixi tanpa menjawab mengalihkan wajahnya ke arah lain

Liu mengernyit

"Tidak di ajari sopan santun ya, oleh nonamu itu! Ada orang bertanya malah membuang muka"kemudian mendengus sebal

Xixi dengan cepat menoleh

"Apa maksudmu! nonaku itu mengajariku banyak hal, termasuk harus berhati-hati terhadap orang seperti anda!"ketusnya

"Hey..apa maksud mu?..memangnya orang seperti apa aku?!"ekspresinya tidak suka

"Tuan muda mu itu, tampaknya tidak punya sopan santun dia sekarang bahkan belum datang kemana dia?, tidak punya sopan santun sangat tidak pantas bersanding dengan nona mudaku yang sempurna"tutur Xixi masih dengan nada sombongnya

Liu kembali mendengus sebal

"apa maksudmu..? siapa yang tidak pantas?!,nona mu itu yang tidak pantas dengan tuan mudaku yang sempurna, perangainya seperti ...wah..aku sulit mengatakannya !"membuang muka

Xixi sekarang balas mendengus "heh..sempurna apanya kau lihat wajah tuanmu itu bagai .." Xixi ingin menghina tuan muda oh Sehun di hadapan liu tapi dia memikirkannya berulang kali ia tidak ingin di hukum karena penghinaannya pada bangsawan "seekor ..hah.!"menghelakan nafasnya setelahnya terdengarlah suara dari dalam yaitu Zhaou memanggil seseorang, mereka kembali berdiam.

"Panggilkan Chedol aku harus segera mengirim pesan pada Canxu, di mana Chedol kenapa dia dari tadi belum terlihat?" perintahnya pada salah seorang pelayan

Terlihat Chedol yang tadinya terus menyembunyikan diri di balik pintu kini terpaksa manampakan dirinya setelah di panggil tuan besarnya Zhaou, dan di saat itulah Xixi baru tersadar ada orang di balik pintu di dekatnya melihat sosok Chedol yang ia kenali sebagai Sehun maniknya membulat terkejut.

"Bukannya dia tuan muda mu?!,apa yang di lakukannya di sana ..?apa sedari tadi dia di balik pintu itu?! aku bahkan tidak menyadarinya apa yang sebenarnya ia lakukan?"memperhatikan penampilan Chedol.

Xixi masih melanjutkan keheranannya

"dan.. pakaiannya itu sungguh tidak sopan apa yang ia lakukan berpenampilan seperti seorang...pelayan?"menunjuk Chedol ,Liu wajahnya berubah ekspresi mendengar kata-kata Xixi

Liu menoleh dan menjawab

"jadi kau ...belum menyadarinya..ya ".

*

Sehun sadar dan tahu Jiyeon terus mengamatinya saat ini, tapi Sehun berusaha  untuk tidak memperdulikannya matanya terus fokus pada ayah dengan paman jiyeon yang berbincang.

Jiyeon terus berperang dengan pikirannya kini ia menundukan pandangannya lagi.

'jika dia Sehun,apa dia sungguh menjadi kurus sekarang setelah membaca buku dariku?,tidak...tidak..!'kembali mencuri pandangan pada Sehun

'dia orang yang berbeda,dia orang yang ku temui di ruang yang banyak buku itu..,lalu bukannya Sehun itu harusnya bisu dan dia..tapi dia duduk di sampingku saat ini..,dan paman zhaoupun memanggilnya sehun aku sungguh bingung dan sulit menerima ini'.

Setelahnya lamunannya buyar saat zhaou memanggil pelayan kepercayaannya ,sosok besar itu cukup mengalihkan pandangan jiyeon orang yang cukup ia kenali ada di hadapannya saat ini sebagai Sehun.

'bukannya dia Sehun yang kemarin aku temui!!!!!'

kembali Jiyeon terkejut dan berdiri dari duduknya dengan mata membulat kaget dan sudah dua kali jiyeon seperti ini sampai pamannya terheran dan mencoba menyadarkan Jiyeon dari tingkah anehnya yang cukup membuat pamannya malu.

"Jiyeon ehem"Weyi berdehem menatap Jiyeon dengan raut wajah sedikit mengancam.

Jiyeon tersadar dengan kasar ia terduduk dan kembali menatap Chedol lekat-lekat dan selama Chedol di situ ia tau di perhatikan jiyeon mencoba menghindari bertatap muka dengan Jiyeon, Sehun sesekali melirik dan mengawasi .

Zhaou memberikan sebuah amplop surat berstempel pada Chedol

" ..nah jadi berikan surat ini pada Menteri Canxu yang ada di kantornya segera setelah itu kembali lagi ke sini !"perintah nya pada Chedol

Chedol menerima surat itu

"B..baik tuan "gugup dan bergerak tergesa-gesa segera ingin meninggalkan tempat itu

saat Chedol terburu-buru keluar Jiyeon tiba-tiba memanggilnya

"Tunggu jangan pergi dulu !"pekiknya kembali berdiri dari duduknya

Chedol adalah pelayan yang penurut dan saat di panggil ia merutuki apa yang dia lakukan saat ini, ia berhenti melangkah.

"Bisakah anda menghadap saya sekarang?"pinta Jiyeon

"Ada apa Jiyeon kau mengenalnya ?"kini zhaou penasaran

"Sepertinya paman,(terus memperhatikan Chedol )Bisakah anda menghadap saya?"pintanya pada Chedol kembali

Chedol terlihat tidak merespon sampai Zhaou membuka suara

"Chedol kau tidak dengar itu?"

Perintah tuan besarnya adalah keharusan untuknya, Chedol dengan perlahan menghadap Jiyeon dengan mata terpejam, Jiyeon memngamati lekat-lekat wajah Chedol sudah pasti pria bongsor ini yang ia temui kemarin sebagai Oh Sehun,setelahnya ia kembali terkejut

"Bukannya anda~?"membulatkan matanya

Zhaou menyahut

"Dia pelayan kepercayaan ku Jiyeon,ya mungkin kau mengenalinya karena selama ini Chedol yang selalu aku tunjuk untuk mengawasi pertemuan Sehun dengan para putri yang akan berjumpa dengannya" tersenyum pada Jiyeon.

Awalnya Jiyeon terdiam mendengar penuturan zhaou ekspresinya heran kemudian mendatar selang beberapa detik ia mengerti.

Jiyeon mengangguk dengan senyum sinis

"Ouh.. begitu paman pantas saja, pelayan anda satu ini cukup membuat saya mengingatnya,apa lagi saat perjumpaan saya dengan tuan sehun"wajahnya mengarah ke Sehun setelah itu mengarah ke pada Zhaou kembali kata-katanya keluar dengan santai dan dengan senyuman manisnya,Sehun terlihat sesekali sedikit melirik Jiyeon.

Jiyeon masih melanjutkan kata-katanya

"dia berperan banyak dalam perjumpaan pertama saya dengan tuan Sehun jadi saya harus sangat berterimakasih padanya(melihat Chedol,dan Chedol hanya terpejam keringat dingin meluncur terus di keninganya dan ia terlihat ingin menangis) karena pelayan anda ini pertemuan kami jadi sangat berkesan~"belum Jiyeon selesai bicara Sehun memotongnya

"Chedol !!, bukannya kau di suruh bergegas untuk mengantar surat itu, pergilah!"perintah Sehun pada Chedol

Tanpa membuang kesempatan Chedol menunduk memberi hormat kemudian berlari pergi dari tempat itu.

Jiyeon seketika terdiam tidak melanjutkan pembicaraannya sedikit melirik tidak suka pada pria yang memotong pembicaraannya yaitu sehun.

"Ya.. Chedol pelayan pengertian,dia selalu mengerjakan tugasnya dengan baik, sehingga perjodohan ini bisa berlangsung, setelah pernikahan aku juga akan memberikannya hadiah besar~"zhaou tertawa kemudian

Jiyeon kini dengan raut datar duduk dengan anggun di kursinya pandangannya ia pusatkan pada Zhaou dan pamannya

yang berbincang.

'ya Sehun membuat aku tampak seperti orang bodoh,dan perjodohan ini harusnya tidak berakhir pada ku, dia pasti menyuruh chedol melakukan ini makanya ia menyelamatkan pelayan itu tadi, jadi dia mempermainkanku,tidak dia bukan hanya mempermaikan aku,dia mempermainkan tyuzu,apa maksudnya dari semua ini,apa tujuannya,? Dan..dan dia tidak terlihat seperti rumor dia tidak bisu di fasih berbicara,aku benar-benar tidak paham dengan semua ini'

*

Xixi kini mengintip keberadaan jiyeon dari pintu, ia terlihat terkejut dengan pria yang duduk di samping nonanya itu

"Apakah dia benar-benar tuan muda Sehun?"mengamati Sehun dari kejauhan "ouh ya dewa! Lihat wajahnya .. dia benar-benar tampan sekali,sulit di percaya dia benar-benar tuan Sehun yang akan di nikahkan pada nonaku..ini seperti mimpi dewa mengabulkan doa ku..dewa benar-benar mengabulkan doa ku untuk nona jiyeon?"gumamnya dengan sumringah

"Ehemm..hey !"Liu datang

mengejutkan Xixi

"Kau ini ,memang pelayan yang benar-benar tidak punya etika dan sopan santun.. kau menguping pembicaraan mereka?"Liu melipat tangannya di depan dada menatap Xixi

"Shuttt..! Aku hanya masih belum percaya saja dengan yang kau katakan tentang tuan Sehun mu itu, apa dia benar laki-laki yang duduk di sebelah nonaku itu..?"ucapnya berbisik

Liu terheran dengan alis bertautan ia menjelaskan

"Tentu saja! tidak mungkin orang lain bukan? Mereka duduk berdampingan karena perjodohan ini..begitu saja tidak tau..!Bagaimana ?,dia sangat tampan bukan?" menyunggingkan senyumnya pamer "nonamu itu, wajahnya memang cantik tapi ia tetap tidak pantas untuk tuanku"

Xixi langsung membalas

"Jaga ucapan mu itu!, Nona ku itu benar-benar sangat sempurna banyak yang ingin menikah dengannya tau! Tuan mu itu sangat beruntung mendapatkan nonaku sebagai calonnya!"memberikan tatapan tidak suka "melihat apa yang tuanmu lakukan sebelumnya sepertinya tuanmu itu bukan orang baik-baik"keluhnya

Liu tersenyum sinis

"Benarkah? banyak yang ingin menikah dengan nonamu itu?,tapi aku mendengar perjodohan nonamu itu sebelumnya, di batalkan"menatap xixi

Xixi menyahut"itu bukan karena di tolak tapi nona jiyeon yang menolaknya!"

Liu hanya menautkan alisnya.

*

"Jadi pernikahannya sudah di pastikan dua minggu setelah ini,ya itu tanggal yang baik untuk segera memulai pernikahan ini !"ini Zhao yang berucap Park weyi mengangguk

"Kalian berdua kemarilah !"memerintahkan Sehun dan Jiyeon mendekat padanya

Sehun dan Jiyeon sama-sama berdiri dengan kompak kemudian mereka berlirikan sekarang mereka tengah duduk bersampingan di hadapan Zhaou

Jiyeon menundukan pandangannya begitupun Sehun, keadaan hening beberapa saat, Zhaou memperhatikan Sehun dan Jiyeon bergantian dengan senyumnya.

"kalian berdua benar-benar pasangan yang serasi "mendengar itu Jiyeon hanya diam begitupun sehun

"Kemarikan tangan kalian?" Pinta Zhaou pada Sehun dan Jiyeon membuka tangannya

Sehun tanpa ragu mengulurkan tanganya pada Zhaou sedangkan Jiyeon terlihat cukup ragu dan malu-malu tapi dengan perlahan ia mengulurkan tangannya.

Zhaou meraih tangan Jiyeon dan sekarang membuatnya sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Zhaou pada tangannya, karena kini tangannya dan tangan Sehun di satukan-nya.

manik jiyeon melirik Sehun yang terlihat tidak masalah dengan ini, sedari tadi ia memang terlihat sangat tenang membuat semburat merah terlihat di pipi jiyeon, ia kembali menundukkan pandangannya ia bisa merasakan sentuhan tangan Sehun di punggung tangannya menghangat tangan Jiyeon begitu kecil dengan jari lentiknya di bawah jemari Sehun, kini zhaou membiarkan tangan itu terus bersentuhan.

'perasaan apa ini?'pikir Jiyeon merasakan sesuatu di hatinya.

"Pada Kalian aku berharap ,kalian berdua sehat selalu dan hidup berbahagia juga panjang umur dan bisa melahirkan generasi emas yang berharga Jiyeon aku serahkan anak ku yang dingin ini kepadamu,dan Sehun jaga Jiyeon mulai sekarang"dengan sumringah khas Zhaou memberi restu pada putranya dan Jiyeon.

Tanpa di sadari senyum samar terlukis begitu saja mendengar restu dari calon mertua, lagi -lagi ada sesuatu yang menghangatkan hatinya Jiyeon merasa cukup asing dengan perasaan ini.

Jiyeon mengerjab bingung dalam benaknya

'apa yang harus ku lakukan sekarang,apa aku harus menarik tanganku saat ini .. karena entah kenapa wajahku memanas kalau di sentuh seperti ini terus'.

Sehun kemudian menarik tangannya terlebih dulu sebelum jiyeon melakukannya,  terdengar helaan nafas sebal dari Sehun

dan sekarang hanya tangan Jiyeon yang tertinggal di meja menyadari itu Jiyeon dengan cepat menarik tangannya.

'Apa-apaan itu, dia terlihat tidak senang?,harusnya aku yang begitu dasar orang ini'rutuk Jiyeon.

**

Kini Zhaou dan Weyi berjalan berdampingan mengelilingi ke diaman itu, di belakang mereka ada Sehun dan Jiyeon yang mengikuti.

berbeda dengan zhaou dan Weyi yang berbincang hangat,

Jiyeon dan Sehun hanya diam sedari tadi tidak ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka mereka hanya curi pandang dan melirik.

Zhaou menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sehun

"Sehun ajak calon istrimu ini berkeliling, kenalkan ia pada semua orang yang ada di sini!"

Sehun mengangguk menyetujui perintah ayahnya.

Sehun hanya melirik pada Jiyeon kemudian berjalan berbeda arah dari zhaou dan Weyi membuat Jiyeon sedikit bingung dan hanya memandangi kepergian Sehun,  Sehun menghentikan langkahnya memandangi Jiyeon terlihat alisnya mengangkat seakan menyuruh jiyeon mengikutinya,membuat Jiyeon yang mendapati hal itu merasa sebal.

'apa aku harus mengikutinya?! ,Aish... apa-apan dia ini!, diakan bisa berbicara langsung padaku haiss, bukan dengan melototiku seperti itu!,dia kira jika dia begitu aku akan mengerti apa?,lebih mudah untuk ku terima jika dia benar-benar bisu'menautkan alisnya heran sambil mendengus sebal mengikuti Sehun dari belakang dengan langkah sedikit kesal

Sehun berjalan membelakangi Jiyeon, ia berjalan tenang dengan mengaitkan kedua tangannya ke belakang.

Jiyeon sebenarnya ingin menghujani Sehun dengan begitu banyak pertanyaan tapi apakah harus Jiyeon yang memulai pembicaraan saat ini itulah fikirnya.

beberapa pelayan melewati mereka dengan menunduk dan memberi salam pada Sehun, Jiyeon cukup tidak suka dengan sikap Sehun yang angkuh pada pelayan yang memberi hormat padanya dan terlihat sangat acuh terlebih lagi yang paling membuatnya kesal adalah ia tidak di perkenalkannya pada siapapun saat ini bahkan ia tidak di anggap ada.

'orang ini benar-benar .. saat ini aku benar-benar ingin menjambak rambutnya'

suara batinnya

Kini jiyeon berusaha menyamai jalan lebar Sehun sedikit mengangkat gaunnya pandangannya terus ia tujukan pada Sehun raut wajah kesal ia tampilkan dengan sorot mata tajam khas Jiyeon, Sehun gadis di sampingnya ini berusaha membuatnya bicara tapi ia hanya melirik dan kembali acuh.

"Hey tuan!"dengan ketus masih dengan sorot mata tajam "banyak yang ingin aku tanyakan padamu saat ini,kau harus menjawab semuanya " ucap Jiyeon.

Sehun menghelakan nafasnya maniknya masih tertuju kedepan.

"Kenapa kau mempermainkan kami?!,kenapa kau membuat putri-putri sebelumnya berfikir tampilan mu itu gempal dan buruk?kenapa kau terus mencoba membuat para putri itu menolakmu?jika kau tidak menyukai perjodohan harusnya kau tinggal menolaknyakan tapi mengapa kau masih saja mau di jodohkan ayahmu dan masih mau menerima di pertemukan dengan para putri mengapa? Dan mengapa~" Jiyeon terus menghujani Sehun dengan begitu banyak pertanyaan ia masih bungkam langkahnya sekarang di buat lebih cepat dari sebelumnya.

Jiyeon cukup tertinggal di belakangnya masih dengan pertanyaannya membuat Sehun mendengus sebal ia menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Jiyeon yang menubruk tubuhnya pelan bahkan Jiyeon menyentuh punggung Sehun dengan hidung mancungnya ia terdiam sejenak dan memundurkan tubuhnya menjauh dari Sehun.

Jiyeon tersentak

"K..kau harusnya tidak berhenti mendadak !"gugup terkejut mengelus hidungnya dengan jari lentiknya

Sehun memutar tubuhnya menghadap Jiyeon sorot mata tajam dan raut wajah dingin sedingin es di berikannya pada Jiyeon.

Jiyeon dengan wajah angkuhnya

"Langsung saja Jawab pertanyaan ku tadi ?"menatap Sehun

"Bukan urusan mu"jawab Sehun singkat dan ketus

Kemudian kembali meninggalkan Jiyeon yang mematung di tempat sambil sedikit membuka mulutnya.

"A..apa?,bukan..urusan ku..?(Wajah Jiyeon mengeras matanya benar berapi-api) Orang ini.. ternyata sangat menyebalkan ,eghh.. tampaknya ia ingin membuat perang dengan ku!"berangnya matanya menyipit dan sekarang mengejar Sehun yang sudah menghilang dari pandangannya

Jiyeon mencari-cari

"pergi kemana dia tadi?,ke arah sana atau ke sana ya (bingung) mungkin dia ke arah sini "sedikit mempercepat langkahnya untuk mencari Sehun yang meninggalkannya.

(⁰▿⁰)

*

"Lihat di sana nona, itu tuan muda oh dan Liu!"seorang wanita paruh baya pelayan dari kediaman itu menunjuk arah di mana Sehun dan xixi yang berada di depan pintu pagar batu

"Oh iya ,terima kasih bibi!"menunduk sopan kemudian meninggalkannya

"Sial lagi-lagi aku di permainkan oleh laki-laki kurang ajar ini!!,beraninya dia meninggalkanku dan buatku tersesat di kediamannya awas saja!!"mencengkeram gaunnya dengan sangat kuat kemarahan tampak di matanya emosinya naik ke ubun-ubun saat melihat wajah Sehun langkahnya di buat cepat

Dari kejauhan Sehun kini melihat sosok yang di tunggunya telah datang, ia tidak mungkin menjumpai ayahnya tanpa ada Jiyeon bersamanya, jadi sedari tadi ia menunggu calon istrinya di luar wajahnya sedikit terlihat malas melihat mata jiyeon yang sinis dan tajam padanya.

ia berniat menghindari jiyeon ia tau Jiyeon marah padanya saat ini ia hanya malas untuk menghadapi kemarahan dan pertanyaannya, ia masuk begitu saja ke dalam paviliun, saat Jiyeon menuju padanya kini ia kembali meninggalkan calon istrinya begitu saja dan itu membuat Jiyeon makin melebarkan langkahnya dengan mata berapi-api.

Xixi mendekati Jiyeon

"Nona anda dari mana saja saya mencari Anda tadi,saya cukup khawatir " wajahnya cemas

Dengan wajah memerah Jiyeon mengabaikan pertanyaan Xixi dan masuk ke paviliun untuk mengejar Sehun.

Liu terlihat menahan tawa geli kini ia terdengar terkekeh

merasa ditertawakan Xixi kembali marah pada Liu.

"Apa yang kau lihat?!"ketusnya menautkan alisnya memandang tidak suka pada Liu

Liu melipat tangannya di depan dada

dan mendekati Xixi

"Tidak ada..hanya saja..nona mu itu terlihat tidak cukup pintar!"dengan senyum remeh

"Kau!,beraninya!"berang Xixi.

~~

emosinya meledak-ledak saat melihat punggung tegap Sehun di hadapannya ia benar-benar ingin menarik rambut Sehun saat ini kalau bisa menjambaknya sampai botak!, Jiyeon merasa pria di hadapannya ini sengaja membuatnya kesal tampaknya Sehun tidak tahu sedang bermain dengan siapa saat ini itulah pikirnya.

seketika niat buruknya tertahan karena terlihat Zhaou dan Weyi sekarang duduk menikmati teh hangat di tempat itu, mata dengan sorotan tajam itu seketika melunak dan wajahnya kini terukir dengan senyuman manis ala Jiyeon saat Zhaou menyapanya dan Sehun.

"Kalian tampaknya cukup menikmati kebersamaan ya..aha...ha"ujar Zhao senang

Weyi menyahut

"Cinta musim dingin,tidak perduli seberapa dingin di luar mereka tetap habiskan waktu bersama di sana,aha..ha"

"Hahaha...~!"keduanya tertawa

Jiyeon dengan senyum palsunya

'Cinta musim dingin apanya dia membuat kakiku membeku karena berkeliling di kediaman ini, lagi-lagi dia mempermainkanku.. aku harus menahan emosiku... Saat ini,ya..tidak boleh terlihat buruk,aku tidak boleh mempermalukan ayah,tetap berpikiran dingin Jiyeon ,tetap berpikiran tenang'

mencoba menguatkan dirinya sendiri

Sehun dengan wajah yang masih saja datar kini duduk di kursi yang sudah di sediakan teh oleh pelayan begitupun Jiyeon yang sekarang duduk di sampingnya.

Zhao bertanya pada Jiyeon

"Setelah berkeliling dengan Sehun, adakah tempat yang paling kau sukai di kediaman ini jiyeon?"

Jiyeon tersenyum dan menjawab dengan tutur anggun dan sopan

"ada beberapa paman, bahkan setelah tempat itu membeku karena saljupun.. tempatnya masih indah paman"

"Di mana itu?"Zhao penasaran

"Tadi tuan Sehun membawa saya ke sana..ke paviliunnya, di sana ada kolam teratai yang sangat indah" masih dengan senyum dan perilaku anggunnya Zhaou mengangguk menanggapi cerita calon menantunya itu

Sehun yang sebelumnya mengangkat gelas tehnya berniat mengesap teh menghentikan niatnya saat mendengar penuturan Jiyeon ia cukup heran dengan kata-kata Jiyeon firasatnya buruk, tapi ia mencoba mengabaikan dan kini melanjutkan niatnya menikmati tehnya kembali.

Jiyeon masih melanjutkan cerita

"Tuan Sehun juga mengajak saya ke ruang baca pribadinya dan mengenalkan buku-buku kesukaannya"

Sehun sedikit melirik Jiyeon kini dengan alis bertautan.

"Wah..aku tidak tahu Sehun dapat melakukan itu ahaha...tampaknya kau sangat di sukai Sehun Jiyeon, aku senang mendengarnya itu pertama kalinya dia membawa seorang wanita ke ruang bacanya, sungguh aku tidak berbohong,..

Memangnya buku apa yang Sehun perlihatkan padamu? Aku saja ayahnya tidak pernah tau buku kesukaannya aha..ha"sahut Zhao senang

Gelas kosong Sehun kembali di tuang teh hangat ia kembali menyesap teh hangat itu.

"Aku kurang tahu judul buku itu paman, tapi buku itu memiliki gambar yang bagus pewarnaannya juga sangat ditail"jelas Jiyeon dengan senyumnya

"Pasti gambar peta,aku bosan melihatnya mencoret-coret peta"sahut Zhao setelahnya mereka yang ada di ruangan itu kembali menyimak Jiyeon

"Bukan peta paman!"jawab Jiyeon

"itu gambar seorang wanita!"dengan raut polos selugu mungkin ia tampilkan di wajah cantiknya

"Wanita?"kaget Zhaou dan Weyi bersamaan

Jiyeon melanjutkan kata-katanya

"Iya... gambar seorang wanita yang cantik, dengan baju yang sedikit terbuka ! saat aku ingin membalikkan lembar halamannya .."

Sehun sontak tersedak dengan tehnya ia terbatuk-batuk ia memukul pelan dadanya kemudian melirik Jiyeon dengan seringai kebingungan sembari membulatkan matanya

'Apa maksudnya ini?!!!'batin Sehun heran dan terkejut masih dengan batuknya

Jiyeon tak perduli keadaan Sehun ia masih terus melanjutkan ceritanya

"Tuan Sehun tidak mengizinkanku, dia bilang padaku jika sudah menikah nanti aku baru boleh melihat buku itu lagi,..aku benar-benar penasaran lanjutan halaman buku itu..."kembali mengukir kepolosan di wajahnya,sambil berpura-pura berpikir

Semua orang di sana berbeda-beda ekspresi, pelayan yang ada di samping Sehunpun terlihat seperti menahan geli saat mendengar penuturan dari Jiyeon.

Jiyeon tersenyum pada Zhaou dan kini menyesap tehnya sambil melirik Sehun yang menahan batuk dengan wajah merahnya ia menatap Jiyeon dengan sorot mata marah.

bagaimana tidak marah apa yang di katakan Jiyeon tidaklah benar, Sehun tidak pernah memiliki buku seperti yang di katakan Jiyeon, terlebih lagi ia bahkan meninggalkannya tadi, di tambah ia tidak pernah membawa Jiyeon ke ruang bacanya.

dan kini ia ingat darimana Jiyeon bisa tau ruang bacanya dekat dengan paviliunnya, karena saat itu Jiyeon bertemu dengannya di ruangan itu maka itulah sebabnya ia bisa membicarakan ruang baca Sehun dan bisa menceritakan bualan seperti ini.

alis tebalnya terus bertautan dengan sorot mata tajam menatap Jiyeon, sedangkan raut wajah Jiyeon penuh dengan senyum kepuasan.

'Rasakan itu ...kena kau oh sehun akhirnya aku bisa mebalasmu..!siapa suruh macam-macam dengan ku' batin Jiyeon dengan sorot sinisnya

Jiyeon berhasil mempermalukan Sehun di depan ayahnya dan Weyi secara langsung Sehun di kira mesum menyimpan dan memperlihatkan buku seperti yang Jiyeon katakan.

sedangkan Sehun yang merasa di rugikan saat ini, ia bahkan tidak pernah tertarik pada buku sejenis itu meski Liu sering menawarkan untuk membeli buku-buku itu sebelumnya.

'orang ini ...apa yang di katakannya!,ia tidak berpikir dulu apa? sebelum mengatakan tuduhan itu, Apa otaknya tidak bekerja? seseorang kehilangan harga dirinya saat ini'berang Sehun dalam hati

Mendengar penuturan Jiyeon dengan raut wajah polos ekspresi Zhaou cukup berubah senyumnya tak sesegar sebelumnya ia menanggung malu dengan apa yang di lakukan putranya jika itu benar.

sedangkan weyi?,

Ya Sebelumnya ia hanya membulatkan matanya tak percaya dengan penuturan polos Jiyeon dan kini berusaha mencairkan suasana

"wah.. musim salju sekarang telah membuat rakyat cukup kelimpungan ~".

Begitulah pertemuan itu berlangsung

Tanggal pernikahan sudah di tentukan dan mendapat persetujuan dari ke dua pihak keluarga.

*

kini Jiyeon dan Weyi sudah memasuki tandunya pergi meninggalkan kediaman oh acara penentuan tanggal pernikahan telah selesai.

Sehun berjalan di belakang ayahnya bersama liu yang mengekorinya ,Ayahnya saat ini di mode yang memerah menahan marah, dan kini menghadap Sehun dengan raut kesal.

"Sehun.. ! di mana pikiranmu?!!, jika kau menyimpan buku-buku senonoh harusnya kau simpan untuk dirimu sendiri!!!, kau membuatku malu saat ini!!"Zhao menekan ucapannya dan juga keningnya dengan tangan

"Aku benar-benar malu !!, pertama kalinya aku malu karena mu!!!,aku tidak habis pikir benar-benar..kau memperkenalkan buku seperti itu sebagai buku kesukaanmu pada Jiyeon?! Egh..di mana pikiranmu Sehun.. memperkenalkan..buku seperti itu pada gadis polos !, Tidak-kah kau berpikir bagaimana pendapat orang tentang mu!!aku kecewa padamu saat ini ....hah..lain kali bertindaklah dengan nalar mu!!!,aku tidak..augh!"menekan pundaknya yang sakit meninggalkan Sehun dengan kekesalannya.

Liu cukup bingung dengan kemarahan tuan besarnya sedangkan Sehun hanya bisa memandang tunduk pada ayahnya.

Setelah Zhao sudah tidak di sana

Liu bertanya

"Sebenarnya ada apa tuan?,apa yang terjadi aku tidak pernah melihat tuan besar semarah ini padamu?kesalahan apa telah kau lakukan?"

Sehun hanya mendengus sebal ia mengepalkan tangannya berusaha menahan unek-unek dan kekesalannya untuk Jiyeon yang sudah membuat ia malu sampai Ayahnya salah paham dan berakhir memarahinya.

(。•̀ᴗ-)

**

Di kediaman Park

"Jaga kesehatan mu Jiyeon!, paman senang tanggal pernikahan akan segera di langsung semoga semua lancar hingga waktunya tiba,oh iya kejadian tadi"ucap weyi

Weyi sedikit berbisik kini ke telinga Jiyeon

"sebaiknya kau tidak memberitahukan pada siapapun lain kali tentang buku kesukaan oh Sehun cukup kau Dan Sehun saja yang tahu kau mengerti"wajah pamannya serius

Jiyeon menahan geli di perutnya dengan semburat senyum untuk menahan tawa ia mengangguk pelan pada pamannya

Weyi kini berbicara dengan normal

"Baguslah semoga kau paham,tapi ada yang mengganjal bukannya Sehun itu harusnya bisu itu yang paman dengar dari orang lain termasuk ayahmu? Tapi..Hah..sudahlah bicara apa aku ini ...titipkan salam ku pada ibumu dan tyuzu dan bilang pada ayahmu semua berjalan lancar"

Jiyeon mengangguk

"Baik paman(menunduk) ,sekali lagi terimakasih,kirimkan salam ku pada bibi juga, hati-hati di jalan "

Pamannya mengangguk dan meninggalkan kediaman Park Canxu dengan tandu dengan beberapa pengawalnya.

Xixi mendekat dengan senyum lebarnya

"Wah nona kau sekarang terlihat ceria sekali,seolah ada pelangi di atas kepalamu,berbeda dari sebelum kau pergi...tadi mau ceritakan padaku?"goda xixi

Jiyeon melirik dengan manik menyipit

"Xixi apa maksudmu..aku hanya benar-benar puas sekali tadi,aku akan menceritakannya di kamar tyuzu "

"Ceritakan juga bagaimana tuan oh Sehun bisa berubah jadi pria yang begitu tampan"kembali menggoda nonanya

Mendengar itu jiyeon tanpa sadar malah mempout bibirnya kemudian mendengus sebal

"kalau itu... aku tidak tahu, dan itu juga masih jadi pertanyaan ku sekarang?, seandainya kau melihatku tadi berhasil membalas dan Mempermalukan si sehun orang menyebalkan itu,pasti kau akan bersorak untukku tadi"jelas Jiyeon kini berjalan meninggalkan xixi

Xixi bingung di tempat

"Mempermalukannya.., membalasnya.?" gumamnya bingung kemudian mengekori Jiyeon yang langkahnya begitu semangat.

*

Di paviliun Tyuzu

"Bilang padanya banyak hal menarik yang ingin aku ceritakan !"jelas Jiyeon pada pelayan setia Tyuzu

Pelayan setia Tyuzuyuzu menjawab

"Maafkan aku nona Jiyeon kau bisa menghukum ku..,tapi nona tyuzu benar-benar sedang marah saat ini padamu Anda taukan bagai mana nona tyuzu kalau sudah seperti itu?" Wajahnya muram

Jiyeon mengangguk

"Yah baiklah aku mengerti tapi bilang padanya oh Sehun itu tidak gendut dan seperti babi buntal, aslinya dia itu tinggi seperti..(berfikir)seperti pohon ya pohon dan wajahnya tidak buruk bilang padanya begitu ya"

Sedikit ragu dengan apa yang di katakan Jiyeon karena pelayan Tyuzu juga sudah pernah melihat rupa oh Sehun secara langsung dan ia kini hanya menuruti jiyeon dengan menganggukkan kepala.

"Baiklah nona akan aku sampaikan"pelayan Tyuzu memberi menunduk hormat pada Jiyeon

Kemudian jiyeon meninggalkan pavilian itu,

"Anak itu.. ,masih saja kesal karena aku menerima perjodohan ini hah..."gumam Jiyeon muram dan  khawatir.

(。•̀ᴗ-)

*

Raut wajah Liu menahan geli pada perutnya

"Wahh Karena kau mengabaikannya dan membuatnya tersesat dia, membalas mu dengan pukulan yang telak tuan! Kkkk, anda tidak boleh tinggal diam anda harus membalasnya lain kali" sambil terkekeh

"Tidak aku tidak suka melawan wanita"jelas Sehun datar

"Tapi yang di lakukan nona itu sungguh keterlaluan, tidak kusangka dia yang akan kau nikahi "balas Liu dengan gurat serius

"Aku anggap setimpal dengan apa yang aku lakukan padanya,dia cukup terkejut dengan tampilan Ku tadi dan aku juga sudah mempermainkannya sebelumnya jadi anggap saja ini telah usai"jawab Sehun sambil jarinya menggaris peta yang ada di atas meja.

Liu memandangi wajah tuan mudanya

"Hem..benar,tapi anda pasti sangat terkejut saat itu..,aku belum pernah melihat wajah terkejut anda sekalipun seandainya aku ada di sana aha..ha.."kini Sehun menoleh memandang jengah Liu yang terkekeh

Liu melanjutkan kata-katanya

"Ya ampun,dia bisa tau buku seperti itu (menerawang ) berarti nona itu ... Pasti dia gadis mesum..!, anda harus berhati-hati padanya tuan!"menggoda tuannya yang berwajah serius yang kini sedang mencoret-coret peta

"Bisa saja dia akan sangat agresif menerkam anda duluan nanti !! Hihihihi " godanya sembari terus terkekeh

Sehun kini kembali menatap Liu dengan wajah datarnya tidak mengerti arti perkataan Liu ia menautkan alisnya memandang heran pada liu.

"Kau kira dia harimau ?"ucap Sehun menggeleng pelan dengan raut wajah keheranan kini kembali fokus pada petanya

Liu yang melihat ekspresi tuannya sedikit gemas dan geli

"Ya ampun... ,tuan mudaku yang tampan ini ...polos sekali "mencubit pipi tuannya tanpa meminta izin dari sang empu

seketika membuat Sehun geli menatap aneh pada Liu.

Sehun menghempas tangan Liu pada pipinya dengan kasar tatapan tidak senang ia berikan pada pengewalnya ini

"Apa yang kau lakukan?"ketusnya.

Liu masih dengan kekehanya

"Hanya menirukan nona Jiyeon saat ia mencubit pipi Chedol,kau melihatnya bukan?bagaimana ia melakukannya? Jika kau di posisi Chedol kau yang seharusnya mendapat cubitan gemasnya itu..."jelasnya

Liu melanjutkan

"Jika kelak menikah..."kemudian mencemprengkan suaranya sambil berpura -pura mencubit

"Jika kelak menikah..." Ulangnya membuat Sehun menautkan alisnya, ia merasa benar-benar geli dengan tingkah aneh liu yang mencoba mencandainya

"Berhentilah kau membuatku  jijik dengan tingkahmu seperti itu!"berang Sehun membentaknya

Liu tidak takut masih terus melanjutkan aksinya

"Sini biar ku cubit..."masih dengan gerakan mencubit dan mencemprengkan suaranya agar terdengar seperti jiyeon

Sehun menghindar dengan raut wajah tidak suka

"Menjauhlah dariku Liu!KAU benar-benar MENGGELIKAN! MENJAUHLAH..!"sedikit meninggikan suaranya dan menghindar dengan alis yang terus bertaut, tapi Liu mengacuhkan Sehun ia terus menggodanya dengan kekehan gelinya

Terlihat dari balik jendela sekarang mereka seperti sedang main kejar-kejaran Sehun mengambil buku tebal dan menggulung buku itu

kini ia pukulkan gulungan buku itu ke kepala Liu.

Plak!!!

pukulan itu hanya mampu menghentikan liu sementara, setelah meringis kesakitan Liu kembali tercengir, kembali  ia menggoda Sehun dan mengejarnya, raut wajah Sehun masih dengan pandangan jijiknya dan terus mengancam pengawalnya ini agar berhenti bertingkah.

Malam itu bulan bersinar begitu terang

meski bintang bersembunyi di balik gumpalan awan kelabu, cahaya bulan memantul dari lautan salju lebih indah dari cahaya bintang.

( ꈍᴗꈍ)

~~

TBC

_______________________________________

Aduh Hyunk mukanya ampun dedek gemsh.. waktu ngedit pictnya seandainya jika tuhanku berkehendak mereka bisa main drama atau filem bareng :) Amiinn,kalo gak moga aja ada sutradara yang ngeliat ff gua terus jadin film dengan karakter yang sama wahh..Amazing ...betapa berbunganya hatiku :v, jangan lupa vote, comen kalo ada yang ngeganjel, maap yak kali ini agak panjang, siip ceunah thanks dukungan kalian begitu berarti buat gua love you all.